Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia memang belum pernah menjuarai Piala AFF dan bahkan lekat dengan julukan juara tanpa mahkota lantaran lebih sering keluar sebagai runner-up. Akan tetapi, turnamen sepak bola antarnegara Asia Tenggara ini kerap melahirkan duet maut di skuad Merah-Putih.
Saat ini Timnas Indonesia dihuni oleh sejumlah striker berkelas. Kushedya Heru Yudo di level senior masih memimpin para juniornya seperti Bagus Kahfi, Taufik Hidayat, atau talenta cerah macam Ronaldo Kwateh.
Belum lagi sederet striker naturalisasi yang sebetulnya masih berkualitas, mulai dari Ezra Walian, Ilija Spasojevic, sampai Stefano Lilipaly. Akan tetapi, tampaknya belum ada lagi duet ciamik yang dimiliki Timnas Indonesia.
Di Piala Tiger, yang kemudian bernama Piala AFF, hampir setiap edisinya, Timnas Indonesia memiliki penyerang tajam. Pembuktian tersebut dilakukan di lapangan dengan sumbangan begitu banyak gol.
Ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor teknis, seperti keputusan pelatih kepala dengan menggunakan striker tunggal atau malah tanpa penyerang murni alias memainkan pemain bertipe false 9.
Nah, diharapkan, pada Piala AFF 2020 nanti, muncul lagi duet maut striker di lini depan Timnas Indonesia. Mengingat banyak lahir kombinasi cemerlang dari edisi-edisi sebelumnya, kerinduan melihat dua penyerang saling menghujani gol ke gawang lawan pun makin besar.
Peri Sandria & Kurniawan Dwi Yulianto
Duet Peri Sandria dan Kurniawan Dwi Yulianto di Timnas Indonesia terjadi di Piala Tiger 1996. Ketika itu, dua nama tersebut merupakan penyerang terbaik yang dimiliki Indonesia.
Peri Sandria yang berumur 26 tahun merupakan pemain tajam milik Bandung Raya. Adapun Kurniawan Dwi Yulianto ketika itu berusia 20 dan bermain untuk klub Swiss, FC Luzern.
Kehadiran keduanya membuat lini depan Timnas Indonesia mengerikan. Peri Sandira dan Kurniawan masing-masing mencetak empat gol dalam turnamen tersebut. Sayangnya Timnas Indonesia gagal menjadi juara karena tersingkir di semifinal.
Widodo C Putro & Miro Baldo Bento
Dua tahun kemudian, ada duet yang berbeda di Timnas Indonesia. Ketika itu, Timnas Indonesia mengandalkan Widodo Cahyono Putro dan Miro Baldo Bento di lini depan.
Keduanya sukses membuat lini depan Timnas Indonesia tajam dengan jumlah sumbangan lima gol. Namun, lagi-lagi keberuntungan tidak berpihak buat Indonesia.
Timnas Indonesia tersingkir di semifinal. Namun, pada perebutan peringkat ketiga, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Thailand melalui drama adu penalti dengan skor 5-4.
Gendut Doni & Kurniawan Dwi Yulianto
Pada Piala Tiger 2000 giliran Kurniawan Dwi Yulianto yang berduet dengan Gendut Doni. Kedua penyerang beringas itu berhasil tampil mengesankan sepanjang turnamen.
Keduanya sanggup mencetak delapan gol sepanjang turnamen. Rinciannya adalah Gendut Doni mencetak lima gol, sedangkan Kurniawan menyumbang tiga gol.
Akan tetapi, ketajaman keduanya tetap tak mampu memberikan gelar juara buat Timnas Indonesia. Pada laga final, Tim Merah Putih menyerah 1-4 dari Thailand.
Bambang Pamungkas & Zaenal Arif
Dua tahun berselang tepatnya di Piala Tiger 2002, lini depan Timnas Indonesia dihuni duet Bambang Pamungkas dan Zaenal Arif. Keduanya berhasil tampil mengesankan berkat gol-gol yang dicetak.
Bambang Pamungkas ketika itu mencetak delapan gol, sedangkan Zaenal Arif membukukan enam gol. Akan tetapi, Timnas Indonesia kembali gagal meraih gelar juara.
Pada laga final, Timnas Indonesia harus puas bermain imbang 2-2 melawan Thailand. Namun, keberuntungan Tim Garuda berhenti di babak adu penalti setelah menyerah 2-4 dari Tim Gajah Perang.
Ilham Jaya Kesuma & Boaz Solossa
Piala Tiger 2004 giliran nama Ilham Jaya Kesuma dan Boaz Solossa yang tampil menggila. Keduanya sukses mengumpulkan 11 gol, Ilham dengan tujuh gol dan Boaz Solossa empat gol.
Piala Tiger ini bisa dibilang panggungnya pemain Indonesia. Selain dua nama tersebut, ada pula Kurniawan Dwi Yulianto yang tampil tajam dengan lima gol dan Elie Aiboy dengan empat gol.
Akan tetapi, Timnas Indonesia kembali gagal menjadi juara. Pada laga final, Tim Merah Putih menyerah 1-3 dan 1-2 dari Singapura, di mana laga final sudah menggunakan sistem dua leg.
Cristian Gonzales & Irfan Bachdim
Ada duet Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim di Piala AFF 2010. Ketika itu, keduanya mampu mencetak lima gol.
Selain dua nama itu, ada pula nama Bambang Pamungkas yang mampu mencetak dua gol. Akan tetapi, para pemain tajam itu tak cukup mampu memberikan gelar juara.
Timnas Indonesia kalah di final dari Malaysia dengan agregat 2-4. Kekalahan ini terasa menyakitkan karena dalam laga leg kedua sebenarnya Timnas Indonesia menang 2-1. Namun, pada leg pertama lebih dulu menyerah 0-3 di kandang Malaysia.
Baca Juga
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Foto: Penampilan Heroik Calvin Verdonk saat Membawa Timnas Indonesia Pecundangi Arab Saudi, Satu Indonesia Bangga