Banyak Keputusan Wasit yang Buruk di BRI Liga 1, Legenda Sepak Bola Bali Bisa Memaklumi

oleh Alit Binawan diperbarui 06 Sep 2021, 21:30 WIB
Mantan penyerang Persikota Tangerang dan PSPS Pekanbaru I Komang Mariawan saat bermain dengan komunitas sepak bola Mitra Devata Legend di Lapangan Yoga Perkanthi Jimbaran, Minggu sore (5/9/2021). (Bola.com/Maheswara Putra)

Bola.com, Denpasar - Keputusan pengadil lapangan dalam pekan pertama BRI Liga 1 2021/2022 banyak yang menuai kontroversi, terutama kesalahan saat mengambil keputusan terkait offside. Penyegaran wasit pun sudah dilakukan.

Namun, tetap saja ada kontroversi yang dilakukan wasit dalam pertandingan. Bahkan pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, meminta kepada operator liga agar menggunakan video assistant referee (VAR) di BRI Liga 1.

Advertisement

Kontroversi kesalahan pengambilan keputusan yang dilakukan wasit dalam pekan pertama BRI Liga 1 ditanggapi legenda hidup sepak bola Bali, I Komang Mariawan. Mantan penyerang Perseden Denpasar dan Persikota Tangerang itu menilai hal itu karena sudah lama para wasit juga tidak memimpin pertandingan.

"Jadi kalau saya lihat, mereka itu tidak sering memimpin pertandingan. Apalagi untuk pekan perdana, pemerintah melihat langsung bagaimana jalannya setiap pertandingan. Mereka mau mencoba untuk fairplay, tapi justru ada yang terselip," ujar Mariawan di Lapangan Yoga Perkanthi Jimbaran, Minggu (5/9/2021).

Ayah dari dua anak yang sempat menjadi bagian The Dream Team PSPS Pekanbaru di Liga Indonesia pada 2002 hingga 2004 itu menilai VAR dalam situasi seperti ini memang sangat diperlukan agar tidak ada keputusan kontroversial yang bisa merugikan satu tim.

"Kalau ada pelanggaran bisa ketahuan lewat VAR. Sekarang tergantung PSSI apakah mau menggunakannya atau tidak," ujarnya mengenai kebutuhan penggunaan VAR di BRI Liga 1.

2 dari 4 halaman

Teknologi

Gelandang Arema FC Jayus Haryono mendapat kartu merah pada menit ke-3 pada laga melawan PSM Makassar. Jayus diganjar kartu merah oleh wasit Agus Arifin Fauzan dari Yogyakarta setelah melanggar Sutanto Tan. (Foto: Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Mariawan pun membandingkan kondisi Liga Indonesia pada eranya aktif bermain dengan BRI Liga 1 musim ini. Menurutnya, pada saat ia masih aktif bermain, teknologi belum canggih seperti saat ini. Itu sebabnya banyak pelanggaran keras yang tidak terlihat oleh pengadil lapangan.

"Banyaknya kontroversi wasit musim ini, tentu ada perbedaan besar antara liga sekarang dengan era saya dulu," ujarnya.

"Misalnya wasit saat itu kurang tegas sehingga banyak pelanggaran keras. Pada saat yang bersamaan, kamera TV juga tidak menyorot langsung pelanggaran tersebut. Jadi tidak ketahuan ada pelanggaran. Tapi, itu bumbu-bumbu dalam setiap pertandingan," terang Mariawan.

3 dari 4 halaman

Terpenting BRI Liga 1 Bisa Bergulir

Liga 1 - Ilustrasi BRI Liga 1_18 Logo Peserta Liga (Bola.com/Adreanus Titus)

Bagi Mariawan, setidaknya BRI Liga 1 bisa bergulir. Suporter juga punya hiburan pada masa pandemi. Apalagi hingga sekarang suporter belum diberikan lampu hijau untuk menyaksikan pertandingan di stadion secara langsung.

Dengan kembali bergulirnya BRI Liga 1, banyak pihak yang terdampak.

"Berarti menghidupkan banyak orang. Stakeholder, dalam hal ini adalah klub, bisa bangkit lagi. Penjualan merchandise dan jersey mulai hidup dan klub ada pemasukan dari sana. Pedagang di sekitar stadion juga bisa ikut merasakan dampaknya," ujar legenda sepak bola Bali itu.

"Terutama pemain dan wasit akhirnya bisa bertugas kembali. Kebetulan saya tahu dan mendengar bagaimana keluh dan kesah wasit tanpa adanya kompetisi pada 17 bukan terakhir," lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Peta Persaingan BRI Liga 1