Piala Thomas 2020: Kisah di Balik Lahirnya Pasangan Dadakan Mohammad Ahsan / Daniel Marthin

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 16 Okt 2021, 17:46 WIB
Pasangan Indonesia, Mohammad Ahsan/Daniel Marthin saat tampil melawan wakil Chinese Taipei di ajang Piala Thomas 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Rabu (13/10/2021). (Badmintonphoto/Yves Lacroix)

Bola.com, Aarhus - Tim bulutangkis Indonesia memberikan kejutan pada pertandingan terakhir Grup A Piala Thomas 2020 kontra Chinese Taipei, Rabu (13/10/2021). Di luar dugaan Indonesia menurunkan ganda dadakan, Mohammad Ahsan/Daniel Marthin

Mohammad Ahsan/Daniel Marthin turun sebagai ganda kedua. Sayangnya pasangan tersebut tak berhasil menyumbang angka bagi tim Indonesia. Ganda racikan baru ini kurang dipayungi keberuntungan saat dikalahkan Lu Ching Yao/Yang Po Han di partai keempat antara Indonesia melawan Chinese Taipei.

Advertisement

Pada pertandingan penyisihan terakhlr Grup A kejuaraan bulutangkis beregu putra Piala Thomas 2020, Ahsan/Daniel takluk lewat pertarungan ketat nan dramatis di Ceres Arena. Wakil Indonesia itu kalah 20-22, 21-17, 21-23 dalam durasi 78 menit.

"Kurang hoki saja," komentar pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi soal penampilan Ahsan/Daniel, seperti dikutip dari rilis PBSI.

Pertarungan antara Ahsan/Daniel melawan Lu Ching Yao/Yang Po Han yang merupakan pasangan rangking 22 dunia berlangsung sengit dan ketat. Dari awal sampai terakhir begitu menegangkan. Dua angka terakhir lawan didapat karena lawan lebih nekad dan ada faktor keberuntungan.

"Kami sudah mencoba yang terbaik di lapangan. Kekalahan ini harus diterima. Kami sudah berjuang keras, hanya kurang beruntung di poin-poin terakhir," sebut Ahsan selepas laga.

Daniel pun mengamini pernyataan seniornya. "Kami hanya kurang beruntung di angka-angka tua. Kami sudah maksimal berjuang di lapangan," timpal Daniel.

Lalu, bagaimana sebenarnya cerita di balik pasangan dadakan Mohammad Ahsan/Daniel Marthin tersebut? 

 

 

2 dari 3 halaman

Demi Taktik

Pasangan Indonesia, Mohammad Ahsan/Daniel Marthin saat tampil melawan wakil Chinese Taipei di ajang Piala Thomas 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Rabu (13/10/2021). (Badmintonphoto/Yves Lacroix)

Pada pertandingan kontra Chinese Taipei, peran ganda pertama tak seperti biasanya diberikan kepada Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Mereka dianggap punya peluang mengalahkan ganda putra terkuat Chinese Taipei, Lee Yang/Wang Chi Lin, meski akhirnya kalah. 

Ganda kedua jelas peringkatnya harus di bawah Fajar/Rian. Pasangan yang tersedia hanya Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. 

Menurunkan Leo/Daniel sebagai ganda kedua di partai penentuan, terlaku riskan. Alasannya, pengalaman dan jam terbang juara Kejuaraan Dunia Junior 2019 ini belum kaya.

Akhirnya, setelah latihan terakhir pada Selasa (12/10/2021) petang, Herry berdiskusi dengan para pemain. Dia meminta Daniel memilih siapa yang akan mendampingi untuk tampil sebagai ganda kedua.

Opsi yang tersedia hanya pada Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan, Ahsan atau Leo. Sementara Kevin Sanjaya kurang segar kondisinya.

"Daniel akhirnya memilih Ahsan. Ya sudah, saya putuskan mereka sebagai pasangan kedua. Sebagai pasangan mereka juga bisa tampil bagus saat latihan di Pelatnas Cipayung dan selama di Aarhus," sebut Herry.

 

 

3 dari 3 halaman

Kesan Mohammad Ahsan

Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, berlatih di Ceres Arena, Aarhus, Kamis (7/10/2021), jelang perhelatan Piala Thomas dan Uber 2020. (PBSI)

 

Bagaimana kesan Mohammad Ahsan ketika berduet dengan juniornya? Sebagai pasangan baru, Ahsan menyebut dirinya bisa berkomunikasi dengan baik bersama Daniel.

"Kami saling mendukung dan memberi masukan. Meski Daniel itu junior saya, dia juga bisa memberi masukan ke saya," sebut Ahsan.

Meski Fajar/Rian dan Ahsan/Daniel kalah, Indonesia berhasil memenangi laga kontra Chinese Taipei. Poin kemenangan disumbangkan oleh tiga tunggal putra yang diturunkan, yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito. 

 

Berita Terkait