Bola.com, Jakarta - Pelatih Persela Lamongan, Iwan Setiawan, kecewa berat dengan performa anak asuhnya setelah dibantai 0-3 oleh Arema FC pada pekan keenam BRI Liga 1 2021/22.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Madya, Senayan, Minggu (3/10), Carlos Fortes menjadi bintang kemenangan Arma FC berkat dua golnya ke gawang Persela Lamongan. Sementara satu gol lainnya diciptakan M. Rafli lewat tendangan bebas sempurna.
"Selamat untuk Arema FC atas keberhasilannya meraih poin penuh dari kami. Jujur saya sangat kecewa dengan penampilan tim kami. Ini sangat diluar prediksi kami. (Pertandingan) sebelumnya, tim kami aktif, tapi apa yang diperlihatkan malam ini, saya sangat kecewa," ungkap Iwan Setiawan.
Pelatih asal Medan ini tak habis pikir dengan kesalahan individual yang dilakukan oleh pemainnya. Padahal, dia sudah mewanti-wanti bila satu kesalahan saja di level elite bisa berakibat fatal.
"Semua pasti setuju karena proses gol Arema tercipta karena kesalahan kami. Itu yang membuat saya tidak nyaman. Soal skema kami sudah siapkan seperti sebelumnya. Tapi, seperti yang selalu saya katakan, one mistake one goal. Itu yang terjadi saat gol kedua dan ketiga," sesal pelatih Persela Lamongan itu.
Kecewa dengan Penampilan Pemain
Mantan pelatih Persebaya Surabaya itu mengaku kecewa dengan penampilan pemain Persela Lamongan di pertandingan ini. Hal itu yang mendorong Iwan Setiawan langsung melakukan pergantian pemain sebelum babak pertama usai.
Hal itu bisa dikatakan sebagai bahan instrospeksi bagi anak asuhnya. Jika tak bisa menampilkan performa terbaiknya, jangan harap akan mendapatkan menit bermain yang cukup.
Iwan Setiawan mengaku tak akan menutup mata dengan penampilan anak asuhnya. Entah pemain asing atau lokal ataupun pemain muda atau senior, di mata Iwan semua sejajar.
"Dwi (Kuswanto) enggak main (pertama) karena Ravi (Murdianto) menjanjikan pada beberapa laga sebelumnya. Hari ini dipasang starter, tapi jujur saja kurang performanya. Termasuk juga M. Nasir yang digantikan (Sandy) Ferizal. Inilah sepa bola," tegasnya.
Perkara Mentalitas
Memiliki banyak pemain muda di Persela Lamongan, pelatih berusia 63 tahun itu mengakui bahwa itu seperti pedang bermata dua. Satu sisi, hal itu akan memberikan keuntungan, tapi di sisi lain merupakan sebuah kesulitan tersendiri.
Jika pelatih bisa memberikan motivasi yang tepat, sang pemain bisa berkembang dengan sangat pesat. Apalagi jika ditunjang metode kepelatihan yang baik, akan menciptakan seorang pemain muda yang tangguh.
Hal itulah yang terjadi di Persela. Sayangnya, dalam seri pertama BRI Liga 1 2021/2022 ini rasanya lebih banyak kegagalan yang harus mereka terima daripada raihan tiga poin penuh.
"Sejak saya gabung Persela, sudah bisa saya bayangkan. Makanya saya coba kerja keras dengan pemain muda. Jadi evaluasinya ada di masalah mental mereka. Saya mungkin harus lebih cerewet agar mereka bisa lebih percaya diri lagi," tandasnya.