Bola.com, Jakarta - Semua orang setuju bahwa olahraga sangat penting untuk kehidupan yang sehat. Olahraga membuat manusia menjadi lebih kuat dan lebih energik, lebih percaya diri, dan optimistis. Bahkan yang terpenting, olahraga mengajarkan keterampilan dan nilai-nilai positif yang berguna untuk kehidupan.
Nilai positif tersebut antara lain kedisiplinan, respek, pantang menyerang, ketahanan, baik fisik, mental maupun sosial, ketekunan, kepemimpinan, dan kerja sama tim.
Olahraga juga mengajarkan seseorang menentukan goal setting dan kemudian berusaha dan bekerja keras yang merupakan value of effort untuk mencapai tujuannya. Artinya, dengan rutin terlibat dalam olahraga, seseorang bisa menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
Ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang memilih menjadi atlet, tapi juga siswa di sekolah, seorang profesional di tempat bekerja, dan warga negara di dalam masyarakat. Sayangnya, masih banyak orang di Indonesia yang tidak menyadari hal ini.
Dalam laporannya pada 2005, United Nations menuliskan bahwa olahraga memiliki arti yang sangat luas, tak hanya sekadar didefinisikan sebagai aktivitas fisik semata atau hanya bertujuan untuk mencapai prestasi.
Tapi, lebih dari itu, olahraga masuk dalam definisi yang pada dasarnya merupakan segala bentuk aktivitas fisik yang bisa berkontribusi kepada kebugaran, kesenangan, kesejahteraan mental, dan interaksi sosial (Pettifor, 2008).
Permasalahan olahraga di Indonesia, satu di antaranya adalah begitu banyak masyarakat berpandangan olahraga semata-mata bertujuan meraih prestasi saja. Menjadi atlet, meraih prestasi, dan kemudian mendapatkan bonus yang besar, di mana itu yang kerap terjadi dalam beberapa tahun belakangan setelah atlet-atlet Indonesia berprestasi di level internasional.
Mungkin jarang sekali orang tua mengikutkan anaknya dalam kegiatan olahraga untuk membentuk kepribadian yang baik dan unggul lewat penanaman nilai-nilai dalam keolahragaan. Rata-rata orang tua mengikutsertakan anaknya berolahraga semata-mata hanya demi berorientasi terhadap prestasi dan gerak motorik.
Prestasi Penting, tapi...
Dalam buku berjudul "Kebijakan dan Pengembangan Olahraga", Prof. Dr. H. Amung Ma'mun, M.pd, mengelompokkan praktik paradigma melalui olahraga (development through sport) dalam level mikro. Transfer nilai tersebut merupakan proses dalam memposisikan olahraga sebagai wahana dalam pengembangan anak muda yang positif atau Positive Youth Development (PYD)
Prestasi merupakan bagian penting dan kerap menjadi ujung tombak keberhasilan sebuah pembinaan. Namun, lebih luas dari itu, olahraga memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Olahraga merupakan forum yang tepat untuk mempelajari keterampilan, seperti disiplin, kepercayaan diri, dan kepemimpinan. Tak hanya itu, tapi juga mengajarkan prinsip inti dari kehidupan, seperti toleransi, kerja sama, dan rasa hormat.
Olahraga mengajarkan nilai mentalitas seperti bagaimana cara mengelola kemenangan, serta bagaimana mengelola kekalahan. Berdasar pendapat Pettifor (2008), aspek positif olahraga ini dapat menjadi kendaraan kuat untuk mendapatkan kecakapan hidup.
Dengan demikian olahraga dapat menjadi alat bagi setiap orang untuk mendapatkan kesehatan, kebugaran, bahkan mendapatkan kecakapan hidup yang lebih baik.
Pentingnya Partisipasi untuk Meningkatkan Kemampuan
Konsep 'olahraga untuk semua' atau Sport for All, adalah inti dari pemahaman ini. Inisiatif olahraga untuk semua memiliki tujuan untuk memaksimalkan akses dan partisipasi manusia dalam bentuk aktivitas fisik yang sesuai.
Penekanan ditempatkan kepada partisipasi dan inklusi semua kelompok dalam masyarakat, tanpa memandang jenis kelamin, usia, kemampuan atau ras.
Sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh United Nations, bahwa The Practice of physical education and sport is a fundamental right for all, olahraga selanjutnya dapat membangun kemampuan manusia dengan meningkatkan pengetahuan dan berkontribusi kepada pendidikan.
Dengan adanya pendidikan jasmani yang masuk dalam kurikulum sekolah, akan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bisa melakukan olahraga rekreasi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk belajar.
*Penulis merupakan Founder Pride Taekwondo Club, lulusan Program Pasca-Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, jurusan olahraga, dan juga mantan atlet serta pelatih tim nasional Taekwondo Indonesia.