Bola.com, Jakarta - Manajer Kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB), Asep Saputra mengingatkan bahwa seorang pemain maksimal bermain untuk dua klub dalam semusim di BRI Liga 1 2021/2022 dan Liga 2 2022.
PT LIB membuka banyak periode pendaftaran pemain untuk BRI Liga 1 dan Liga 2 di musim ini.
Periode pendaftaran pemain BRI Liga 1 dibuka pada 28 Agustus-10 September 2021, sedangkan periode kedua pada 15 Desember 2021-12 Januari 2022.
Sementara, periode pendaftaran pemain untuk Liga 2 digelar sebelum kompetisi dimulai, ketika peralihan ke putaran kedua, dan saat jeda menuju babak delapan besar.
Asep mengungkapkan bahwa sebenarnya seorang pemain dapat berpindah klub hingga dua kali semusim alias tiga klub, namun hanya bisa bermain untuk dua tim di antaranya.
Bermain itu artinya pemain mencatatkan penampilan di musim ini, entah sebagai starter atau pengganti, bahkan meski beraksi satu menit sekalipun.
Kenapa tiga klub? Jika seorang pemain belum pernah dimainkan di tim pertama, maka pemain itu bisa bermain untuk tim kedua dan ketiganya dalam musim yang sama.
Sebaliknya, jika pemain itu telah bertanding untuk klub pertama, pemain tersebut masih bisa bermain untuk tim kedua, namun tidak bisa beraksi bagi klub ketiganya.
"Ada catatan dari kami untuk sosialisasi. Kami punya banyak periode pendaftaran pemain. Di BRI Liga 1 ada dua kali, di Liga 2 ada tiga kali," kata Asep di Kantor PT LIB, Menara Mandiri, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
"Namun, di peraturan FIFA, seorang pemain profesional dalam semusim maksimal tiga kali terdaftar, namun hanya boleh bermain di dua klub yang berbeda," jelas Asep.
Kasak-kusuk Periode Pendaftaran Pemain
Kasak-kusuk perpindahan pemain secara masif diprediksi akan terjadi pada bursa transfer putaran kedua BRI Liga 1 mengingat jadwalnya berbarengan dengan akhir dari Liga 2.
Liga 2 bakal tuntas pada 19 Desember 2021. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh sejumlah pemain yang bebas kontrak untuk bergabung dengan klub-klub di BRI Liga 1.
Namun, kesempatan itu tidak berlaku untuk beberapa pemain, misalnya Sirvi Arfani. Penyerang berusia 29 tahun itu sempat bermain untuk Persita Tangerang di musim ini sebelum hijrah ke RANS Cilegon FC. Sirvi juga telah beberapa kali bertanding dengan RANS Cilegon FC.
Top scorer Liga 2 2019 dengan 14 gol itu dipastikan tidak dapat bermain lagi di musim ini jika memilih untuk hengkang dari RANS Cilegon FC setelah Liga 2 selesai.
"Jangan sampai ada satu pemain di putaran pertama sudah bermain di satu klub, lalu putaran kedua pindah klub, dan selanjutnya hijrah ke klub lain," imbuh Asep.
"Itu tidak bisa. Sebab pemain itu sudah dua kali bermain dengan tim yang berbeda dalam semusim. Aturan ini ada di FIFA Regulations on the Status and Transfer of Players atau RSTP dan pada regulasi pemain PSSI," ucap Asep.
Momentum untuk Naik Kasta
Bagi pemain Liga 2 yang baru bermain untuk satu klub di musim ini, bursa transfer paruh musim BRI Liga 1 menjadi momentum untuk naik kasta.
Di Persis Solo, misalnya, tim berjuluk Laskar Sambernyawa itu punya banyak pemain yang berlabel Liga 1, namun memilih untuk berkiprah di Liga 2.
Nama-nama seperti Abduh Lestaluhu, Alberto Goncalves, Fabiano Beltrame, Sandi Sute, hingga Ferdinand Sinaga bakal laris manis pada bursa transfer putaran kedua BRI Liga 1.
Syaratnya, para pemain itu telah bebas kontrak atau Persis bersedia menjual hingga meminjamkannya ke klub BRI Liga 1.
Bagaimana dengan Osas Saha, penyerang PSG Pati yang sempat membela Bhayangkara FC awal musim BRI Liga 1?
Osas dapat kembali ke BRI Liga 1 begitu Liga 2 tuntas karena pemain naturalisasi itu belum pernah bermain untuk Bhayangkara FC, hanya empat kali menjadi penghangat bangku cadangan.
"Misalnya pemain di Liga 2. Seorang pemain bermain di klub A pada putaran pertama, di paruh kedua dia pindah ke klub B. Dia tidak bisa bermain lagi jika pindah ke klub C di delapan besar," papar Asep.