Bola.com, Jakarta - Beto Goncalves termasuk striker papan atas yang berkiprah di Indonesia. Pencapaian terbaiknya adalah menjadi top skorer Copa Dji Sam Soe (Piala Indonesia) 2007 dan Liga Indonesia 2011/2012.
Ia juga tercatat pernah membawa tim yang dibelanya meraih juara Liga Indonesia yakni bersama Persipura Jayapura pada musim 2008/2009.
Meski dikenal sebagai sebagai penyerang agresif dan produktif, Beto Goncalves mengaku menyimpan sejumlah nama bek tengah yang ia takuti dan kerap membuatnya kesulitan mencetak gol.
Mereka adalah Fabiano Beltrame, Victor Igbnefo dan Otavio Dutra, bek yang dulunya berstatus pemain asing dan kini sudah menjadi WNI lewat jalur naturalisasi seperti dirinya. "Mereka adalah bek yang berakter dan memiliki kelebihan masing-masing," ujar Beto dalam channel Youtube Tiento Indonesia.
Menurut Beto, secara umum tak mudah buat seorang striker asing berkiprah di Indonesia karena cara bermain para bek lokal yang keras dan agresif tanpa pandang bulu. Kebetulan gaya bermain Beto adalah striker yang tak pernah diam ditempat. Kelebihan yang membuatnya sulit dimatikan.
"Saat dilapangan, saya memang selalu berusaha untuk terus bergerak dan memancing bek lawan terus mengikuti saya. Karena saya tahu, lebih sulit menjaga orang daripada dijaga," terang Beto.
Beto menambahkan, saat melihat bek lawan mulai lelah yang berdampak pada menurunnya konsentrasi, ia pun langsung memanfaatkannya untuk mencetak gol.
"Kuncinya adalah kerja keras dan menjaga kondisi. Juga jangan pernah mendengar omongan negatif tentang kita," papar Beto yang sempat menjalani kehidupan keras di Brasil, negara asalnya.
Pesan Buat Pemain Muda
Meski masih berstatus pemain di Persis Solo, Beto Goncalves sejatinya sudah merenda karier untuk menjadi pelatih saat pensiun sebagai pemain. Saat ini, ia sudah mengantongi lisensi kepelatihan C Diploma PSSI/AFC.
Ia pun berharap bisa berkontribusi buat sepak bola Indonesia. Beto sudah memulainya saat mengikuti kursus pelatih. Pada sesi praktek, ia mendapat tugas memberikan intruksi dan strategi kepada belasan pemain muda yang rata-rata berusia 13-14 tahun. Jumlahnya 15 orang.
Sebelum memulai latihan, Beto secara khusus memberikan pesan buat mereka. "Saya tanya mereka, siapa yang ingin menjadi pemain profesional? Semuanya menjawab mau. Tapi, kemudian bilang, semuanya bisa tercapai lewat kerja keras dan fokus," kisahnya.
Menurut Beto, dua hal ini sangat penting. Karena ia menilai, sejatinya Indonesia memiliki banyak pemain bertalenta. Tapi, mereka belum menjadikan sepak bola sebagai tujuan hidup.
"Atmosfer sepak bola di Indonesia masih kalah dari Brasil atau Eropa. Di sana orang sudah menyukai sepak bola sejak kecil. Di Brasil, malah ada channel (televisi) khusus soal sepak bola selama 24 jam," pungkas Beto.