Bola.com, Liverpool - Liverpool menikmati awal musim 2021/2022 dengan potensi untuk merebut kembali gelar juara Premier League dan Liga Champions. Namun, kini The Reds terancam kembali ke masa lalu yang kelam setelah kepergian Michael Edwards yang mundur dari posisinya sebagai Direktur Olahraga Liverpool.
Michael Edwards bergabung bersama Liverpool pada 2011 dan kemudian menjadi Direktur Olahraga The Reds pada 2016, di mana ia menjadi orang pertama yang menduduki posisi tersebut di Anfield.
Tak seperti rivalnya, seperti Manchester United, Liverpool menolak keberadaan direktur olahraga pada awalnya. Namun, promosinya Edwards membuat Liverpool terlontar ke era paling sukses dalam tiga dekade terakhir.
Bekerja sama dengan Jurgen Klopp, setiap aspek dari masalah teknis klub dibahas bersama dengan semua orang demi mencapai tujuan yang sama. Liverpool pun harus cemas dengan kondisi tak adanya Edwards di kemudian hari.
Edwards memutuskan untuk mundur dari posisinya sebagai direktur olahraga Liverpool. Bahkan ia menuliskan surat terbuka kepada para penggemar The Reds mengenai keputusannya itu.
"Sepuluh tahun, itu waktu yang cukup lama dalam kehidupan setiap orang dalam bekerja. Dalam hal sepak bola, ini sebuah era tersendiri, terutama di klub seperti Liverpool, di mana ekspektasi dan standar tidak pernah setinggi yang pantas didapatkan oleh suporter," ujarnya.
"Menjadi bagian dari klub ini selama periode tersebut menjadi sebuah keistimewaan karena orang-orang yang cukup beruntung untuk bekerja dengan saya dan kesuksesan yang kami nikmati."
"Namun, semua hal baik harus berakhir, dan dalam masalah saya, baru saja saya menyelesaikan bursa transfer musim panas terakhir saya sebagai direktur olahraga Liverpool. Bahkan menuliskan kata-kata itu tampak agak tidak nyata, tapi pada akhir musim ini saya akan mengemasi laptop saya dan meninggalkan kantor saya di AXA Training Centre untuk terakhir kalinya," tulis Edwards dalam penggalan surat tersebut.
Awal Kehadiran Edwards
Sangat mudah untuk melupakan bagaimana Liverpool dipandang sebagai bahan lelucon dalam bursa transfer selama bertahun-tahun sebelum Edwards bergabung bersama The Reds dan memegang kendali.
Tak ada langkah penghematan dengan keputusannya membawa Mohamed Salah, di mana sebenarnya harganya jauh lebih murah daripada yang dibayarkan Manchester United ketika merekrut Donny van de Beek.
Ironisnya, penggelontoran dana pada tahun-tahun awal membuat John W. Henry, pemilik Liverpool, menarik keterlibatannya dalam hal perekrutan pemain.
Andy Carroll direkrut dengan 35 juta pound, sementara Steward Downing dan Jose Enrique mengikuti. Namun, bertahun-tahun kemudian Christian Benteke direkrut dengan harga 41 juta pound dan Nathaniel Clyne seharga 15 juta pound.
Membawa Perubahan
Michael Edwards membawa pendekatan baru, dari latar belakang sebagai talent scouting, dan dia mampu mengenali bakat dan juga bekerja sama dengan Klopp untuk memastikan para pemain akan cocok dengan sistemnya.
Ironisnya, Salah adalah ide Edwards, sementara manajer asal Jerman itu menginginkan Julian Brandt. Edwards berhasil dan langkahnya itu menjadi satu di antara langkah yang benar-benar hebat dalam sejarah modern Liverpool.
Setiap perekrutan setelah itu dinilai berdasarkan bagaimana para pemain akan berdampak kepada tim. Sesautu yang bisa diperhatikan oleh banyak klub. Namun, Liverpool tidak bisa mengambil risiko untuk kembali ke hari-hari di mana pengeluaran bisa menjadi keliru, terutama tidak dengan Klopp berada di pucuk pimpinan.
Kepergian Edwards mungkin terlihat sebagai seorang jenius yang meninggalkan Anfield. Namun, kepergiannya meninggalkan cetak biru yang sempurna mengenai bagaimana klub mencari penggantinya.
Sumber: Marca, Liverpool Echo
Baca Juga
Liga Champions: Kabar Buruk buat Real Madrid, Vinicius Jr Cedera Jelang Laga Krusial Lawan Liverpool
VIDEO: Penampilan Konsisten Mohamed Salah, Gendong Liverpool ke Puncak Klasemen Liga Inggris
Dorr! Belum Disodori Kontrak Baru dari Liverpool, Mohamed Salah: Situasinya Sekarang, Sepertinya Saya Bakal Cabut