Bola.com, Jakarta - Kiprah PSM Makassar di Liga Indonesia kental diwarnai penampilan ciamik dan trengginas ala pemain asal Papua. Mendiang Izaac Fatari menjadi pemain Papua pertama yang berkostum Tim Juku Eja.
Eks striker Timnas Indonesia U-21 itu direkrut jelang musim 1996/1997 untuk menggantikan Jacksen Tiago yang pindah ke Persebaya Surabaya. Pencapaian terbaik Izaac bersama PSM di Liga Indonesia adalah menempati urutan teratas wilayah timur musim 1997/1998.
Saat itu, Izaac sudah mencetak 14 gol buat PSM Makassar. Sayangnya, kompetisi terhenti karena krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia saat itu.
Pada level internasional, Izaac menjadi top skorer bersama Luciano di Bangabandhu Cup 1996 di Bangladesh. Ketika itu, PSM menjadi runner-up turnamen.
Setelah Izaac, PSM berturut-turut mendatangkan talenta asal Papua. Di antaranya Ortizan Solossa, Ritham Madubun, Jack Komboy, Mayona Amtop, Simon Kujiro, Titus Bonai, dan Romario Rumpaisum.
Pada era Liga 1, manajemen Juku Eja yang dikendalikan Munafri Arifuddin mengontrak Yakob Sayuri dan Roni Beroperai pada awal musim 2020.
Di Piala Menpora 2021, PSM juga sempat memakai jasa pemain Papua yakni Ronaldo Wanma, Patrich Wanggai, dan Yance Sayuri. Di antara ketiganya hanya Yance yang dipertahankan PSM Makassar untuk berkiprah di BRI Liga 1.
Ortizan Solossa Paling Berprestasi
Bicara prestasi bersama PSM, sosok Ortizan yang terdepan. Selain membawa PSM juara pada Liga Indonesia 1999/2000, Ortizan juga tercatat tiga kali membantu PSM Makassar meraih runner-up yakni pada musim 2000/2001, 2003 dan 2004.
Pada level internasional, bek yang akrab dipanggil Sajojo oleh suporter PSM itu menjadi bagian Tim Juku Eja yang berhasil menembus perempat final Liga Champions Asia 2000/2001. Berkat aksinya bersama PSM, kakak kandung Boaz Solossa itu masuk skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2004.
Dibelakang Ortizan, sosok Jack Komboy pantas dikedepankan. Keras dan tanpa kompromi dalam mengawal lawan adalah ciri khas yang melekat kental pada Jack Komboy.
Bek dengan tinggi 180 cm itu direkrut manajemen PSM yang dikendalikan duet bersaudara, Erwin dan Sadikin Aksa pada awal musim 2003. Duetnya bersama Charis Yulianto disebut sebagai palang pintu terbaik yang pernah beredar di Liga Indonesia.
Selama dua musim bersama PSM, peran Jack Komboy di PSM praktis tak tergantikan. Penampilan PSM selama dua musim itu mendapat apresiasi daripublik sepakbola Tanah Air.
Sayangnya, pencapaian tertinggi PSM adalah runner-up dala dua musim beruntun. Setelah membela PSM, Jack Komboy mengakhiri kariernya sebagai pemain di Persipura Jayapura, klub pertamanya di era Liga Indonesia.
Ritham Madubun Bintang PSM di Era 90-an
Ada juga nama lain yang menonjol yakni Ritham Madubun. Ia datang ke PSM dengan status pemain Timnas Indonesia pada Piala Asia 1996.
Manejemen PSM yang saat itu dikendalikan pengusaha Ande Latief dan Latinro La Tunrung merekrut Ritham untuk mewujudkan target juara pada Liga Indonesia musim 1997-1998.
Dengan dukungan anggaran besar dari manajemen PSM, penampilan Ritham Madubun dan kawan-kawan jadi momok menakutkan kontestan lain di wilayah timur.
Aksi Ritham bersama Izaaz Fatari serta kejeniusan Luciano Leandro di lini tengah, menjadi trade mark PSM musim itu. Sayangnya, kompetisi terhenti dan PSM yang saat itu bertengger di peringkat pertama Wilayah Timur harus melupakan ambisinya meraih juara Liga Indonesia.
Setelah hengkang pada 1999 dari PSM dan memperkuat Persikota Tangerang, Pelita Jaya dan Persija Jakarta, Ritham kembali ke Makassar pada musim 2006. Di musim itu, langkah PSM terhenti pada delapan Besar.
Pemain Kembar asal Papua di PSM
Pemain asal Papua juga mencetak sejarah baru di PSM pada kompetisi kasta tertinggi. Untuk kali pertama, PSM diperkuat oleh pemain kembar yakni Yakob Sayuri dan Yance Sayuri.
Yakob lebih dulu direkrut PSM pada musim 2020, sedang Yance bergabung dengan Tim Juku Eja jelang Piala Menpora 2021. Hasilnya, PSM berhasil menembus semifinal ajang pramusim itu.
Di antara keduanya, Yacob lebih beruntung dengan mendapatkan menit bermain bersama PSM di BRI Liga 1. Sejauh ini, Yacob sudah tampil dalam 12 laga dengan koleksi dua gol.
Adapun Yance baru tampil dalam dua laga. Itu pun sebagai pemain pengganti. Keduanya juga harus bekerja keras untuk meneruskan tradisi sukses para seniornya yang pernah berkostum PSM.
Sampai saat ini, Tim Juku Eja masih bertengger di peringkat 10 klasemen sementara BRI Liga 1 dengan poin 17. Hasil dari empat kemenangan, lima imbang dan lima kali menelan kekalahan.