Bola.com, Jakarta - Liverpool dan AC Milan melakoni Matchday 1 Liga Champions 2021/2022 dengan sama-sama mencetak gol. Hasil akhir, Liverpool mencetak tiga gol, sedangkan AC Milan hanya sanggup dua gol.
Pertandingan berjalan seru, apalagi Liverpool sempat tertinggal dua gol pada babak pertama. Liverpool, yang bertanding di rumah sendiri, kebobolan dua gol dalam rentang dua menit saja.
Gol pertama AC Milan, sekaligus penyama skor, lahir via Ante Rebic pada menit ke-42. Setelah itu, giliran Brahim Diaz yang membuat publik Anfield sempat terdiam. Sebelumnya, Liverpool unggul lebih dulu setelah Fikayo Tomori melakukan bunuh diri pada menit ke-9.
Pada babak kedua, semua berubah. Liverpool tersengat, dan memori 16 tahun lalu menjadi penyemangat. Yup, kala itu, di final Liga Champions 2005, Liverpool bangkit dan sukses menyalip skor.
Tadi malam, Liverpool melakukan hal yang sama. Dua gol dari Mohamed Salah pada menit ke-48 dan Jordan Henderson (69') membuat Liverpool unggul 3-2 atas AC Milan.
Nah, setelah pertandingan, Sportskeeda memberikan penilaian tentang siapa pemian yang tampil oke dan buruk. Nama pertama yang tampil nge-hit adalah Andy Robertson. Bek kiri Liverpool ini tampil impresif berkat performa tinggi kala bertahan dan ikut membantu serangan.
Pola Kerja
Pola kerja Andy Robertson dengan sang kompatriot di sisi kanan, Trent Alexander-Arnold, layak mendapat acungan jempol. Mereka saling mengurung dari sisi masing-masing.
Andy Robertson selalu berlari dan membuka ruang dari sayap kiri. Ia juga tak lupa melakukan kegemarannya, yakni mengirim umpan silang berbahaya. Soal tekel?, meski tak terlalu sempurna, ia masih bisa mengamankan areanya dengan cara itu.
Hal serupa juga menjadi aksi dari Trent Alexander-Arnold. Ia konsisten dalam memberi ancaman untuk pertahanan AC Milan, terutama dari sisi sayap kanan. Bersama Andy Robertson, Trent Alexander-Arnold menunjukkan titik masalah besar bagi AC Milan.
Tak heran jika perpaduan dua bek Liverpool ini dianggap sebagai yang terbaik saat ini di kawasan Eropa.
Dari kubu AC Milan, nama Fikayo Tomori justru menjulang. Meski tercatat mencetak gol bunuh diri, Tomori tampil brilian di area pertahanan. Ia seperti tahu bagaimana cara bermain di Anfiel, tempat yang sempat menempanya.
Kemampuan Tomori
Tomori punya fisik bagus dan kemampuan mengatur ruang. Ia juga terlihat beberapa kali melakukan tekel sempurna sepanjang pertandingan. Setidaknya, pemain muda Inggris ini sanggup membuktikan di depan mantan klubnya kalau punya kemampuan dengan potensi besar.
Kali ini, urusan pemain yang tampil tak meyakinkan datang dari dua kubu. Theo Hernandez menjadi wakil AC Milan. Ia gagal menampilkan kemampuan terbaik, terutama ketika menjaga area pertahanan di sisinya.
Theo seolah 'terbanting' dengan daya jelajah bek lawan. Kemampuannya dalam mengeksekusi dan membantu serangan dari sisi kiri AC Milan, tak maksimal. Sebaliknya, justru beberapa kali terlalu membuka ruang bagi Liverpool.
Sementara itu, satu pemain Liverpool yang dianggap tak maksimal adalah Naby Keita. Berstatus pemain pengganti Harvey Elliott yang cedera, ia tak sanggup berkembang.
Menurut catatan Sportskeeda, Naby Keita justru lebih sering sebagai penonton sepanjang pertandingan. Daya jelajah dan penguasaan lapangan tengah terlihat tak maksimal. Jadi, bukan kejutan ketika dia harus keluar pada menit ke-70, diganti Thiago Alcantara.