Bola.com, Jakarta - Duel Barito Putera vs Persikabo 1973 pada pekan keempat BRI Liga 1 2021/22, mungkin bakal menentukan nasib kedua pelatih. Saat ini, kedua tim tersebut berada di zona degradasi karena gagal meraih kemenangan dalam tiga laga awal.
Persikabo 1973 sedikit lebih baik dengan koleksi dua poin setelah meraih hasil imbang dengan Madura United dan Persik Kediri. Tetapi saat menghadapi Persebaya Surabaya mereka takluk skor cukup telak 3-1.
Sementara Barito Putera harus puas dengan sebiji poin dari jumlah pertandingan yang sama. Kekalahan beruntun dari Persib Bandung dan Bali United terhenti setelah mereka bermain seri dalam Derby Papadaan kontra Borneo FC.
Namun yang jelas, baik Djadjang Nurdjaman dan Igor Kriushenko sama-sama diharuskan segera memetik tiga angka penuh. Menghadapi sesama klub papan bawah, tentu bakal menjadi kesempatan emas untuk menjauhi zona merah.
Tetapi bekal semangat dan tekad ingin menang saja tentu tak akan cukup. Kedua pelatih wajib memutar otak untuk mencari strategi terbaik demi tiga poin perdana di BRI Liga 1 2021/2022.
Barito Putera Andalkan Pemain Muda
Dalam beberapa tahun terakhir, Laskar Antasari, julukan Barito Putera, terlihat getol mengorbitkan pemain-peman muda. Bahkan di BRI Liga 1 2021/22, mereka merupakan pemain dengan rataan skuad paling muda diantara 17 klub lainnya.
Pelatih asal Majalengka itu tentu paham bagaimana sulitnya bermain dengan mayoritas pemain muda. Di skuad Barito Putera saat ini, setidaknya ada 10 pemain yang belum genap berusia 21 tahun.
Meskipun di pramusim Piala Menpora 2021 lalu beberapa pemain tampil mengigit. Tetap saja atmosfer kompetisi dan tekanan yang diberikan sangat berbeda.
Saat kalah di turnamen, tak ada konsekuensi apapun yang mungkin menimpa sebuah tim. Tapi di kompetisi, mereka bisa saja terdegradasi ke kasta kedua.
Persikabo 1973 Sering Terlambat Panas
Sementara itu, Igor Kriushenko memiliki masalahnya sendiri di Persikabo 1973. Para pemain seperti belum bisa langsung tune in di babak pertama, yang membuat tim terpaksa harus kecolongan lebih dahulu.
Ketimbang mempertahankan keunggulan, klub berjuluk The Army itu jauh lebih sering mengejar angka dari lawannya. Layaknya Panser, mereka harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum menampilkan performa optimal.
Hal inilah yang seharusnya menjadi sorotan utama mantan pelatih tim nasional Belarusia tersebut. Manahati Lestusen dkk wajib menjaga konsentrasi terutama di menit awal bila tak ingin selalu mengejar ketertinggalan.
Meski begitu, beberapa hasil imbang yang mereka dapatkan saat ditangani Igor Kriushenko menunjukkan mentalitas yang baik dari kubu Persikabo 1973. Selain itu, hasil itu menjadi bukti kejeniusannya dalam menganalisa permainan selama pertandingan berlangsung.
Dua kelebihan itulah yang seharusnya ditonjolkan Persikabo 1973 untuk meraih tiga angka pertamanya musim ini. Jika hal itu tak sanggup dilakukan, jurang degradasi telah menganga di samping mereka.