Bola.com, Makassar - Aksi Bobby Satria sebagai stoper pernah kental mewarnai kiprah Timnas Indonesia junior di pentas internasional. Pria kelahiran Padang, 24 Agustus 1986, itu selalu menjadi bagian penting skuad Garuda Muda dari kategori U-16 sampai U-23. Prestasi itu membuatnya sempat digadang jadi suksesor Yeyen Tumena, seniornya sesama pesepak bola asal Sumatra Barat.
Ketika berstatus pemain timnas junior, Bobby Satria pernah merasakan atmosfer pertandingan SEA Games, Asian Games, Piala Asia dan Pra-Olimpiade 2008. Selepas ajang yang disebut terakhir, nama Bobby perlahan tapi pasti menghilang dari skuad Garuda.
Kiprah di level klub pun tak terlalu cemerlang. Ia tercatat hanya meraih satu trofi juara Piala Indonesia bersama Sriwijaya FC pada 2010.
Padahal, sebelum bergabung di Muba United, timnya saat ini yang berkiprah di Liga 2, Bobby tercatat pernah berkostum sejumlah tim papan atas pada saat itu. Selain Sriwijaya, ia pernah menjadi bagian dari Persita Tangerang, Persebaya Surabaya, Mitra Kukar dan Bali United.
Dalam channel Youtube Minang Satu, Bobby mengungkapkan perjalanan kariernya di dunia sepak bola yang dimulai dengan bergabung di SSB PSTS Tabing ketika masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.
Pada 2001, bakat Bobby terpantau pemandu bakat dari Diklat PPLP Sumbar yang memasukkan namanya dalam daftar pemain muda yang diproyeksikan menjadi aset masa depan sepak bola Indonesia. Pada tahun yang sama, bersama rekannya di Diklat PPLP Sumbar, Septian Feri, Bobby dipinjam oleh Semen Padang yang mewakili Sumbar berkiprahndi Liga Bogasari U-15.
Dari ajang itu, peruntungan Bobby di dunia sepak bola mulai terbuka dengan menjadi bagian dari Timnas Indonesia U-16 yang menjalani pemusatan latihan jangka panjang di Medan. Oleh PSSI, tim ini diproyeksikan berlaga di Piala Asia U-20 2004.
Berstatus pemain timnas U-16, Bobby Satria berturut-turut merasakan sejumlah laga internasional, di antaranya Piala AFF U-16 serta kualifikasi Piala Asia U-17.
Gabung Persita dan Raih Trofi
Bobby Satria akhirnya menjadi bagian skuad Garuda Muda untuk berkiprah di Piala Asia U-20 setelah lebih dulu lolos dari fase kualifikasi karena menyingkirkan Maladewa dan Filipina. Sayang, pada putaran final yang berlangsung di Malaysia, Timnas Indonesia U-20 langsung tersingkir di penyisihan grup. Selepas ajang itu, para pemain timnas U-20 disalurkan ke Persiba Bantul.
Tapi, Bobby memilih memperkuat Persita Tangerang yang saat itu dihuni pemain papan atas kompetisi kasta tertinggi Tanah Air, seperti Firman Utina, Ilham Jaya Kesuma, dan Mukti Ali Raja. Menariknya, pada pramusim, Bobby ditunjuk oleh pelatih Persita, Benny Dollo, menjadi kapten Persita pada turnamen Piala Jusuf di Makassar.
Bobby mengaku awalnya sempat menolak karena sungkan dengan para senior di Persita. Tapi, Benny Dollo meyakinkannya, menyatakan rasa percayanya terhadap kemampuan Bobby. Bersama Persita, Bobby Satria akhirnya meraih trofi juara setelah mengalahkan tuan rumah PSM Makassar dengan skor 1-0 di Stadion Mattoangin.
Selepas dari Persita, Bobby bergabung di Persebaya yang saat itu berkiprah di kasta kedua Liga Indonesia. Meski begitu, Bobby tetap yakin bisa menjadi bagian Timnas Indonesia dengan asumsi tetap bermain baik di klub.
Stagnan Bersama Sejumlah Klub
Jelang SEA Games Laos 2009, Bobby Satria mengaku mendapat telepon dari ofisial Timnas Indonesia U-23 yang memintanya segera bersiap untuk bergabung di pelatnas yang berlangsung di Palembang.
Menurut Bobby, ia sempat meminta sang ofisial itu mengecek ulang daftar nama pemain yang dipanggil. Terbukti, tiga hari kemudian, ofisial itu mengabari Bobby bahwa namanya 'menghilang' dari daftar.
Meski kecewa, Bobby tak ingin larut. Apalagi pada waktu sama, ia mendapat tawaran dari manajemen Sriwijaya FC yang ditangani Rahmad Darmawan. Bersama klub asal Palembang itu, Bobby merasakan atmosfer Liga Indonesia, Piala Indonesia dan Piala AFC pada musim yang sama.
"Alasan saya bergabung di Sriwijaya karena sudah tahu karakter Coach Rahmad yang kerap memberi kesempatan kepada pemain muda untuk mendapatkan menit bermain," terang Bobby.
Dari Sriwijaya FC, karier Bobby terbilang stagnan saat berkostum sejumlah klub, seperti Mitra Kukar, PSPS Pekanbaru, Persikabo Bogor, Bali United dan Kalteng Putera. Ia tercatat dua kali kembali ke Sriwijaya. Terakhir, ia menjadi bagian Muba United yang berkiprah di Liga 2.
"Saya ke Muba karena manajemennya pernah jadi pengurus Sriwijaya," pungkas Bobby.