Bola.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menyebut terjadinya tren penurunan angka positif dan akfif di Indonesia. Meski begitu, Wiku tetap meminta masyarakat tidak lengah dan menaati protokol kesehatan.
Jumlah kasus positif dan aktif COVID-19 di Indonesia menurun dalam tujuh pekan berturut-turut. Hal itu mengacu data bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 yang ada di Indonesia.
Menurut data per 5 September 2021, tidak ada lagi provinsi dengan BOR di atas 60 persen. Adapun saat ini, jumlah BOR tertinggi di Indonesia terjadi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan angka 45,47 persen.
"Kasus positif dan kasus aktif di Indonesia mengalami penurunan. Kabar baiknya penurunan pada pekan ini menandakan kasus positif maupun persentase kasus aktif nasional telah turun selama tujuh minggu berturut turut," kata Wiku dalam konferensi pers virtual.
Wiku tetap mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tetap bijaksana dalam menghadapi pandemi COVID-19. Caranya adalah dengan mendukung kegiatan vaksinasi hingga menerapkan protokol kesehatan ketat dalam kegiatan sehari-hari.
"Pemerintah meminta kepada masyarakat agar tetap bijaksana dalam menyikapi perkembangan pandemi COVID-19 yang cukup positif ini. Penting untuk diingat, masih ada potensi kenaikan kasus apabila kita tidak bijaksana menyikapi masa-masa ini," tegas Wiku.
Tembus 4,1 Juta Kasus
Kasus positif COVID-19 harian di Indonesia bertambah 7.201 kasus pada Selasa (7/9/2021). Jumlah ini menggenapkan akumulasi COVID-19 yang terjadi di Indonesia sebanyak 4.140.643 kasus.
Jumlah kasus yang sembuh COVID-19 mencapai 14.159 orang. Secara keseluruhan sudah ada 3.864.848 orang yang berhasil sembuh di Indonesia.
Adapun jumlah kematian akibat COVID-19 juga bertambah 638 orang. Dengan demikian, jumlah kematian akibat COVID-19 di Indonesia secara keseluruhan mencapai 137.156 orang.
Tak Ingin Kecolongan
Pemerintah Indonesia tak ingin kecolongan terkait kehadiran COVID-19 varian Mu. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menyebut satu di antara caranya adalah dengan pengetatan kebijakan karantina internasional.
Virus SARS-CoV 2 Varian Mu atau B1621 saat ini sedang menjadi perhatian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian virus COVID-19 ini diklaim lebih ganas ketimbang delta.
"Varian Mu atau B1621 merupakan varian yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021. Varian ini kemudian ditetapkan sebagai yang diamati WHO pada 30 Agustus 2021," kata Wiku dalam konferensi pers virtual.
"Pemerintah mencegah munculnya varian baru di dalam negeri melalui vaksinasi serta kebijakan menyeluruh untuk menekan angka kasus," tegas Wiku.