Bola.com, Jakarta - Kuncoro tak bisa lepas dari Arema FC, bahkan masuk dalam daftar legenda tim berjulukan Singo Edan. Pasalnya, pria asal Kabupaten Malang tercatat sebagai pemain maupun pelatih di Arema dalam kariernya.
Loyalitasnya terbilang tinggi untuk Arema, tim dari tanah kelahirannya sendiri. Kuncoro tercatat pernah menjadi penggawa Arema di tahun 1991-1996, kemudian sempat berkostum Assyabaab Salim Group Surabaya, Mitra Surabaya, Persija Jakarta dan PSM Makassar.
Sempat kembali ke Arema di tahun 2001, lantas Kuncoro keluar lagi ke klub lain. Gelora Putra Delta, Perseden Denpasar, Persik Kediri, Persijap Jepara, Persegi Gianyar, Persipro Probolinggo, PSIR Rembang, PSMP Mojokerto, Persikubar, dan Persebaya Surabaya adalah klub yang juga pernah dibelanya.
Akan tetapi jelas Arema Malang tidak dapat dipisahkan dan penuh dengan historis maupun kenangan mengesankan bagi Kuncoro. Seperti pernah meraih gelar juara kompetisi Galatama edisi terakhir di tahun 1993.
Kenangan lainnya adalah menjadi asisten pelatih Arema FC di bawah Milomir Seslija pada tahun 2019 dengan menjadi juara Piala Presiden.
Pemain Belakang Mengerikan
Terlepas dari dua momentum itu, Kuncoro sempat dikenal sebagai pemain belakang Arema FC yang ditakuti di atas lapangan.
Tampil garang, ia punya tekel keras dan kerap berkelahi sehingga akrab dengan kartu kuning dan merah. Namun hal itu semata-mata untuk tim yang dibelanya yaitu agar permainan Arema tidak loyo.
"Pemain malu kalau kalah, makanya ya bagaimana harus mati-matian. Loyalitas tinggi, meski sedang cedera tetap ingin main. Soal kecintaan saya ke Arema, cita-cita saya sejak dulu, tidak muluk-muluk harus jadi pilot. Jadi pemain Arema sudah cukup," terang Kuncoro dalam tayangan YouTube El-Kepet Kelab Henam bulan Juni lalu.
Dari dulu sudah biasa pemain bersitegang atau bahkan bergesekan dengan suporter, karena kami juga menginginkan Arema lebih baik. Saya pun pernah harus menghadapi mereka (suporter). Sementara sekarang yang menyerang klub itu karena mereka tidak tahu di dalam lapangan," tegasnya.
Tidak Sesangar Dulu
Kuncoro yang sekarang ternyata berubah menjadi sosok yang humoris. Tak jarang dia jadi sasaran bahan candaan pemain. Pria 48 tahun itu yang dahulu identik dengan lugas dan keras tapi sekarang lucu dan membuat suasana di tim mencair.
Dengan tegas ia membantah anggapan karakternya yang sangar dan keras adalah bawaan dari lahir. Justru ia mengaku adalah sosok yang sering banyak bercanda di luar lapangan.
"Sejak lahir sebenarnya ya seperti ini, lucu dan banyak guyon. Orang-orang tahunya saya di lapangan sangar, tapi di luar itu ya banyak bercandanya. Meski bercanda, tapi di latihan atau pas pertandingan ya harus mati-matian," lanjut dia.
"Juara Galatama tahun 1993 sempat kembali jadi pelatih di Arema. Orang bilang jadi legenda hidup Arema. Itu adalah obsesi saya sebagai orang malang, terutama mengangkat prestasi Arema sebagai kebanggaan," jelas Kuncoro.