Pemerintah Kebut Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia dan Anak

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 15 Okt 2021, 09:50 WIB
Warga lansia divaksin di Cibubur Junction, Jakarta, Senin (22/03/2021). Lippo Malls menambah jumlah mal yang membuka layanan vaksinasi di Cibubur Junction, Jakarta Timur yang bekerja sama Dinkes Provinsi DKI Jakarta dan Puskesmas Ciracas. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Bola.com, Jakarta - Pemerintah berencana untuk mengejar target vaksinasi pada lansia dan anak. Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, menyebut upaya itu dilakukan untuk mencegah ancaman gelombang ketiga COVID-19.

Indonesia sedang mengantisipasi gelombang ketiga COVID-19 yang diprediksi terjadi pada akhir 2021. Percepatan vaksinasi lansia dan anak diharapkan bisa menekan angka perawatan di Rumah Sakit dan kematian akibat COVID-19.

Advertisement

"Tingkat vaksinasi lansia perlu terus dikejar.Terutama di wilayah-wilayah aglomerasi dan pusat pertumbuhan ekonomi," kata Jodi Mahardi.

"Untuk persiapan Natal dan Tahun Baru, selain vaksinasi lansia yang perlu ditingkatkan, program vaksinasi anak juga harus segera dilakukan," tegas Jodi.

Pemerintah hingga Kamis (14/10/2021) melaporkan jumlah lansia yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama sebesar 7.388.125 atau 34,05 persen. Adapun yang sudah mendapatkan dosis lengkap mencapai 4.716.947 orang atau 21,89 persen.

Adapun untuk anak yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama usia 12-17 mencapai 4.247.798 orang atau 15,91 persen. Sementara itu, jumlah anak yang sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis kedua mencapai 3.098.166 orang atau 11.60 persen.

2 dari 3 halaman

Kembali Lakukan PPKM

Aktivitas masyarakat di kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta, Minggu (10/10/2021). Wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata Yogyakarta wajib mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan karena Daerah Istimewa Yogyakarta masih berstatus PPKM level 3. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain mengejar target vaksinasi COVID-19 pada lansia dan anak, Pemerintah juga berencana kembali mengadakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Strategi ini diprediksi ampuh untuk menekan penularan pada gelombang ketiga nanti.

"Evaluasi PPKM beserta perpanjangan dan penyesuaian diadakan tiap minggu yang dipimpin Presiden. Itu merupakan strategi yang akan terus dilakukan utamanya dalam menghadapi masa Natal dan Tahun Baru 2022," ucap Jodi Mahardi.

Pemerintah tak ingin kecolongan lagi seperti yang terjadi saat kenaikan penularan COVID-19 pada akhir 2020 disebabkan libur Natal dan Tahun Baru. Pemerintah secara spesifik juga meminta kepada Kementerian Perhubungan, Polri, Gubernur, Pangdam, Kapolda, agar turut menyiapkan strategi mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19 pada akhir 2021.

3 dari 3 halaman

Data COVID-19 di Indonesia

Warga menjalani tes usap PCR di Taman Pintar, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/6/2021). Saat ini, RW 09 dan 10 Kelurahan Kayu Putih dalam status zona merah atau karantina wilayah sejak 4 Juni setelah 22 orang terkonfirmasi positif COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 pada Kamis (14/10/2021) menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus positif sebanyak 1.053. Jumlah itu membuat saat ini terkonfirmasi 4.232.099 kasus di Indonesia.

Meski begitu, adanya juga penambahan kasus sembuh sebesar 1.715. Dengan demikian jumlah kasus sembuh COVID-19 di Indonesia mencapai 4.069.399.

Terjadi pula penambahan kasus meninggal akibat COVID-19 sebanyak 37. Secara keseluruhan, terdapat 142.848 orang meninggal dunia karena COVID-19 di Indonesia.