Bola.com, Jakarta - Siapa pemain paling lekat dengan Madura United? Jawabannya adalah Slamet Nurcahyo. Dia sudah mengabdi sejak musim 2016 untuk Laskar Sape Kerap.
Sebelum itu, musim 2013 dia sempat bermain untuk Persepam Madura United. Jadi, ketika ada klub asal Madura yang tampil di kasta tertinggi, Slamet Nurcahyo selalu ada di dalamnya.
Tak mengejutkan jika Slamet jadi pemain pertama yang sudah mencatatkan 100 laga bersama Madura United (MU). Laga ke-100 dimainkannya saat turun sebagai pengganti lawan Persita Tangerang, 16 November lalu.
Kini usianya tak muda lagi, 38 tahun. Usia senja bagi pesepakbola. Jika dia pensiun bersama MU, label legenda akan disematkan kepadanya.
Hanya saja dalam waktu dekat, pemain kelahiran Jember ini masih belum berpikir untuk gantung sepatu. Alasannya dia merasa masih sanggup berkontribusi untuk timnya.
"Nanti kalau sudah tidak bisa mencetak gol (baru berpikir pensiun). Sekarang, masih belum berpikir gantung sepatu,” kata Slamet.
Andalan Lini Tengah Madura United
Sampai saat ini, Slamet Nurcahyo masih jadi salah satu andalan di lini tengah MU. Di ajang BRI Liga 1, total 10 laga dimainkan, 7 diantaranya sebagai starter.
Itu jadi tanda jika MU masih butuh tenaganya. Sayangnya, saat ini MU terseret ke urutan 14. Papan bawah tentu bukan tempat sesungguhnya bagi MU.
Jadi, Slamet makin terlecut mengembalikan timnya ke jalur papan atas. Sampai saat ini, ada satu hal lagi yang ingin dicapainya. Mengantar MU jadi juara. Meski untuk musim ini cukup berat, dia masih berharap ada kesempatan di musim selanjutnya.
"Saya bersyukur masih dipercaya di tim ini. Tapi satu impian yang belum tercapai dan sedang saya upayakan. Membawa Madura United juara,” tegasnya.
Setia Selama Dibutuhkan MU
Lantas sampai kapan Slamet mengabdi sekaligus berupaya mewujudkan targetnya? Dia mengaku akan tetap di MU selama tim masih membutuhkannya. Sebuah loyalitas yang sangat tinggi.
Selama kareirnya, tim ini yang paling lama dibelanya. Total sudah tujuh tahun dia berada di Madura. Sebelumnya, Slamet sempat berkelana bersama PSS Sleman, Persiba Bantul hingga Persibo Bojonegoro. Dia lebih banyak berkecimpung di kasta kedua sebelumnya.
Slamet seakan berjodoh dengan MU. Karena performanya semakin matang ketika bermain di Pulau Garam. Di musim pertamanya gabung MU tahun 2013, Slamet juga dapat panggilan Timnas Indonesia. Padahal usianya waktu itu sudah kepala tiga.