Bola.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menyebut pemerintah mulai membuka pintu wisata seiring terkendalinya pandemi. Keputusan itu tertuang dalam Surat Edaran Satgas No. 20 Tahun 2021 dan SK Kasatgas No. 14 tahun 2021 tentang perjalanan internasional pada masa pandemi COVID-19.
Dalam surat tersebut disebutkan mengenai ada beberapa perubahan terkait mulai terkendalinya pandemi COVID-19 di Indonesia. Contohnya seperti mempersingkat durasi karantina menjadi 5 hari dan pengaturan pintu Warga Negara Asing (WNA) yang ingin berwisata ke Indonesia.
"Keputusan untuk memperpendek durasi karantina dan memperluas kriteria WNA masuk Indonesia demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring dengan upaya pengendalian kasus yang telah dilakukan. Keputusan ini dihasilkan dari pertimbangan matang berbagai ahli serta praktisi sektor terkait," kata Wiku Adisasmito.
"Secara saintifik, penambahan exit dan entry test dapat menurunkan peluang penularan pasca karantina selama 5 hari," ucap Wiku.
Kondisi kasus COVID-19 di Indonesia saat ini tergolong terkendali. Situasi itu dibuktikan dengan transmisi virus di komunitas tergolong rendah yaitu 3,01 kasus per 100.000 penduduk.
Kemudian 0,49 kasus rawat inap per 100.000 penduduk dan 0,16 kasus kematian per 100.000 penduduk. Berdasarkan kapasitas respons yang tergolong cukup baik yaitu 0,67 persen positivity rate per minggu, 12,46 rasio kontak berat per kasus konfirmasi dan 5,57 BOR per minggu.
Pemerintah sudah menetapkan 19 negara asal yang boleh memasuki Indonesia untuk kebutuhan wisata selama pandemi COVID-19. Mereka adalah Saudi Arabia, United Arab Emirates, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, Cina, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Prancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
Demi Ekonomi
Wiku Adisasmito juga menyebut pembukaan pintu pariwisata Indonesia secara perlahan dapat membantu kebangkitan ekonomi nasional Seperti diketahui, sektor pariwisata merasakan dampak negatif dari pembatasan mobilitas selama pandemi COVID-19.
Padahal, World Bank telah menyatakan sektor pariwisata menyumbang 10 persen dari produk domestik bruto global dan menjadi pekerjaan 1 dari 10 orang di dunia. Meski demikian, Wiku mengajak masyarakat secara kolektif untuk tetap melaksanakan disiplin protokol kesehatan.
"Jika kita melihat lebih luas efek pembatasan selama ini berdampak pada berbagai nilai pariwisata seperti maskapai penerbangan, hotel, restoran operator tur, pemasok makanan, petani, pengecer dan berbagai usaha kecil dan menengah lainnya," ucap Wiku.
"Pada prinsipnya kegiatan dapat dibuka mampu bertahap aktif berkegiatan seperti sebelum pandemi. Asalkan kita dapat mencapai kepatuhan protokol kesehatan kolektif yang tinggi," tegas Wiku.
Data COVID-19 di Indonesia
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 pada Kamis (14/10/2021) menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus positif sebanyak 1.053. Jumlah itu membuat saat ini terkonfirmasi 4.232.099 kasus di Indonesia.
Meski begitu, adanya juga penambahan kasus sembuh sebesar 1.715. Dengan demikian jumlah kasus sembuh COVID-19 di Indonesia mencapai 4.069.399.
Terjadi pula penambahan kasus meninggal akibat COVID-19 sebanyak 37. Secara keseluruhan, terdapat 142.848 orang meninggal dunia karena COVID-19 di Indonesia.