Bola.com, Jakarta - Laga Manchester United vs Crystal Palace di Old Trafford, Minggu (5/12/2021) akan menandai era Ralf Rangnick. Menarik untuk dinantikan sejumlah keputusan kunci pada debutnya ini.
Manchester United memastikan kemenangan 3-2 yang diraih dengan susah payah atas Arsenal di Old Trafford untuk memperkecil jarak di posisi empat besar menjadi empat poin tengah pekan kemarin.
Tuan rumah tertinggal lebih awal setelah gol dari Emile Smith Rowe. United kemudian berbalik unggul tapi Arsenal kembali menyamakan kedudukan.
Penalti Cristiano Ronaldo Michael Carrick poin penuh dalam pertandingan terakhirnya sebagai pelatih sementara sebelum menyerahkan kendali kepada Rangnick.
Berkaca pada pertandingan Manchester United vs Arsenal, menarik untuk dinantikan bagaimana Ralf Rangnick meramu taktik melawan Crystal Palace. Berikut ini empat keputusan vital yang mungkin dilakukannya.
Memanjakan Cristiano Ronaldo
Saat ditahan imbang Chelsea akhir pekan kemarin, Carrick di luar dugaan membangkucadangkan Cristiano Ronaldo. Banyak pihak mengklaim kalau itu adalah keputusan Ralf Rangnick, meski belakangan dibantah oleh Carrick.
Toh pada laga melawan Arsenal, Ronaldo kembali dimainkan sebagai starter. Apalagi saat itu Rangnick menyaksikan lewat bangku VIP Old Trafford.
Ronaldo, di sisi lain, dikenal sebagai pribadi yang emosional, yang tak jarang 'mood'-nya menentukan arah permainan tim yang dibelanya. Oleh karena itu, keputusan Rangnick pada pertandingan melawan Palace patut dinantikan.
Sebab, Rangnick dikenal sebagai pelatih yang suka menerapkan gegenpressing, dan dengan Ronaldo belakangan ini dikritik karena malas, sempat muncul isu kalau hubungan kedua figur tak akan harmonis.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi. Rangnick memainkan Ronaldo pada babak kedua, menjadikannya sebagai starter, atau menariknya keluar karena tidak mengikuti instruksi Rangnick. Kira-kira, apa yang bakal terjadi?
Dilema McFred
Terlepas dari beberapa blunder yang dilakukannya, Fred adalah satu dari sekian pemain terbaik saat Manchester United mengalahkan Arsenal.
Pemain Brasil itu memainkan permainan yang sangat baik, memberikan ruang buat Bruno Fernandes untuk menyamakan kedudukan dan menekan tinggi di lapangan untuk membuat Thomas Partey merasa tidak nyaman. Penampilannya yang penuh aksi memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana dia bisa menjadi pemain di bawah asuhan Rangnick dengan bimbingan dari pelatih berpengalaman.
Scott McTominay main agak lebih rendah dan menjadi penyeimbang lini tengah, tetapi pemain Timnas Skotlandia itu memberikan fisik dan kontrol di area lini tengah yang mungkin tidak dimiliki Fred. Dia mampu bersaing dengan Partey dan Mohamed Elneny dan menjadi yang teratas.
Rangnick akan memiliki beberapa gagasan tentang bagaimana gelandang tengah akan beroperasi dalam sistem barunya, tetapi jika passing diprioritaskan daripada kehadiran fisik, menggunakan Donny van de Beek mungkin menjadi pilihan yang lebih baik daripada McTominay atau Fred.
Cadangkan De Gea?
Gol Emile Smith Rowe yang membuat United tertinggal pada Kamis malam adalah salah satu yang paling aneh yang terlihat dalam sejarah Liga Inggris. Tetapi dari sisi David de Gea, dan dengan melihat ke belakang, gol itu sebenarnya bisa dicegah.
Ini tentu bukan pertama kalinya pemain Spanyol itu terganggu oleh kemelut di area penalti sebelum kebobolan gol penting. Mungkin juga bukan yang terakhir.
Memang betul bahwa kaki De Gea terinjak oleh Fred, dan ia tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Tapi kejadian itu terjadi di depan mata Rangnick, yang mungkin saja terpangaruh oleh hal tersebut.
Di sisi lain, menurunkan Dean Henderson akan menjadi kejutan. Tetapi jika Rangnick mencari kiper yang bisa diandalkan untuk menghasilkan penampilan yang solid minggu demi minggu musim ini, maka De Gea tidak ada lawannya.
Orang yang Tepat untuk Bek Kanan
Aaron Wan-Bissaka saat ini sedang mengalami periode terberatnya di Manchester United dan itu dirasakan oleh Carrick ketika dia membangkucadangkan pemain berusia 24 tahun itu melawan Arsenal.
Dan 'apesnya', perjudian itu berhasil. Diogo Dalot memiliki permainan yang solid di bek kanan dan memainkan perannya dalam gol kedua Ronaldo, menunjukkan kemampuannya untuk ikut membantu penyerangan.
Tetapi sedikit yang tidak setuju bahwa, pada zamannya, Wan-Bissaka secara defensif adalah salah satu bek sayap terbaik di Liga Inggris.
Sebagai seorang pria London selatan yang datang melalui akademi Palace, dia akan sangat membutuhkan kesempatan untuk membuktikan melawan mantan klubnya bahwa dia dapat menemukan kembali bentuk terbaiknya di bawah Rangnick.
Tetapi dengan Dalot bisa dibilang mendapatkan momentum untuk mempertahankan tempatnya, Rangnick hanya akan memiliki laporan staf dan penilaian berdasarkan data dan statistik.