Bola.com, Jakarta - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah Indonesia terus berupaya menekan laju penularan COVID-19 agar tetap landai.
Seperti diketahui, periode libur Nataru tinggal beberapa minggu lagi. Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 akibat periode libur tersebut, berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah.
Mulai Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga selalu mengimbau masyarakat untuk tetap patuh menerapkan protokol kesehatan (prokes) yaitu 3M. Prokes 3M tersebut adalah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun.
Selain itu, pemerintah menerapkan kebijakan, yaitu melarang bagi ASN, TNI, Polri serta karyawan swasta mengambil cuti.
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi tingginya kasus penularan virus corona SARS-CoV-2 dan mencegah gelombang ketiga COVID-19 yang diprediksi muncul setelah libur Nataru.
Melansir dari situs Instagram resmi Komite Percepatan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), @lawancovid19_id, setidaknya ada empat indikator penting yang memengaruhi dan memicu peningkatan penyebaran COVID-19.
4 Indikator Penting Cegah Penularan COVID-19
Pertama, kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, adalah mobilitas penduduk yang meningkat sehingga membutuhkan peningkatan skrining/testing COVID-19.
"Lalu juga cakupan vaksinasi yang penting dipastikan bahwa tiap daerah segera mencapai 70 persen vaksinasi dosis kedua," ujar Wiku.
Kemudian tingkat kepatuhan Protokol Kesehatan yang harus dijaga, karena 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun) adalah modal dasar dan utama dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Dan terakhir, indikator angka Reproduksi efektif (RT) tetap rendah karena makin kecil angka RT di satu daerah berarti makin rendah potensi penularan virus penyebab COVID-19. Tidak bosan saya sampaikan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati," tandasnya mengakhiri pembicaraan.