Warga Positif COVID-19 yang Masih Keluruyan Bakal Digiring ke Isoter

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 15 Sep 2021, 11:03 WIB
Tenaga kesehatan melakukan tes usap (swab) antigen di Jakarta, Senin (25/1/2021). Data Satgas Covid-19 per Senin (25/1) mencatat kasus positif di Indonesia bertambah 9.994 orang sehingga total kasus positif menjadi 999.256 orang atau hampir menembus 1 juta kasus. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Bola.com, Jakarta - Pemerintah tak main-main dalam penekanan penyebaran COVID-19 di Indonesia. Pemerintah bakal bekerja sama dengan satgas di fasilitas publik untuk menjaring masyarakat yang positif COVID-19 dan masih nekat keluyuran.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengaku bakal bekerja sama dengan satgas di daerah dan satgas di fasilitas publik untuk menjaring masyarakat yang masuk kategori hitam. Nantinya, jika terjaring sedang berkegiatan di luar rumah maka akan langsung digiring ke fasilitas isolasi terpusat (isoter).

Advertisement

"Pemerintah berkomitmen dengan kerja sama bersama satgas di fasilitas publik untuk segera merujuk orang yang terjaring, atau masuk ke kategori hitam, atau tergolong positif, atau memiliki kontak erat, untuk segera dipindahkan ke fasilitas isolasi terpusat terdekat," kata Wiku Adisasmito.

Keputusan tegas ini diambil setelah menanggapi pernyataan Kementerian Kesehatan. Aplikasi PeduliLindungi disebut telah mendeteksi ada 3.830 orang positif COVID-19 yang masih beraktivitas di tempat-tempat publik.

Jumlah tersebut terdeteksi 3.000 orang positif COVID-19 masih beraktivitas di mal. Kemudian ada 43 orang positif Covid-19 yang ke bandar udara, 63 orang positif menaiki kereta api, dan 55 orang positif yang masuk ke restoran.

"Kita bisa melihat surprisingly tetap saja ada 3.830 orang yang masuk kategori hitam. Itu artinya positif COVID-19, akan tetapi masih jalan-jalan," tegas Wiku.

2 dari 3 halaman

Lewati Gelombang Kedua

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers perkembangan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (13/7/2021). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19)

Wiku Adisasmito menyebut Indonesia baru saja melewati gelombang kedua COVID-19. Adapun di dunia saat ini sedang mengalami gelombang ketiga yang ditandai melandainya kurva penularan.

Wiku Adisasmito menyebut, Indonesia berusaha mengantisipasi adanya gelombang ketiga COVID-19. Caranya adalah dengan sungguh-sungguh menjaga protokol kesehatan setelah pembukaan aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan memperhatikan pola lonjakan agar tidak menyusul negara tetangga yang sudah mengalami gelombang ketiga.

"Tugas besar kita sekarang mempertahankan kurva yang tengah melandai ini. Terdapat 2 pelajaran utama menjadi catatan kita," tegas Wiku.

3 dari 3 halaman

Data Harian

Tenaga medis di Puskesmas Balai Agung Musi Banyuasin Sumsel, menunjukkan tabung rapid test antigen (Liputan6.com / Nefri Inge)

Angka kesembuhan harian COVID-19 per 14 September 2021 menunjukkan peningkatan mencapai 11.246 orang. Dengan demikian, angka sembuh COVID-19 di Indonesia tembus 3,9 juta orang atau tepatnya 3.942.473.

Sementara itu, angka kasus aktif COVID-19 juga mengalami penurunan. Saat ini, terdapat penurunan 7.368 atau 2 persen menjadi 92.328 orang.

Namun, masih terdapat angka pertambahan orang yang positif COVID-19 dan yang meninggal. Terdapat penambahan 4.128 kasus positif dan meninggal 250 orang karena COVID-19.