Bola.com, Jakarta - Ramai diberitakan tujuh atlet yang mengikuti PON XX Papua dan teridentifikasi positif COVID-19 kabur dari tempat karantina atau isolasi.
Ketujuh atlet PON tersebut berasal dari Tarakan, Kalimantan Utara, sebanyak satu orang. Jambi dua orang. Lalu Sidoarjo plus Jawa Timur sebanyak tiga orang dan satu atlet lainnya asal Yogyakarta.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali meluruskan terkait adanya isu di atas. "Terdapat informasi sebanyak tujuh orang seolah-olah kabur," kata Menpora melalui rilis yang diterima Bola.com.
"Tetapi tidak seperti itu kenyataannya. Karena kalau untuk naik ke pesawat, itu pasti ada suratnya, minimal antigen. Jadi mereka yang pergi itu sudah di antigen," lanjutnya.
Penyebabnya Keterlambatan Hasil Tes PCR
Menpora Amali mengatakan telah terjadinya keterlambatan dari hasil tes PCR yang dilakukan oleh ketujuh atlet tersebut.
Penyebabnya kurangnya faslitas untuk lab PCR di Papua pada gelaran PON. Sedangkan orang yang melakukan PCR untuk kepentingan kepulangan ke daerah asal banyak.
"Hasil dari PCR, memang terlambat setelah mereka di sana. Kenapa terlambat, karena memang kita di sini kekurangan faslitas untuk lab PCR," ucapnya.
Menpora Amali pun memperkirakan, hal serupa akan terjadi lagi ked epannya. "Saya pun memperkirakan nanti akan terjadi lagi hal semacam itu, karena akan banyak yang numpuk pulang di akhir penyelenggaraan PON ini, tapi mudah-mudahan tidak," tuturnya.
Bukan Kabur
Oleh karena itu, kepada para awak media, Menpora Amali kembali menegaskan jika ketujuh atlet tersebut bukan kabur.
"Jadi sekali lagi dan perlu dicatat jika mereka bukan kabur. Mereka sudah ada suratnya, kalau tidak ada, tidak mungkin mereka bisa naik pesawat, tetapi karena hasil tes PCR yang terlambat, maka baru bisa diketahui di sana," tegasnya.
Menteri asal partai Golkar itu pun mengatakan jika perhelatan PON XX Papua ini benar-benar dijaga terhadap semua aspeknya.
"Semuanya dalam keadaan yang aman. Tidak ada terkesan seolah-olah lari dari karantina dan seolah-olah tidak ada yang menjaga," kata Menpora.
"Semua orang menjaga. Semua bekerja. Panitia bekerja, pihak keamanan bekerja, jadi tidak ada kesan orang kabur tanpa sepengetahuan dari pada kita," ungkapnya.