Oleh Sang Ayah Dahlan Iskan, Azrul Ananda Ternyata Sempat Dilarang Mengurus Tim Sepak Bola

oleh Abdi Satria diperbarui 15 Sep 2021, 23:30 WIB
Presiden Persebaya, Azrul Ananda. (Liputan6.com/Dimas Angga P)

Bola.com, Jakarta - Sosok Azrul Ananda belakangan lebih dikenal sebagai Presiden Persebaya Surabaya yang dijabatnya sejak 2017. Ketika itu, ia menggantikan Cholid Goromah. 

Hal ini sejalan dengan langkah PT Jawa Pos Sportainment (JPS) mengakuisisi saham PT Persebaya Indonesia sebesar 70 persen, sedangkan sisanya dimiliki oleh Koperasi Surya Abadi Persebaya.

Advertisement

Mulai 2018, PT JPS tidak lagi menjadi pemilik Persebaya karena keluarga Dahlan Iskan, ayah Azrul Ananda melepas sahamnya di Jawa Pos. Setelah itu saham yang dimiliki PT JPS dialihkan ke perusahaan keluarga.

Sebelumnya, Azrul yang juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini mencuat lewat Developmental Basketball League (DBL), sebuah kompetisi liga bola basket pelajar SMP dan SMA terbesar di Indonesia.

Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, Azrul menjadi bagian dari klub bulutangkis Djarum Surabaya yang dilatih Njoo Kiem Bie, legenda bulutangkis Indonesia.

Dalam channel Youtube Helmy Yahya, Azrul mengaku sempat dua kali menolak ketika ditawari untuk mengelola Persebaya. Apalagi sang ayah, Dahlan Iskan pernah mewanti-wantinya dirinya agar jangan pernah terjun di sepak bola.

"Abah (panggilan sang ayah) bilang cukup dia saja yang merasakan sulitnya mengelola tim sepak bola. Abah kan lama menjadi pengurus Persebaya," ungkap Azrul.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Restu Menangani Persebaya

Presiden Persebaya, Azrul Ananda. (Bola.com/Aditya Wany)

Seperti diketahui, Azrul Ananda akhirnya menerima tawaran itu lewat perhitungan matang dengan timnya. Di antaranya jurnalis Jawa Pos, Chandra Wahyudi yang kemudian diplot sebagai manajer Persebaya.

Setelah melewati berbagai proses dan tinggal mencapai kesepatan akhir, Azrul pun menghubungi sang ayah yang saat itu lebih banyak menghabiskan waktunya di Tiongkok.

"Saya mengirim pesan singkat ke Abah dengan kalimat, kita kelola Persebaya. Abah menjawab pesan saya itu dengan kalimat, Abah senang," tutur Azrul.

PTarget awal Azrul saat resmi menjadi Presiden Persebaya adalah mengembalikan tim kebangaan warga Surabaya itu ke kompetisi kasta tertinggi Tanah Air. Seperti diketahui, Persebaya berhasil promosi ke Liga 1 dengan status juara Liga 2 2017.

Pada laga final yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, 28 November 2017, Persebaya mengalahkan PSMS Medan dengan skor 3-2 via babak tambahan waktu.

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Positif di Liga 1

Presiden Persebaya, Azrul Ananda. (Bola.com/Aditya Wany)

Kiprah Persebaya di Liga 1 terbilang baik. Pada musim pertamanya, Persebaya bertengger diperingkat lima klasemen akhir Liga 1 2018. Musim berikutnya, prestasi mereka naik dengan bertengger di peringkat dua di bawah sang juara, Bali United.

Sejatinya, pada Liga 1 2020, Persebaya mematok target lebih tinggi. Sayang, kompetisi terhenti dan kemudian dibatalkan PSSI akibat izin dari polisi tak kunjung turun dengan alasan wabah pandemi COVID-19.

Sebagai Presiden Persebaya yang memiliki latar belakang jurnalis dan pebisnis event olahraga, Azrul mengaku ingin tim yang dikelolanya tak hanya meraih trofi juara tapi juga sehat dan kuat secara finansial.

Bagi Azrul yang menyelesaikan studi International Marketing di Universitas Negeri California Sacramento pada 1999 ini, prestasi harus sejalan dengan bisnis sebuah tim. "Prestasi atau meraih trofi juara butuh dana besar. Jadi harus didukung dengan finansial yang baik," pungkas Azrul.

Sumber: Channel Youtube Helmy Yahya 

4 dari 4 halaman

Di Mana Posisi Persebaya Saat Ini?