Bola.com, Jakarta - Persebaya Surabaya saat ini memiliki dua kiper muda berkualitas, yakni Ernando Ari Sutaryadi (19 tahun) dan Andhika Ramadhani (22 tahun) yang sama-sama tampil impresif bersama tim yang berbeda.
Ernando menuai pujian berkat keberhasilannya melakukan banyak penyelamatan gemilang bersama Timnas Indonesia U-23 melawan Australia U-23. Meski selalu kalah, dia menjadi mimpi buruk buat tim lawan dalam dua laga kualifikasi Piala Asia U-23 2022 pada 26 dan 29 Oktober 2021.
Sedangkan Andhika Ramadhani tidak ketinggalan dengan membukukan clean sheet dalam dua laga terakhir Persebaya di BRI Liga 1 2021/2022. Dia berperan penting membawa Bajul Ijo menang 1-0 atas Persija (26/10/2021) dan 2-0 atas Persiraja Banda Aceh (31/10/2021).
Di balik performa apik mereka, tentu saja ada sosok penting yang tidak boleh dilupakan. Dia adalah Benyamin van Breukelen, pelatih kiper Persebaya yang mengasah kemampuan Ernando dan Andhika dalam mengawal gawang.
Lantas, apa rahasia sosok yang akrab disapa Benny itu mampu menghasilkan dua kiper top yang sama-sama masih belia? Pelatih kiper Persebaya Surabaya berusia 58 tahun itu memilih merendah.
“Tidak ada rahasianya. Saya tipe pelatih yang suka dengan kiper muda. Saya sudah melihat potensi dua kiper ini. Ernando dan Andhika sama-sama punya motivasi kuat untuk tampil baik. Saya hanya mendampingi mereka,” kata Benny kepada Bola.com, Senin (1/11/2021).
Impian Lama
Benny sejak lama memimpikan bisa menjadi bagian dari jajaran pelatih Persebaya Surabaya. Alasannya, Bajul Ijo merupakan klub besar dengan sejarah panjang dan sarat prestasi di kancah sepak bola nasional.
Belum lagi, Persebaya juga memiliki kompetisi internal yang berisikan 20 klub internal dan saling adu kekuatan. Latar belakang itu membuat klub asal Kota Pahlawan tersebut tidak kekurangan pemain muda berbakat.
“Ernando itu kiper muda yang memang sudah mulai muncul potensinya sejak usia muda. Saya hanya perlu mendampingi dia supaya bisa lebih baik lagi. Dia memang salah satu kiper dengan kemampuan baik,” ungkap kiper Timnas Indonesia era 1980-an itu.
Nama Ernando mulai dikenal setelah membawa Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo. Kiper asli Semarang itu kemudian mampu membawa Persebaya U-20 menjuarai Elite Pro Academy U-20 2019 di bawah arahan pelatih Uston Nawawi.
Sedangkan perjalanan karier Andhika berbeda. Dia memulainya bersama El Faza, klub internal Persebaya. Kariernya mulai melonjak membela klub satelit Persebaya, PS Kota Pahlawan, yang berkompetisi di Liga 3 2017.
Leluasa Pilih Pemain
Berikutnya, dia merupakan bagian dari skuat Persebaya U-19 pada 2018 dan kemudian membela Persebaya U-20 setahun kemudian. Baru pada musim 2020, dia dipromosikan menjadi bagian integral Persebaya senior.
“Andhika itu kiper yang mau bekerja keras. Dia selama ini hanya menjadi pelapis, tapi mau berlatih keras mengerahkan kemampuannya. Dia membuktikan itu di pertandingan Liga 1. Malah, dua clean sheet Persebaya terjadi pada saat Andhika jadi kipernya,” ujar Benny.
Dengan memiliki dua kiper muda yang top, Benny tentu masih bisa mengembangkan kemampuan Ernando dan Andhika. Tapi, apakah pelatih kiper kelahiran Medan itu tidak pusing saat memilih siapa yang harus diturunkan?
“Kenapa harus pusing? Justru kami lebih mudah memilih siapa yang akan dimainkan. Saya akan pusing kalau kami kekurangan stok kiper, siapa yang mau main? Situasi ini sangat membanggakan buat saya,” ucap pria berdarah Belanda-Indonesia itu.
“Makanya kalau ditanya apa rahasia, saya sulit menjawabnya. Sebagai pelatih kiper, saya memberi bimbingan, pendampingan, dan jadi motivator mereka. Sisanya, kiper itu sendiri yang mau bekerja keras untuk tim yang dibelanya,” imbuh Benny.
Stok Kiper Mantap
Menariknya, Persebaya sebenarnya memiliki Satria Tama yang dijadikan kiper utama di musim ini. Sayang, penjaga gawang berusia 24 tahun itu mengalami cedera sebelum bisa tampil di BRI Liga 1.
Berkat polesan Benny, dua kiper pelapis Persebaya kini justru menjadi perbincangan dengan penampilan apiknya masing-masing.
Selain tiga kiper muda itu, Persebaya masih punya satu kiper, yakni sosok senior David Ariyanto. Kiper berusia 34 tahun itu belum pernah sekalipun diturunkan dalam pertandingan BRI Liga 1.
“Saya bersyukur, di Persebaya ini kami semua saling mendukung. Kiper senior memberikan motivasi dan pembelajaran. Banyak dukungan juga. Yang muda pun mau terus belajar. Ini situasi yang sangat bagus di tim,” tutur Benny.
Baca Juga