Bola.com, Jakarta - Persiraja Banda Aceh dan Persik Kediri setali tiga uang. Dua manajemen tim promosi ini mendatangkan empat pemain asing debutan di BRI Liga 1 2021/2022.
Dari kacamata pengurus Laskar Rencong pemain baru nilai kontraknya tak terlalu mahal, bila dibandingkan sosok impor yang pernah bermain di Indonesia.
Meskipun kebijakan ini juga sangat berisiko seperti membeli kucing dalam karung, bila Persiraja salah pilih pemain. Beruntung Lantak Laju memiliki pelatih Hendri Susilo.
Menurut penuturan Hendri Susilo, dia harus memelototi semua video sampling rekaman para pemain asing yang disodorkan agensi.
"Agen menawarkan banyak pemain ke Persiraja. Saya harus jeli melihat aksi pemain di video tersebut. Ini tak mudah. Bila saya salah penilaian, kami juga bisa salah kontrak pemain," kata Hendri Susilo.
Mantan asisten Benni Dolo di Persija ini bersyukur dari empat legiuner asing yang direkrut Persiraja musim ini cukup menjanjikan.
"Paulo Henrique dan Leo Lelis bisa langsung nyetel dengan tim. Shori Murata nilainya masih di tengah. Hanya Vanja Markovic yang butuh penanganan lebih baik lagi. Skill Vanja bagus, fisiknya yang masih kurang," tuturnya.
Dari enam laga yang telah dijalani, Persiraja Banda Aceh masih berada di dasar klasemen sementara dengan koleksi tiga poin. Sebenarnya sosok-sosok impor ini bisa jadi motor penggerak tim. Seberapa besar peran kuartet asing Persiraja, berikut ulasan Bola.com.
Paulo Henrique
Striker jangkung asal Brasil ini jadi belanja terbaik yang dilakukan Persiraja di bursa transfer. Dia bisa cepat beradaptasi dengan iklim, lingkungan, dan atmosfer sepak bola Indonesia.
Makanya Paulo langsung moncer sejak pekan pertama BRI Liga 1 yang dimulai 27 Agustus lalu. Aksinya seolah menenggelamkan pamor para bomber asing yang beredar musim ini.
Paulo penyumbang gol terbanyak bagi tim. Dari lima laga yang dilakoni, Paulo mampu mencetak lima gol. Dia hanya mandul, ketika Persiraja ditundukkan Persija 0-1 di pekan keenam lalu. Sementara saat Persiraja dijinakkan Persela 0-1, Paulo absen karena akumulasi kartu kuning.
Paulo Henrique sempat memimpin daftar pencetak gol terbanyak. Namun akhirnya disalip striker Bhayangkara FC, Ezzequel N'Douassel, yang saat telah mengemas enam gol.
Teknik dan spirit bertanding Paulo Henrique tak perlu diragukan lagi. Kelemahan pada kendali emosi saja. Dari empat pertandingan, dia mengantongi tiga kartu kuning.
Sebagai goalgetter ini sangat merugikan Persiraja karena tim ini tak memiliki cadangan striker yang mumpuni.
Jika ingin terus subur mencetak gol, pada seri kedua nanti, Paulo harus mengurangi gejolak emosi yang meledak-ledak.
Pelatih Hendri Susilo juga harus mengubah cara main lini depan. Karena tim-tim lain telah mengetahui kemampuan Paulo Henrique yang memiliki sundulan bola atas mematikan.
Selain itu, Hendri wajib menyiapkan tandem agar lini depan Persiraja tak sepenuhnya tergantung pada Paulo Henrique saja.
Vanja Markovic
Sebenarnya gelandang serang asal Serbia ini cukup berkualitas. Sayang kemampuan ini tak didukung fisik yang memadai.
Sehingga Vanja kedodoran ketika pertandingan mulai memasuki menit 60 ke atas. Padahal Persiraja butuh dukungan Vanja sebagai penyuplai bola ke striker.
Sebagai pemain asal Eropa, Vanja juga tergolong cepat beradaptasi. Kelemahan fisik ini yang sedang jadi tugas pelatih Irwansyah untuk mendongkrak stamina Vanja.
Keberadaan Vanja di lini tengah juga membuat sektor vital ini cukup solid. Namun masih dibutuhkan komunikasi antarpemain yang lebih bagus lagi.
Shori Murata
Pemain asing dari Jepang ini punya karakter khas Samurai. Shori Murata memiliki mobilitas tinggi dan bandel di lapangan.
Dia cukup sukses sebagai gelandang bertahan yang jadi filter pertama di permainan. Motivasi dan fisiknya juga mendukung.
Shori Murata termasuk sosok cerdas. Dia paham kapan harus bermain lugas, dan kapan mengolah bola terlebih dahulu untuk mengatur ritme permainan.
Sayang gelandang lokal yang dimiliki Persiraja terbatas sehingga Shori Murata sering kewalahan menjadi filter di tengah.
Leo Lelis
Seperti Paulo Henrique, bek tengah asal Negeri Samba ini juga jadi andalan di lini pertahanan. Persiraja sangat tergantung pada sosok Lelis.
Namun dia tak bisa bekerja sendirian. Kendala terbesar karena Persiraja tak punya stok bek yang tangguh. Tak pelak lagi, akibatnya gawang Persiraja mudah kebobolan.
Leo Lelis juga memiliki jiwa kepemimpinan bagus. Dia tak hanya kokoh sebagai benteng, tapi juga mampu sebagai solusi kebuntuan tim. Lelis telah menyumbang satu gol untuk Lantak Laju.