Bola.com, Bandung - Sebutan El Clasico bakal dengan mudah tertuju pada setiap pertemuan dua klub raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid. Kedua tim yang merupakan musuh bebuyutan selalu menyajikan duel sengit hingga mendapat predikat El Clasico.
Julukan itu muncul lantaran ada sejarah yang melatarbelakangi yakni dua tim yang berasal dari dua kota besar di Spanyol dan masing-masing memiliki suporter yang fanatik. Baik Barcelona dan Madrid juga saling berlomba menjadi kampiun.
Di kompetisi sepak bola Indonesia juga ikut tertular sebutan adanya El Clasico, yang tertuju pada dua tim yakni Persib Bandung dan Persija Jakarta. Fanatisme kelompok suporter kedua tim yang memiliki masa besar, semakin menambah aroma rivalitas.
Namun demikian, predikat El Clasico-nya Indonesia yang sebenarnya justru antara Persib Bandung dan PSMS Medan, bukan Persija. Banyak yang menilai Persib dan PSMS menjadi El Clasico di Liga Indonesia dan sudah berjalan sejak lama.
Mantan pemain Persib Bandung era 90an, Herrie Setyawan mengaku bahwa Persib lawan PSMS Medan memang menjadi laga El Clasico di kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air.
"Nama itu muncul mungkin karena dua tim ini membawa nama fanatisme daerah masing-masing. Selain itu, Persib dan PSMS ini selalu menciptakan pemain-pemain daerah yang potensial, sehingga timbul rasa gengsi," terang Herrie Setyawan.
Rivalitas di Atas Lapangan
Bahkan duel Persib vs PSMS Medan menjadi laga yang paling ditunggu-tunggu saat itu lantaran keduanya memiliki fanatisme daerah masing-masing sehingga muncul gengsi daerah.
Tak pelak duel Persib lawan PSMS lanjut Herrie selalu menarik ditonton. Bahkan suporter kedua tim kompak mendukung dengan sportif.
"Bahkan saat di Stadion GBK, Jakarta jumlah penonton Persib lawan PSMS Medan membludak hingga ke pinggir lapangan. Saya tidak tahu berapa jumlahnya tapi saat itu melebihi kapasitas stadion hingga banyak penonton yang ke pinggir lapangan," kata pria yang akrab disapa Jose.
"Tapi saat itu duel panas hanya terjadi di lapangan antara dua tim, tidak merembet ke antar suporter. Saat itu suporter benar-benar sportif lah," lanjut dia
Pecahkan Rekor Penonton
Duel Persib Bandung vs PSMS Medan pada final Divisi Utama Perserikatan tahun 1985 di Stadion Utama Senayan Gelora Bung Karno, Jakarta memang menjadi laga yang paling banyak ditonton.
Kabar yang didapat, laga final Persib vs PSMS itu hampir ditonton oleh sekitar 150 ribu penonton, sementara GBK saat itu hanya bisa menampung 120 ribu penonton.
Tak heran jumlah suporter 150 ribu dalam duel Persib vs PSMS Medan saat itu masuk ke catatan rekor dunia sebagai laga paling banyak ditonton. Hingga membuat duel Persib vs PSMS mendapat julukan El Clasico-nya Indonesia
El Clasico Luntur
Sayangnya, PSMS seperti tenggelam dengan turun kasta hingga jarang berjumpa kembali melawan Persib. Hal itu membuat El Clasico yang sebenarnya melekat pada duel Persib dan PSMS menjadi luntur.
Seiring berjalannya waktu El Clasico Indonesia disematkan kepada laga Persib vs Persija selama dua dekade terakhir.
"Kalau menurut saya, Persib vs Persija itu mendapat julukan El Clasico karena persaingan antar suporter kedua tim saja. El Clasico sebenarnya menurut pendapat saya Persib lawan PSMS, bukan Persib lawan Persija," jelas Herrie Setyawan.