Bola.com, Malang - Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, akhir-akhir ini menjadi sorotan Aremania. Pasalnya, dia juga menjadi sponsor Arema Indonesia lewat salah satu perusahaannya, MS Glow for Men.
Langkah tersebut dianggap suporter Arema FC makin memperpanjang dualisme klub, yang telah terjadi sejak 2012. Saat ini, terdapat dua klub Arema, yakni Arema FC yang berlaga di BRI Liga 1 dan Arema Indonesia di Liga 3.
"Kami pertanyakan soal Juragan 99 (sebutan Gilang) yang menjadi sponsor Arema Indonesia. Ini justru memperpanjang dualisme," kata Achmad Ghozali, Aremania Korwil Klayatan.
"Apalagi dia tidak memberikan penjelasan kepada Aremania. Dari pandangan kami, tidak etis rasanya Presiden Arema FC jadi sponsor Arema Indonesia," lanjutnya.
Pada Senin (8/11/2021) puluhan Aremania berkunjung ke Balai Kota Malang untuk bertemu Wali Kota, Sutiaji. Sebab, saat mendeklarasikan diri sebagai sponsor Arema Indonesia, Gilang dijembatani oleh Sutiaji.
"Waktu itu kami tidak bisa bertemu dengan wali kota karena kesibukannya. Baru Rabu (11/11/2021) bisa bertemu melakukan audiensi," jelas Achmad.
"Kami sampaikan jika dua Arema sama-sama eksis, berpotensi membuat kegaduhan dan salah paham di lingkungan suporter, khususnya Armenia," tambahnya.
Penjelasan Gilang Widya
Hasil dari pertemuan tersebut, Wali Kota Sutiaji meminta maaf karena tidak berkomunikasi dengan Aremania terkait kebijakannya menjadi mediator sponsor antara Arema Indonesia dengan Gilang Widya Pramana.
Tak ingin permasalahan tersebut semakin melebar, Gilang Widya akhirnya buka suara. Dia menjelaskan hanya ingin membuat kedua Arema kembali bersatu.
"Saya konsisten ingin mempersatukan Arema. Sesuai dengan janji kerja saya, kita sudah mengajak diskusi pihak AI (Arema Indonesia). Pertemuan saat dimediasi menjadi sponsor itu salah satu cara menyatukan Arema," jawabnya.
Namun langkah selanjutnya saat ini masih jadi tanda tanya. Gilang sempat menyatakan keinginannya membeli Arema Indonesia untuk dijadikan tim satelit Arema FC.
Artinya, para pemain muda akan digodok di Arema Indonesia. Jika pemain tersebut bersinar, bisa promosi ke Arema FC yang ada di Liga 1.
"Menurut saya, mempersatukan Arema tidak dengan mematikan salah satunya," tegas dia.
Program Kerja Terberat
Gilang mengakui jika mengakhiri dualisme Arema jadi program kerja paling berat, karena tak kunjung terselesaikan sejak 2012. Berbagai cara sudah dilakukan manajemen terdahulu.
Namun, Gilang optimistis bisa menyelesaikannya dalam masa jabatan sebagai Presiden Arema selama tiga tahun.
Dia mengaku sudah punya timeline sendiri untuk persoalan ini. Beberapa waktu lalu dia ingin membeli atau mengakuisisi Arema Indonesia.
Akan tetapi, upaya itu ditolak mentah-mentah oleh pengelola Arema Indonesia, Novi Zaenal. Ditegaskan waktu itu manajemen tidak menjual timnya.
Tetapi pertemuan Gilang dengan Novi dengan perantara Wali Kota Malang, Sutiaji, setidaknya ada sisi positifnya. Mereka bisa duduk satu meja. Tidak menutup kemungkinan Gilang bisa menyelesaikan persoalan dualisme dengan bermula jadi sponsor Arema Indonesia.