Bola.com, Jakarta Ronaldo Kwateh kini menjadi buah bibir pencinta sepak bola di Tanah Air setelah menjadi pemain debutan termuda di BRI Liga 1.
Ia tampil sebagai starter ketika Madura United menghadapi Persikabo 1973 pada laga pekan perdana liga di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Jumat (3/9/2021). Saat itu, Ronaldo Kwateh masih berusia 16 tahun 10 bulan dan 15 hari.
Namanya pun kian menjulang setelah pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memasukkan namanya dalam daftar panggil skuad Garuda untuk menghadapi kualifikasi Piala Asia U-23. Sebelumnya, ia juga menjalani pelatnas Timnas U-18.
"Saya tak pernah merasa minder dan takut. Saya ingat pesan ayah agar memanfaatkan kesempatan langka itu dengan menampilkan kemampuan terbaik. Prinsipnya, ketika di atas lapangan, semua sama. Mental harus kuat," ujar putera pasangan Roberto Kwateh-Citra Rusmawati itu.
Seperti diketahui, sang ayah yang berdarah Liberia pernah berkostum sejumlah klub Indonesia. Mulai dari Persiba Bantul, PSCS Cilacap, PSIM Yogyakarta, dan PSIS Semarang.
"Pengalaman ayah jadi motivasi tersendiri buat saya. Itulah mengapa sejak kecil saya sudah bercita-cita menjadi pemain profesional," tambah eks Persib U-16 itu.
Meski tengah merenda karier di sepak bola profesional, Ronaldo tetap tak melupakan pendidikan. Ia mengaku beruntung guru di sekolahnya mengerti kondisi yang dialaminya.
"Pendidikan tetap jalan. Saya mendapat banyak keringanan dari sekolah. Apalagi pembelajaran dilakukan secara daring," kata Ronaldo Kwateh.
Pemain Idola dan Ritual Khusus
Layaknya seorang pemain, Ronaldo juga memiliki idola yang ia dijadikan anutan. Untuk pemain luar negeri, ia memilih bintang Manchester United dan Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo.
Ronaldo mengagumi CR7 karena determinasi dan totalitasnya di sepak bola, serta gaya hidup yang positif sehingga kondisinya tetap terjaga. Sementara itu, untuk pemain lokal, Ronaldo Kwateh menunjuk Boaz Solossa yang dinilainya sebagai penyerang terbaik Indonesia.
Ronaldo juga punya ritual khusus jelang masuk lapangan untuk menambah kepercayaan diri, yakni memegang rumput setelah berdoa.
"Itu sudah menjadi kebiasaan saya sejak kecil. Saya juga terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dari hari ke hari."
Dapat Ilmu dari David Laly
Ronaldo mengaku beruntung medapat banyak pengalaman dan pelajaran dari pemain senior di Madura United. Terutama dari David Laly yang selalu memberikan masukan.
"Bermain di level senior tentu berbeda dengan junior. Saya tidak mungkin hanya mengandalkan kecepatan. Juga harus terus bergerak mencari ruang kosong," kata Ronaldo.
Untuk meningkatkan fisik dan staminanya, Ronaldo menambah porsi latihannya di gym. Terutama meningkatkan kekuatan kakinya untuk menopang pergerakan sekaligus tendanganya.
"Saya lebih senang mendapat peluang mencetak gol lewat kaki daripada kepala," pungkas Ronaldo.
Baca Juga
Ronaldo Kecewa Timnas Indonesia Bertekuk Lutut di Hadapan Vietnam, Yakin Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024: Kami Akan Kalahkan Filipina
Arkhan Kaka Pecahkan Rekor Ronaldo Kwateh Jadi Pemain Termuda yang Debut dengan Timnas Indonesia kala Bungkam Myanmar 1-0 di Piala AFF 2024
Shin Tae-yong Belum Bisa Tentukan 3 Pemain Abroad Timnas Indonesia Main Melawan Myanmar di Piala AFF 2024: Tergantung Kondisi