Bola.com, Jakarta - Piala AFF pertama kali digelar pada 1996 dengan nama Piala Tiger sesuai nama sponsor turnamen. Thailand menjadi negara pertama yang meraih trofi juara pada ajang bergengsi antarnegara Asia Tenggara tersebut.
Sukses tersebut menjadi langkah awal dominasi tim Gajah Putih. Mereka tercatat delapan kali tampil pada laga final dengan raihan lima trofi juara Piala AFF. Mulai dari 1996, 2000, 2002, 2014, dan 2016. Serta tiga kali runner-up pada 2007, 2008, dan 2012.
Lalu, bagaimana dengan Timnas Indonesia? Kalau acuannya laga final, Skuad Garuda berada dibelakang Thailand dengan lima kali menembus partai puncak yakni pada edisi 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016.
Akan tetapi, tak sekali pun Indonesia merasakan nikmatnya gelar juara. Malah, Timnas Indonesia tercatat dua kali gagal melangkah ke semifinal yakni pada edisi 2007 dan 2012.
Nah, pada edisi kali ini, Bola.com akan mengulas kiprah Timnas Indonesia di Piala AFF 2012, yang untuk kali pertama tak diperkuat mayoritas pemain terbaik Tanah Air.
Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi dualisme kompetisi, yakni Liga Super Indonesia (LSI) dan Liga Primer Indonesia (LPI). Tercatat hanya satu bintang LSI yang bergabung dalam tim, yaitu Bambang Pamungkas dari Persija Jakarta.
Adapun anggota Timnas Indonesia lainnya berasal dari LPI. Selain itu, Tim Merah Putih juga diperkuat tiga pemain naturalisasi asal Belanda, seperti Raphael Maitimo, Tonnie Cusell, dan Jhon van Beukering, serta diasuh pelatih asal Padang, Nil Maizar.
Piala AFF 2012 berlangsung di Thailand dan Malaysia pada 24 November sampai 22 Desember. Terdapat delapan tim yang berpartisipasi pada edisi kali ini.
Timnas Indonesia tergabung di Grup B Piala AFF 2012 bersama Laos, Singapura dan tuan rumah Malaysia. Lima dari enam laga di grup ini berlangsung di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Satu partai lainnya dihelat di Stadion Shah Alam.
Bagaimana Perjalanan Timnas Indonesia?
Materi tim yang terbatas inilah yang jadi sumber petaka buat Timnas Indonesia. Pada laga perdana Piala AFF 2012 di Stadion Nasional Bukit Jalil, 25 November, Indonesia bermain imbang 2-2 kontra Laos.
Tim asuhan Nil Maizar itu tercatat dua kali ketinggalan sebelum menyamakan kedudukan. Dua gol timnas masing-masing dicetak Raphael Maitimo menit ke-40 dan Vendry Mofu pada pengujung laga.
Dalam laga ini, kiper asal Persebaya 1927, Endra Prasetya, mendapat kartu merah pada menit ke-30 karena melakukan pelanggaran keras terhadap striker Laos, Vilayout Sayyabounsou di kotak penalti.
Hadiah penalti itu berhasil dimanfaatkan Khampheng Sayavutthi. Sementara itu, satu gol lainnya milik Laos dicetak Keoviengpheth Liththideth pada menit ke-80.
Indonesia sempat merenda asa setelah menekuk Singapura dengan skor 1-0 lewat gol tunggal Andik Vermansyah pada menit ke-80, dalam laga kedua di Stadion Nasional Bukit Jalil, 28 November.
Kemenangan itu terbilang mengejutkan, karena sebelumnya Singapura mempermalukan tuan rumah Malaysia dengan skor 3-0. Pada pertandingan ini, Indonesia diuntungkan kartu merah yang diterima bek kiri Singapura, Irwan Shah pada menit ke-68.
Indonesia pun memanfaatkan situasi tersebut dengan mengandalkan kualitas individu Andik dan Bambang Pamungkas, yang baru masuk pada awal babak kedua menggantikan M. Rahmat Syamsuddin dan Elie Aiboy. Gol tendangan bebas Andik menjebol gawang Singapura pada menit ke-88.
Namun, pada laga penutup Grup B menghadapi Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil, 1 Desember penampilan timnas mengalami antiklimaks. Hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke semifinal, Skuad Garuda dikejutkan dua gol Malaysia pada babak pertama.
Masing-masing dicetak Mohd Azamuddin Md Akil pada menit ke-26 dan Mahali Jasuli tiga menit kemudian. Indonesia pun akhirnya gagal ke empat besar karena hanya mengantongi poin empat. Singapura dan Malaysia jadi wakil grup ini setelah sama-sama mendulang enam poin.
Bintang yang Bersinar: Andik Vermansah
Meski Timnas Indonesia gagal melaju ke semifinal, nama Andik Vermansyah masuk daftar pemain yang bersinar di Piala AFF 2021. Pada ajang antarnegara Asia Tenggara tersebut, Andik mencetak satu gol dan satu assist.
Andik yang saat itu masih berusia 21 tahun mencuri perhatian lewat pergerakan lincahnya di area pertahanan Laos pada laga pembuka Grup B. Puncaknya terjadi pada menit ke-88, aksi individu Andik gagal diadang oleh bek Laos.
Tendangan keras Andik memang diblok kiper Laos, Sengphachan Bounthisanh, tapi bola muntah itu diselesaikan gelandang serang Indonesia, Vendry Mofu. Indonesia pun menyamakan kedudukan setelah tertinggal 1-2.
Dalam laga kedua, Andik kembali menunjukkan kualitasnya dengan mencetak gol penentu kemenangan Indonesia pada menit ke-88. Gol Andik tercipta lewat situasi tendangan bebas dari jarak jauh.
Pada momen itu, Andik yang tampil sebagai pemain pengganti lebih dulu menyodorkan umpan pendek kepada Taufik, dan kemudian mengembalikan bola ke Andik dan langsung menyambutnya dengan tembakan ke tiang jauh. Bola gagal dihalau kiper Singapura, Izwan Mahbud.
Namun pada laga, ketiga Timnas menghadapi tauan rumah Malaysia gagal melanjutkan suksesnya. Kembali tampil sebagai pemain pengganti, Andik memang berkali-kali merepotkan lini belakang Malaysia lewat aksi individunya.
Tetapi, Indonesia tetap gagal mengejar ketinggalan dua gol dari Malaysia yang tercipta sebelum Andik masuk menggantikan Elie Aiboy pada menit ke-34.
Siapa Juaranya?
Singapura yang dikalahkah Indonesia dengan skor 0-1 pada penyisihan Grup B, akhirnya meraih trofi juara setelah membungkam Thailand dengan agregat gol 3-2.
Memakai sistem home dan away, Singapura lebih dulu mengalahkan Thailand dengan skor 3-1 pada laga yang berlangsung di Stadion Jalan Besar, 19 Desember.
Gol Singapura masing-masig dicetak oleh Fahrudin Mustafic pada menit ke-10, Khairul Amri menit ke-72, dan Baihakki Khaizan menit 90+1. Adapun gol Thailand dicetak oleh Adul Lahso menit ke-65.
Tiga hari kemuudian, giliran Thailand menjamu Singapura di Stadion Supachalasai, Bangkok. Status sebagai tuan rumah gagal dioptimalkan Thailand untuk membalikkan keadaan setelah hanya mencetak satu gol lewat aksi Kirati Keawsombat pada menit ke-45.
Singapura pun meraih gelar keempatnya di ajang ini. Selain trofi juara, kapten Singapura, Shahril Ishak terpilih sebagai pemain terbaik. Di sisi lain, Teerasil Dangda menjadi top skorer turnamen dengan lima gol.