Bola.com, Jakarta - Vaksin booster atau disebut vaksin ketiga COVID-19 dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus corona SARS-CoV-2.
Namun, hingga saat ini terkait vaksin booster ini masih menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat. Di Indonesia, saat ini pemberian vaksin booster hanya diperuntukkan kalangan tenaga kesehatan (nakes).
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan Kementerian Kesehatan akan melakukan pemberian vaksin ketiga selain kepada nakes.
"Skenario penambahan vaksin ketiga sudah disiapkan untuk tahun 2022, namun untuk prioritasnya seperti apa, masih melihat perkembangan lebih lanjut," ujar Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Lantas, bagaimana pandangan World Health Organization (WHO) mengenai vaksin booster ini?
Direktur Departemen, Vaksin, dan Biologi WHO, Katherine O'Brien, dalam sesi wawancara bersama WHO dari video berjudul "WHO’s Science in 5 on COVID-19: Booster shots" dari kanal Youtube WHO, Jumat (10/9/2021), mennjelaskan beberapa hal.
“Apa yang sebenarnya kita bicarakan sekarang adalah, apakah perlu mendapatkan dosis ketiga jika Anda sudah menerima dua dosis pertama? Oleh sebab itu ada tiga alasan mengapa kita mungkin ingin memberikan dosis tambahan,” ujar Katherine.
Menurut dia, ada tiga alasan penting yang harus diketahui terlebih dahulu apabila seseorang ingin mendapatkan tambahan vaksin booster.
Berikut ini tiga alasan WHO tentang vaksin booster, dikutip dari laman resmi covid19.go.id, Minggu (24/10/2021).
Tiga Alasan Menurut WHO tentang Pentingnya Vaksin Booster
1. Jika Tubuh Tidak Merespons
Alasan pertama yakni adanya kondisi tubuh yang tidak merespons saat pemberian dosis vaksin sebelumnya.
Jika Anda termasuk kategori orang yang tidak merespons secara memadai dua dosis pertama yang Anda terima, WHO memiliki beberapa informasi bahwa untuk orang dengan gangguan kekebalan, mungkin perlu menerima dosis ketiga karena dua yang pertama tidak melakukan apa yang mereka lakukan pada orang normal dan sehat.
2. Waktu Kekebalan
Jika seiring waktu kekebalan yang Anda terima dan capai sebagai hasil dari vaksinasi mulai berkurang, vaksin mulai memburuk atau turun seiring waktu sehingga mungkin untuk diberikan vaksin ketiga
Namun, faktanya, menurut Katherine, bukti saat ini menunjukkan bahwa vaksin bertahan dengan sangat baik untuk melindungi kita dari penyakit parah, rawat inap, atau bahkan kematian.
"Jadi, kami tidak melihat bukti kuat yang mengarah pada kebutuhan untuk memberikan dosis ketiga untuk orang yang telah divaksinasi," ungkap Katherine.
Kinerja Vaksin
3. Kinerja Vaksin
Alasan ketiga kemungkinan diberikan dosis ketiga adalah jika kinerja vaksin kurang atau tidak memadai terhadap beberapa varian kekhawatiran yang muncul.
"Dan sekali lagi, vaksin yang kita miliki saat ini melawan variannya dan kami mengamatinya dengan sangat hati-hati, bertahan dengan sangat baik terhadap spektrum penyakit yang parah. Secara umum, vaksin berkinerja sangat baik," jelas Kate.
Kate, yang juga ahli vaksin yang berspesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus, ini mengungkapkan saat ini pihaknya memiliki beberapa bukti bahwa ada sebagian kecil orang, yakni mereka yang memiliki kondisi immunocompromised (gangguan sistem imun) serius, tidak menerima dengan baik dua dosis COVID-19.,
"Itu karena mereka belum cukup menerima dua dosis pertama. Namun selain perlindungan yang diberikan oleh dosis booster, ada beberapa pertimbangan lain yang perlu kita ketahui," imbuhnya.
Kendati demikian, ia melanjutkan, apakah pemberian dosis ketiga benar-benar meningkatkan respons imun, hal ini harus dilihat lebih dalam lagi.
Sebab, menurut Katherine, keamanan dalam pemberian vaksin booster kepada masyarakat perlu dipastikan lebih lanjut.
Katherinemenjelaskan ada hal lain yang turut diperhatikan dalam hal pemberian vaksin booster ini, yaitu keamanan.
“Pemberian dosis ketiga perlu dipantau untuk masalah keamanan, dan kami ingin melihat database keamanan sebelum kami membuat rekomendasi semacam itu. Dan bukti itu juga sedang dibangun, tapi kita belum sampai di sana," tuturnya.
Oleh sebab itu, Katherine berujar saat ini fokus utama adalah pasokan untuk melindungi orang-orang yang belum terlindungi sama sekali oleh vaksin. Di mana hal ini akan mengurangi penularan, dan akan mengurangi kemungkinan lebih banyak varian muncul.