Bola.com, Jakarta - PSM Makassar baru saja mengakhiri kerja sama dengan pelatih asal Bosnia, Milomir Seslija, Kamis (26/11/2021) malam WIB. Manajemen PSM kemudian menunjuk Syamsuddin Batola sebagai pelatih sementara.
Pria kelahiran Kabupaten Maros, 4 Juli 1967 tersebut diharapkan mengembalikan pamor dan karakter permainan Tim Juku Eja yang mengandalkan permainan keras dan cepat.
Syamsuddin sudah menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih ketika diberi kepercayaan menangani PSM di Piala Menpora 2021. Pada ajang pra musim itu, Tim Juku Eja berhasil menembus semifinal tanpa sekali pun menelan kekalahan.
Langkah PSM Makassar akhirnya dihentikan oleh Persija Jakarta via adu penalti di empat besar. Seperti diketahui, Tim Macan Kemayoran akhirnya meraih juara setelah memupus ambisi Persib Bandung di final.
Sebelum diplot menjadi pelatih PSM di Piala Menpora 2021, Syamsuddin Batola lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai asisten pelatih asing PSM di Liga 1 sejak 2017, mulai dari mendampingi Robert Alberts, Darije Kalezic, dan Bojan Hodak.
Syamsuddin yang sudah mengantongi lisensi kepelatihan A-AFC juga pernah menjadi Direktur Teknik Akademi PSM di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Tugas pertama Syamsuddin sebagai pelatih kepala Tim Juku Eja di BRI Liga 1 terbilang berat.
Pasalnya, PSM Makassar bakal menghadapi Persipura Jayapura yang kembali bangkit bersama pelatih anyar, Alfredo Vera. Pada laga terakhirnya, Tim Mutiara Hitam menekuk Persikabo 1973 dengan skor 2-1, Senin (22/11/2021).
Mengawali Karier Di Diklat PPLP Sulsel
Syamsuddin mengawali peruntungannya di sepak bola ketika bergabung di Diklat PPLP Sulawesi Selatan pada 1982. Dua tahun menimba ilmu di Diklat PPLP, bakat Syamsuddin Batola terpantau tim pemandu bakat Diklat Ragunan, Jakarta.
Ia pun menjadi bagian dari tim pelajar Indonesia yang meraih trofi juara Piala Asia 1984 di New Delhi. Rekan seangkatannya adalah nama-nama yang belakangan familier di Tim Indonesia seperti Listianto Raharjo, I Made Pasek Wijaya, Bonggo Pribadi, Alexander Saununu dan Herrie Setiawan.
Selepas dari Diklat Ragunan, Syamsuddin direkrut klub elite Galatama, Pelita Jaya, yang dikenal doyan mengoleksi pemain muda terbaik di Tanah Air.
Tak lama berkostum Pelita Jaya, Syamsuddin bergabung di PKT Bontang, klub perusahaan pupuk terbesar di Kalimantan yang pernah mewakili Indonesia di pentas Asia.
Bersama PKT, Syamsuddin sempat mengalami masa suram karena cedera lutut yang dialami ketika klubnya menghadapi Bandung Raya di era Galatama. Ia pun terpaksa menepi selama setahun untuk memulihkan cederanya itu.
"Selama masa pemulihan, saya terus memotivasi diri dan berpikir positif yakni tetap bisa kembali berkarier di sepak bola," kata Syamsuddin kepada Bola.com pada satu kesempatan.
Setelah pulih, Syamsuddin masih sempat memperkuat PKT pada periode terakhir Galatama, sebelum digabungkan dengan kompetisi Perserikatan dengan nama Liga Indonesia.
Juara Bersama PSM
Jelang Liga Indonesia 1994/1995 yang merupakan musim pertama kompetisi kasta tertinggi Indonesia, Syamsuddin memutuskan pulang kampung dan bergabung di PSM Makassar.
Pencapaian tertingginya bersama Skuad Juku Eja adalah meraih trofi juara musim 1999/2000, serta dua kali runner-up yakni pada 1995/1996 dan 2000/2001. Ia pun menjadi bagian PSM Makassar yang berhasil menembus perempat final Liga Champions Asia 2001.
Selepas dari PSM pada 2001, Syamsuddin sempat memperkuat tim tanah kelahirannya, Persim Maros yang berkiprah di Divisi 1 (Liga 2) selama dua musim. Setelah itu, ia menjadi asisten pelatih di Persim mendampingi M. Zein Alhadad pada musim 2005/2006.
Ketika Persim mengundurkan diri dari Divisi 1 pada 2007, Syamsuddin lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membina pemain usia muda pada sebuah sekolah sepak bola (SSB) di Maros.
Ia juga sempat menjadi pelatih di Diklat PPLP Sulsel, tempatnya pertama kali menimba ilmu sepak bola. Setelah bertahun-tahun berkutat di pembinaan pemain usia muda, Syamsuddin akhirnya bergabung di tim kepelatihan PSM dengan berstatus asisten pelatih sejak Liga 1 2017.
Pencapaian terbaiknya sebagai asisten pelatih di PSM adalah meraih trofi juara Piala Indonesia 2018/2019. Sebelumnya, PSM bertengger di peringkat tiga klasemen Liga 1 2017 dan di posisi dua pada musim 2018.