Bola.com, Jakarta - Anderson Salles termasuk bek paling bersinar di kompetisi kasta tertinggi Indonesia dari 2019 sampai BRI Liga 1.
Dikenal sebagai stoper spesialis tendangan bebas, pria kelahiran 16 Februari 1988 ini tampil dalam 33 partai dengan koleksi 7 gol pada musim pertamanya pertamanya bersama Bhayangkara FC di Liga 1 2019.
Berkat aksinya, ia masuk dalam best eleven musim itu.Pada musim 2020, Anderson sempat kembali ke Brasil karena pandemi COVID-19. Di kompetisi negaranya itu, Anderson sempat memperkuat dua klub, Ferroviaria dan Parana sebelum kembali ke Bhayangkara pada 2021.
Anderson kembali jadi pilar The Guardian di BRI Liga 1 dengan tampil pada 10 partai dengan 2 gol. Sampai akhir Seri 2, Bhayangkara kokoh di puncak klasemen dengan poin 28 atau unggul tiga angka dari pesaing terkuatnya untuk meraih juara musim ini yakni Persib Bandung.
Dalam channel youtube Tiento Indonesia, Anderson menanggapi normatif terkait peluang Bhayangkara meraih trofi juara untuk kali kedua di Liga 1.
"Saya senang dengan keberhasilan Bhayangkara memimpin klasemen. Tapi, bagi saya, pencapaian ini harus disikapi dengan kewaspadaan tinggi karena persaingan antartim tentu kian ketat. Dimata saya, ada lima tim yang punya peluang sama," tegas Anderson Salles.
Seperti diketahui, selain Bhayangkara FC dan Persib, tiga tim lainnya yang berada di papan atas adalah Arema FC, PSIS Semarang dan Bali United.
Striker yang Disegani
Pada kesempatan itu, Anderson Salles juga menjawab pertanyaan terkait perbandingan atmosfer kompetisi di Brasil dan Indonesia.
Menurut bek yang pernah berkostum 11 tim di Brasil ini, mayoritas tim di Indonesia mengandalkan permainan cepat dan keras. Sedang di Brasil, lebih dominan ke teknik dan penguasaan bola.
"Persamaannya, masyarakat Indonesia dan Brasil sama-sama mencintai sepak bola. Dimana stadion selalu dipadati penonton. Apalagi pada partai yang melibatkan tim-tim besar," terang Anderson.
Layaknya seorang bek, Anderson juga punya penilaian tersendiri terhadap deretan striker yang berkiprah di kompetisi kasta tertinggi tanah air. Di matanya ada dua penyerang yang ia segani yakni Ilija Spasojevic dan Ezechiel N'Douassel.
"Selain insting gol yang tinggi, kedua striker ini selalu tampil ngotot kala tampil di lapangan hijau. Ini yang membuat bek kerap kesulitan mengawal mereka," kata Anderson.
Di BRI Liga 1, beban Anderson lebih ringan karena dirinya tinggal berhadapan dengan Spasojevic yang masih bertahan di Bali United. Sedang Ezechiel kini menjadi bagian Bhayangkara setelah pada periode 2017-2019 berkostum Persib Bandung.
Selebrasi Khas
Meski berposisi stoper, Anderson termasuk penyumbang gol buat Bhayangkara. Ia pun punya selebrasi khas untuk merayakan keberhasilannya menjebol gawang tim lawan yakni berlari ke pinggir lapangan dan bersikap hormat layaknya seorang prajurit.
"Selebrasi itu saya lakukan setelah bermain di Bhayangkara. Ini juga sebagai bentuk penghormatan saya kepada Bhayangkara yang membuat saya nyaman berkarier di Indonesia," kata Anderson.
Sebagai bagian dari Bhayangkara, Anderson menegaskan dirinya saat ini lebih fokus membawa timnya itu meraih trofi juara daripada memikirkan hal lain. Termasuk kemungkinan tawaran dari tim lain.
"Saya dan keluarga ingin menetap dalam waktu lama di Indonesia. Satu caranya adalah membawa Bhayangkara meraih trofi juara," pungkas penyuka nasi goreng dan musik dangdut ini.