Bola.com, Solo - PSM Makassar terlempar dari papan atas klasemen sementara BRI Liga 1 setelah takluk ditangan Borneo FC dengan skor 1-2 pada laga pekan ke delapan di Stadion Manahan Solo, Jumat (22/10/2021).
Kekalahan ini terasa menyesakkan karena skuad Juku Eja sedang diatas angin usai menekuk juara bertahan Liga 1, Bali United pada pekan sebelumnya. Selepas laga tadi malam, pelatih Milimor Seslija langsung pasang badan dengan menegaskan bahwa kekalahan timnya adalah kesalahan bersama bukan personal.
"Tekanan bergelombang dari Borneo FC sejak menit awal membuat PSM kesulitan mengembangkan permainan. Alhasil karakter permainan ala PSM pun tak terlihat," ujar Milo, sapaan akrabnya pada sesi jumpa media.
Lini belakang yang kehilangan bek Abdul Rachman yang terpaksa ditarik keluar karena cedera paling banyak mendapat sorotan. Apalagi Zikir Akbar yang masuk menggantikan Rachman dinilai tidak tampil sesuai harapan sehingga Borneo mampu membalikkan keadaan di babak kedua lewat gol Jonathan Bustos dan Fransisco Torres.
Sebelumnya, PSM unggul lebh dulu berkat aksi Yakob Sayuri.Tapi, dimata Andi Coklat, eks jenderal lapangan The Maczman, kelemahan yang paling terlihat adalah melempemnya lini tengah yang mengandalkan aksi Wiljan Pluim sebagai motor serangan PSM.
Andi Coklat merujuk kesulitan Pluim melepaskan diri dari pengawalan pemain Borneo FC, khususnya Hendro Siswanto. Alhasil, permainan PSM terkesan mononton dan tanpa variasi.
"PSM Makassar terkesan terlalu Pluim sentris. Jadi, ketika Pluim tak berdaya, penampilan PSM pun jauh menurun," tegas Coklat.
Batas Maksimal
Coklat mengakui peran Pluim memang sangat penting buat PSM Makassar. Ia merujuk statistik penampilan Pluim sejak 2017. Dari 90 kali bermain, Pluim mencetak 23 gol dan 29 assist.
"Tapi, fisik dan stamina Pluim tentu punya batas maksimal," terang Andi Coklat.
Tanpa sentuhan magis Pluim, tusukan dari lini tengah yang selama ini jadi andalan PSM juga tak sering terlihat. Kondisi ini berdampak pada kedua sisi sayap yang ditempati oleh Yakob Sayuri dan Ilham Udin Armaiyn.
Parahnya lagi, Rasyid Bakri yang dimasukkan di babak kedua juga tampil tak optimal. Begitu pun dengan Rizky Eka Pratama, penyerang sayap yang kehadirannya tak berdampak signifikan pada penampilan Juku Eja, kecuali bola sontekannya dipengujung pertandingan yang membentur tiang gawang Borneo FC.
"Ada apa dengan Bektur Talgat, gelandang asing yang hanya duduk manis di bangku cadangan," papar Andi Coklat.
Karma Wiljan Pluim
Kekalahan dari Borneo FC ini ibarat karma buat PSM dan Pluim. Sebelumnya, usai mnekuk Bali United, Pluim mengungkapkan skuad Juku Eja bisa mengalahkan tim mana pun kalau seluruh pemain yang dimainkan tampil dengan kemampuan terbaiknya.
Dengan kata lain, dengan melempemnya penampilan Pluim praktis membuat PSM seakan tak berdaya dihadapan Borneo FC.Begitu pun dengan Milo. Pelatih asal Bosnia ini sejatinya sudah khawatir tim asuhannya menelan kekalahan kedua musim ini.
"Seya berharap kekalahan dari Barito Putera tak terulang pada laga nanti," tutur Milo pada sesi jumpa media sehari sebelum laga.
Itulah mengapa Andi Coklat berharap Milo menemukan strategi jitu agar bisa lepas dari ketergantungan pada Pluim. Persikabo 1973, lawan PSM berikutnya pada Selasa (26/10/2021) pasti akan melakukan hal sama untuk mematikan aksi Pluim.
"Kalau bermain seperti menghadapi Borneo FC, sulit buat PSM meraih poin pada laga nanti," pungkas Andi Coklat.