BRI Liga 1: Kenangan Pelatih Kiper Persebaya Mengorbitkan Kurnia Meiga bersama Arema

oleh Aditya Wany diperbarui 04 Nov 2021, 09:30 WIB
Aksi Kurnia Meiga saa berseragam Arema pada musim 2014. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Surabaya - Duel panas bertajuk Derbi Jatim bakal tersaji pada pekan ke-11 BRI Liga 1 2021/2022. Arema FC dan Persebaya Surabaya dijadwalkan saling adu kekuatan pada laga terakhir seri kedua di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (6/11/2021).

Pertandingan ini membangkitkan kenangan lama bagi pelatih kiper Persebaya, Benyamin van Breukelen. Pria berusia 58 itu pernah berkarier bersama Arema pada 2008. Saat itu, klub tersebut masih bernama Arema Malang.

Advertisement

Dia meninggalkan satu warisan yang berharga untuk klub berjulukan Singo Edan tersebut, bahkan juga untuk Timnas Indonesia. Benyamin merupakan sosok penting dibalik kemunculan kiper Kurnia Meiga.

"Iya. Saya awalnya melatih Timnas Indonesia U-19 bersama Bambang Nurdiansyah. Salah satu penjaga gawangnya adalah Kurnia Meiga. Waktu itu Meiga masih muda sekali," kata pelatih kiper yang akrab disapa Benny itu kepada Bola.com, Rabu (3/11/2021).

Kurnia Meiga mulai muncul saat masih remaja, tepatnya berusia 17 tahun bersama Timnas Indonesia U-19 pada 2007. Dia memiliki kemampuan yang ciamik dalam mengawal gawang, sehingga kariernya melejit dengan cepat.

Kiper yang kini berusia 31 tahun itu juga mengawali karier di level klub di usia yang relatif muda. Dia masih berusia 18 tahun saat direkrut Arema yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009.

"Saya yang membawa Meiga ke Arema. Waktu saya bawa dia ke Arema, banyak yang protes karena dia salah satu penjaga gawang yang alih status. Dia jadi penjaga gawang waktu itu masih kelas 3 SMA, belum tamat (sekolah)," kata Benny.

"Suporter Arema bilang, ‘apa tidak salah? Arema itu klub besar’. Saya bilang saja suporter nanti yang akan menikmati. Karena Meiga ini penjaga gawang yang akan menggantikan Markus Horison untuk Timnas Indonesia. Ini anak luar biasa," imbuhnya.

 

2 dari 5 halaman

Tak Butuh Waktu Lama

Arema FC - Kurnia Meiga (Bola.com/Adreanus Titus)

Tidak butuh waktu lama buat Kurnia Meiga untuk menjadi pilihan utama di Arema. Dia hanya semusim menjadi kiper pelapis, yakni pada ISL 2008/2009, saat Markus Horisan jadi kiper utamanya.

Meiga kemudian tampil secara reguler di bawah mistar Arema setahun setelahnya. Dia ikut membawa Tim Singo Edan menjuarai Indonesia Super League 2009/2010 di bawah arahan Robert Alberts. Dia juga meraih gelar individu pemain terbaik kompetisi tersebut ketika masih berusia 20 tahun.

"Saya tidak lama di Arema. Tetapi, melihat perkembangan Meiga tentu ikut bangga. Setelah dari Arema, saya ke Persiba Bantul. Agak lama di situ sebelum ke Timnas U-23 pada 2014," ungkap Benny.

 

3 dari 5 halaman

Awal Karier di Timnas Indonesia

Kurnia Meiga, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Karier Meiga di Timnas Indonesia senior dimulai saat masuk skuad yang tampil di Piala AFF 2010. Pemilik nama lengkap Kurnia Meiga Hermansyah itu masih menjadi kiper pelapis, karena masih ada seniornya, Markus Horison, yang jadi pilihan utama Alfred Riedl.

Setelah itu, Kurnia Meiga tampil semakin solid bersama Arema. Dia kemudian juga menjadi kiper nomor satu di Tanah Air, dan selalu mendapat kesempatan mengawal gawang Timnas Indonesia di berbagai pertandingan.

Sayangnya, nama Kurnia Meiga sudah menghilang dari persaingan kasta tertinggi kompetisi Indonesia. Kariernya terhenti di Liga 1 2017 karena mengalami penyakit misterius.

 

4 dari 5 halaman

Sulit Tergantikan

Kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga, memberikan instruksi saat melawan Filipina laga Piala AFF 2016 di Philippine Sports Stadium, Filipina, Selasa (22/11/2016). Hingga babak pertama kedudukan masih imbang 1-1. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Sosok Kurnia Meiga di Timnas Indonesia sampai saat ini memang sulit tergantikan. Sebelum sakit, Meiga selalu menempati pos kiper utama Skuad Garuda.

Satu di antara penampilan paling gemilang Meiga di Timnas Indonesia ialah pada Piala AFF 2016. Saat itu, Indonesia keluar sebagai runner-up meski tidak diunggulkan.

Persiapan Indonesia pun mepet karena baru saja terbebas dari sanksi FIFA. Rapatnya barisan pertahanan, termasuk magis Meiga di bawah mistar gawang, menjadi satu di antara kunci pasukan Alfred Riedl melesat hingga final Piala AFF.

Meiga beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang ketika Indonesia menghadapi Vietnam di semifinal. Sayangnya, Timnas Indonesia lagi-lagi harus puas dengan status runner-up setelah kalah dari Thailand di final.

5 dari 5 halaman

Yuk Tengok Posisi Arema FC di Bawah Ini:

Berita Terkait