Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia memang belum pernah menjuarai Piala AFF. Namun sejumlah pemain pernah bersinar di turnamen bergengsi Asia Tenggara ini. Selain melahirkan banyak striker yang jadi topscorer, Indonesia juga memunculkan barisan playmaker.
Sejak era 2000-an, setidaknya ada tiga nama yang dominan jadi pengatur irama permainan Timnas Indonesia. Dari tiga nama itu, ada sosok gelandang naturalisasi Stefano Lilipaly.
Dia tak sekadar jadi pengatur permainan. Tapi juga pemecah kebuntuan jika striker dapat kawalan ketat lawan. Sebelum itu ada gelandang serang lincah di era 2010, Firman Utina.
Dia jadi otak serangan sekaligus membuat lawan ketar-ketir saat bola ada di kakinya. Sedangkan edisi 2004, serangan Indonesia banyak bertumpu pada sayap gesit asal tanah Papua, Elie Aiboy.
Para pemain itu bisa mengilhami munculnya sosok playmaker baru di Piala AFF 2020 Singapura yang dimulai Minggu (5/12/2021). Timnas Indonesia akan memulai laga pertamanya lawan Kamboja pada Kamis (9/12/2021).
Bola.com punya rangkuman menarik mengenai beberapa sosok playmaker Timnas Indonesia saat tampil di ajang Piala AFF. Kiprah mereka bisa menjadi motivasi para pemain yang akan tampil di Singapura kali ini. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya:
Stefano Lilipaly
Pemain naturalisasi kelahiran Belanda ini melakukan debutnya di Piala AFF 2016. Dia langsung jadi pemain penting di lini tengah. Dia berhasil membuat Indonesia melaju sampai partai final.
Meski akhirnya Thailand yang jadi juara, tapi permainan Lilipaly selalu membuat Indonesia punya harapan besar di ajang ini. Sebagai gelandang serang, Lilipaly punya kemampuan komplit.
Skill oke, visi bermain bagus dan punya naluri gol. Lilipaly juga yang memberikan tiket ke semifinal ketika mencetak gol kemenangan lawan Timnas Singapura di laga terakhir fase penyisihan. Sehingga Indonesia menang 2-1.
Fase semifinal, performa Lilipaly tetap oke. Dari dua kali pertemuan dengan Vietnam, dia menyumbangkan satu gol ketika bermain imbang 2-2 di Hanoi. Torehan itu membuat Indonesia lolos ke final karena unggul agregat 4-3.
Sayangnya, Indonesia mengakui keunggulan Thailand di partai puncak. Merah Putih kalah agregat 2-3. Andaikan Indonesia jadi juara, Lilipaly bisa jadi pahlawan dalam debutnya di Piala AFF.
Firman Utina
Salah satu gelandang serang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Perannya yang luar biasa terlihat di Piala AFF edisi 2010. Dia merupakan kapten tim kala itu. Indonesia lagi-lagi nyaris jadi juara. Sayang, perjuangan mereka di partai puncak berakhir di tangan Malaysia.
Meski gagal jadi juara, Firman dinobatkan sebagai pemain terbaik di ajang tersebut. Itu jadi bukti besarnya kontribusi pemain asal Manado tersebut untuk Timnas Indonesia. Sejak penyisihan grup, Indonesia tampil meyakinkan.
Firman bisa memimpin rekan-rekannya dengan maksimal. Mereka menyapu bersih 9 poin selama di babak penyisihan grup. Saat semifinal, Filipina dua kali ditaklukkan. Tapi saat di final, Indonesia kalah 0-3 di kandang Malaysia dan hanya menang 2-1 di Jakarta.
Firman sudah berjuang melayani barisan pemain depan seperti Cristian Gonzales, Irfan Bachdim dan lainnya. Lini tengah dan belakang juga dihuni banyak pemain matang. Tapi mereka seperti kehilangan karakter di partai puncak.
Fiman juga menyesali laga puncak tersebut. Terutama di final kedua yang berlangsung di Jakarta. Ia gagal menyelesaikan tugas sebagai eksekutor penalti. Sehingga Indonesia yang butuh kemenangan lebih dari 3 gol hanya bisa menang 2-1.
Elie Aiboy
Posisinya memang pemain sayap. Tapi waktu itu, pemain asal Papua ini jadi motor serangan Timnas Indonesia. Akselerasinya membuat pertahanan lawan ketetaran.
Waktu itu Indonesia juga digadang-gadang jadi kandidat kuat juara. Mereka melewati fase grup dengan menekuk Singapura, Vietnam Laos dan Kamboja.
Kerja Elie juga disuport banyak pemain bagus. Umpan-umpannya jadi makanan empuk bagi striker sekelas Kurniawan Dwi Yulianto, Ilham Jaya Kusuma dan juniornya yang baru muncul, Boaz Salosa. Cara bermain Elie sebenarnya cukup unik.
Dia banyak menghabiskan tenaganya untuk meliuk-liuk di lebar lapangan. Pemain yang mengawalnya juga pasti kehabisan bensin mengejarnya.
Ketika tugasnya membuat pemain belakang lelah berhasil, Elie sering ditarik keluar pelatih waktu itu, Peter White. Tenaga yang lebih segar dimasukkan untuk membuat serangan Indonesia tetap tajam. Bisa dibilang Elie mengorbankan dirinya untuk membuat tim.
Baca Juga
Jelang Pengambilan Sumpah WNI dan Bela Timnas Indonesia, Kevin Diks Makin Gacor Cetak Gol untuk FC Copenhagen di Liga Denmark
Tak Anti Naturalisasi, Mantan Timnas Indonesia Ini Sanjung Patriotisme Pemain Keturunan pada R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026
5 Pemain Lokal Ini Bisa Jadi Andalan Timnas Indonesia U-22 untuk Piala AFF 2024: Punya Jam Terbang Tinggi, Saatnya Unjuk Gigi!