Cerita Rizky Ridho Tentang Lesatan Karier: Debut Bersama Timnas Indonesia Senior di Usia 19 Tahun

oleh Abdi Satria diperbarui 12 Nov 2021, 13:00 WIB
Gelandang Borneo FC, Terens Puhiri (kiri) dibayangi bek Persebaya, Rizky Ridho dalam laga pekan pertama BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Sabtu (04/09/2021). Borneo FC menang 3-1. (Foto: Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Bek Pesebaya Surabaya, Rizky Ridho Digadang-gadang jadi penerus seniornya, Bejo Sugiantoro dan Hasamu Yama di Timnas Indonesia. Pria kelahiran Surabaya, 21 November 2001 ini sudah melakukan debut bersama skuad Garuda pada laga uji coba menghadapi Oman di Stadion, The Sevens Dubai, 29 Mei 2021.

Rizky Ridho kemudian merasakan atmosfer bersama Timnas Indonesia di ajang kualifikasi Piala Dunia 2022 ketika tim asuhan Shin Tae-yong bermain imbang 1-1 dengan Thailand di Stadion Al Marktoum, Dubai, 3 Juni 2021.

Advertisement

Catatan manis Rizky ini menjadikan dirinya menjadi bek termuda yang bermain di kualifikasi Piala Dunia dengan usai 19 tahun 7 bulan dan 10 hari. Sebelumnya, rekor ini dipegang Bejo Sugiantoro yang memperkuat Indonesia menghadapi Uzbekistan pada kualifikasi Piala Dunia 1998. Ketika itu, Bejo berusia 20 tahun, 2 bulan dan 18 hari.

Dalam channel youtube Tiento Indonesia, Rizky Ridho mengungkapkan perjalanan awalnya menggeluti sepak bola ketika bergabung di SSB Simo Putra Surabaya ketika baru saja naik ke kelas tiga sekolah dasar.

Setelah mendapatkan ilmu dasar sepak bola pada sejumlah SSB lainnya, ia mencoba peruntungannya dengan mengikuti seleksi Persebaya U-19 ketika usianya masih 17 hingga berhasil menembus level Timnas Indonesia saat ini.

"Alhamdulillah, saya lolos dan menjadi bagian Persebaya U-19," kenang Rizky Ridho.

2 dari 4 halaman

Potensi Besar

Rizky Ridho - Pemain Jebolan klub internal El Faza ini sebelumnya lebih sering bermain untuk timnas U-19 dan Persebaya U-20 pada ajang Elite Pro Academy Liga 1 U-20. Mantan kapten Garuda Muda ini merupakan bek masa depan Bajul Ijo dan Timnas Indonesia. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Seperti diketahui, bersama Persebaya muda, Rizky Ridho meraih trofi juara Elite Pro Academy (EPA) U-20 Liga 1 2019 setelah mengalahkan Barito Putera via adu penalti di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, 12 Oktober.

Suksesnya itu mendongkrak karier Rizky Ridho setelah sebelumnya ia juga menjadi bagian dari timnas U-19 di Piala AFF 2019. Ia pun dipromosikan masuk tim senior Persebaya jelang Liga 1 2020.

Di kompetisi kasta tertinggi Indonesia itu, Rizky melakukan debut dan langsung menjadi pemain starter Persebaya saat menjamu Persipura Jayapura di Stadion Gelora Bung Tomo, 13 Maret 2020.

Ia berduet dengan seniornya, Hansamu Yama di posisi bek sentral Persebaya. Pada laga itu, tim Bajul Ijo menelan kekalahan dengan skor 3-4. Sayang, ia gagal melanjutkan kiprahnya karena PSSI akhirnya membatalkan kompetisi setelah tak kunjung mendapatkan izin dari kepolisian akibat pandemi COVID-19.

3 dari 4 halaman

Tampil di Level Timnas

5 Aksi Rizky Ridho saat Uji Coba Timnas U-19 di Kroasia, Pemain Andalan (sumber: Instagram.com/pssi)

Meski kompetisi terhenti, karier Rizky Ridho tetap terjaga. Namanya masuk dalam daftar panggil timnas U-19 yang diasuh Shin Tae-yong. Tim yang sedianya dipersiapkan menghadapi Piala Dunia U-20 menjalani pemusatan latihan di Kroasia. Saat berujicoba menghadapi Bulgaria U-19, 5 September 2020, Rizky Ridho didapuk menjadi kapten.

Aksinya yang trengginas bersama timnas U-19 selama di Kroasia membuat Rizky Ridho jadi selalu jadi pilihan Shin Tae-yong di berbagai level usia timnas. Meski berada dalam trek yang benar, Rizky Ridho mengaku harus bekerja keras untuk meningkatkan kemampuannya.

Apalagi status bek tengah terbilang rentan digoyang kritikan bila tampil tak optimal pada sebuah laga. Menurut Rizky Ridho, meski tampil bagus selama 90 menit, tapi melakukan satu kesalahan yang berbuah gol buat tim pada injury time, maka bek itu akan menjadi sasaran kritik. Berbeda dengan striker.

Satu gol pada pengujung pertandingan yang membuat timnya mengalahkan lawan membuatnya jadi pahlawan. Padahal, sebelumnya, ia tak optimal dengan membuang sejumlah peluang.

4 dari 4 halaman

Yuk Intip Persaingan di BRI Liga 1

Berita Terkait