Bola.com, Jakarta - Bek PSS Sleman, Arthur Irawan masuk dalam pusaran konflik di Bumi Sembada. Kehadirannya dalam starter yang diturunkan pelatih Dejan Antonic, dianggap mayoritas suporter tim berjuluan Super Elang Jawa itu sangat janggal.
Sebelum memperkuat PSS Sleman, jebolan Akademi Espanyol tersebut hanya bermain enam kali saja di kompetisi Liga 1. 'Pencapian' tersebut diambil dari empat klub berbeda dalam rentang 2017-2019.
Namun, bersama PSS dirinya seolah mendapatkan performa terbaiknya. Dalam delapan pertandingan yang telah dijalani PSS sejak tahun lalu, Arthur tampil sebagai starter dalam enam pertandingan.
Dua laga dimana dirinya tak jadi starter, terjadi bukan karena penampilannya menurun. Tetapi karena dirinya dibekap cedera yang membuatnya absen dalam kedua laga tersebut.
Saat loyalis PSS meminta manajemen mencoret Arthur, tanggapan unik dilontarkan CEO PT. Putra Sleman Sembada (PSS), Marco Gracia Paulo. Mantan bos Badak Lampung tersebut menyebut tak bisa melihat pemain dari satu sudut saja.
"Tapi kalian lihat dulu dong, Arthur statistiknya kayak gimana," ungkap Marco dalam sambungan telepon kepada fans PSS.
Sontak pernyataan itu menjadi buah bibir di kalangan fans. Benarkah Arthur Irawan memiliki statistik cemerlang?
Perbandingan Statistik Bek Sayap PSS Versi Statoskop
Penyedia data statistik sepak bola Indonesia, Statoskop mengunggah hal menarik di akun Instagram-nya. Di tengah keriuhan kepantasan Arthur membela panji Super Elang Jawa, mereka menunjukkan perbandingan statistik para bek sayap PSS musim ini.
Diketahui, Arthur memiliki 185 menit bermain alias terbaik ketiga dibawah Bagus Nirwanto, dan Samsul Arifin. Jika dirata-rata, mantan penggawa Persebaya Surabaya tersebut setidaknya bermain selama satu jam per laga.
Tak hanya itu, Arthur juga berhasil mencatatkan satu umpan kunci dan hanya kalah dari sang kapten yang berhasil menorehkan empat umpan kunci. Samsul dan Derry Rachman bahkan belum pernah melakukannya.
Untuk urusan defensif, statistik Arthur juga terbilang cukup bersaing. Catatan 2 intersep per laga, 2,3 sapuan per laga dan lima recovery yang dilakukannya, merupakan yang terbaik kedua diantara bek sayap PSS lainnya.
Untuk urusan tekel, Arthur pun hanya kalah dari Bagus yang mencatat 4,2 tekel per laga. Namun, mereka tak menjabarkan berapa banyak tekel sukses yang dilakukan masing-masing pemain.
Begitu pula dengan statistik umpan sukses, Arthur tercatat melakukan 14,3 umpan sukses per laga dan hanya kalah dari pencapaian Bagus yang selalu bermain di lima pertandingan perdana musim ini.
Hanya saja, tak diketahui jenis umpan yang dilakukan sang pemain. Apakah itu umpan progresif atau justru umpan-umpan ke belakang yang tak memiliki arti apapun bagi tim.
Statistik Bukan Patokan Utama Penilaian Pemain
Dalam unggahannya, Statoskop menuliskan keterangan bila data statistik bisa dijadikan salah satu penilaian seorang pemain. Namun, tak lantas menjadi patokan utama dalam menentukan bagus atau tidaknya seorang pemain.
Mereka juga menyebut bila layak tidaknya seorang pemain bermain sebagai starter, tidak bisa hanya dilihat dari segi statistik. Jadi, menuhankan data statistik adalah kesalahan fatal.
Data statistik sejatinya merupakan salah satu penunjang dalam sebuah pertandingan. Kumpulan data yang tercipta tersebut dapat dirangkum sedemikian rupa untuk menemukan pola yang sama.
Dalam proses analisa permainan misalnya, data statistik ini bisa dibilang pembuka jalan untuk melakukan pengamatan di sebuah pertandingan. Dari data statistik yang sudah ada, analis pertandingan bisa memetakan siapa-siapa yang perlu diwaspadai.
Misalnya, pemain A memiliki catatan umpan kunci terbanyak di sebuah tim. Analis permainan tinggal memperhatikan secara seksama bagaimana si A berperan besar dalam skema penyerangan timnya.