Bola.com, Jakarta - Mohammed Bassim Rashid memang baru pertama kali merasakan atmosfer kompetisi Indonesia dengan berkostum Persib Bandung di BRI Liga 1. Meski berstatus debutan, pria kelahiran Palestina, 3 Juli 1995 mampu mencuri perhatian publik sepak bola tanah air.
Pasalnya, sebagai gelandang, ia tak hanya berperan sebagai penyeimbang permainan Persib tapi juga piawai mencetak gol.
Keran gol Bassim Rashid mulai terbuka ketika Persib mengalahkan Persita Tangerang dengan skor 2-1 pada pekan kedua di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, 11 September. Saat itu, ia memborong gol kemenangan Maung Bandung.
Sejatinya, ia sudah melakukannya di laga perdana melawan Barito Putera. Tapi, wasit menganulir golnya itu dengan alasan Bassim sudah off side.
"Sebagai pemain, saya harus menerima apa pun keputusan wasit. Meski dalam rekaman pertandingan posisi saya on side," ungkap Bassim Rashid dalam channel youtube Tiento Indonesia.
Lebih Pentingkan Tim
Bassim Rashid menegaskan dirinya sudah melupakan kejadian itu. Apalagi, ketika itu Persib berhasil mengalahkan Barito Putera dengan skor 1-0. Bagi Bassim Rashid, kemenangan timnya lebih penting dibandingan mengejar prestasi personal.
Itulah mengapa, Bassim Rashid juga tak terlalu memikirkan kemungkinan dirinya menjadi top skorer BRI Liga 1. Seperti diketahui, sampai saat ini ia sudah mengoleksi lima gol atau hanya terpaut tiga gol dengan top skorer sementara, Youssef Ezzejjari (Persik Kediri).
Secara keseluruhan, Bassim Rashid tampil dalam 11 laga dengan total bermain selama 969 menit. Ia mengungguli striker asal Brasil,Wander Luiz yang tampil dalam 11 pertandingan, sekali menjadi pengganti, dengan 944 menit dan Febri Hariyadi dengan 824 menit dari 11 laga.
"Setiap kali tampil bersama tim yang dibela, saya selalu berusaha tampil optimal. Soal hasil, itu semua dari Allah SWT," kata Bassim Rashid.
Sarjana Psikologi
Dalam channel youtube Tiento Indonesia, Bassim Rashid juga menceritakan perjalanan karier di sepak bola yang dimulai saat dirinya berusia 12 tahun. Saat itu, ia bergabung dengan klub Bira Foundation di Palestina.
Berkat bakat dan talentanya, ia kemudian menjadi pemain utama klub di kategori usia 15-18 tahun. Setelah itu, ia melanjutkan karier sepak bola dengan bermain pada tim kampus di Amerika Serikat (AS) yakni Saint Francis Fighting Saints periode 2013–2017.
Di kampus itu, Bassim Rashid meraih gelar sarjana psikologi. Sepulang dari AS, Bassim Rashid berkompetisi di Liga Palestina bersama Hilal Al-Quds (2017–2018) dan Shabab Al-Bireh (2018–2020).
"Ilmu yang saya dapatkan sangat membantu saya untuk beradaptasi dan bersosialisasi dalam kehidupan keseharian," ungkap Bassim Rashid.
Beda Kultur Kompetisi
Menurutnya, Liga Palestina berbeda dengan Indonesia. Selain fasilitas yang tak sebaik Indonesia, Liga Palestina juga memberlakukan aturan larangan tim peserta memakai jasa pemain asing.
Setelah berkiprah di kompetisinya negaranya, Bassim Rashid mencoba peruntungan dengan menerima tawaran klub Arab Saudi, Al-Jeel musim 2020-2021.
Semusim bersama Al-Jeel, Bassim Rashid mendapat kesempatan yang sudah dinantikannya sejak 2018 yakni bermain di Liga Indonesia. Manajemen Persib Bandung menawarinya bergabung untuk berkiprah di BRI Liga 1.
"Usai membela Palestina U-23 di Asian Games 2018, saya langsung mencari jalan untuk bermain di Indonesia. Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan bermain di Persib," pungkas Bassim Rashid.
Sumber: Kanal Youtube Tiento Indonesia