Jelang Timnas Indonesia Vs Kamboja di Piala AFF 2020: Pernah Berlangsung Panas dan Berujung Kontroversi Marinus Wanewar

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 09 Des 2021, 05:30 WIB
Piala AFF - Duel Kapten - Timnas Indonesia Vs Kamboja (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akan memulai kiprah di Grup B Piala AFF 2020 dengan menghadapi Kamboja di Bishan Stadium, Singapura, Kamis (9/12/2021). Pertemuan antara Tim Garuda dan Angkor Warriors sudah terjadi di banyak turnamen, mulai dari Piala Tiger hingga Piala AFF kategori usia.

Dalam sejarahnya, Timnas Indonesia kerap meraih kemenangan telak kala menghadapi Kamboja. Boleh dibilang, Kamboja merupakan satu tim yang sering menjadi lumbung gol Tim Garuda.

Advertisement

Dari penelusuran Bola.com, Timnas Indonesia bahkan pernah menang telak 10-0 atas Kamboja di sepak bola SEA Games 1995 yang digelar di Thailand.

Kala itu Timnas Indonesia menang berkat quattrick yang dicetak Eri Irianto, hattrick Kurniawan Dwi Yulianto, dan masing-masing satu gol dari Widodo C Putro, Ansyari Lubis, dan Indriyanto Nugroho.

Kemenangan telak lainnya terjadi di Piala AFF 2004. Kala itu, Timnas Indonesia menang 8-0 atas Kamboja berkat hattrick Ilham Jaya Kesuma, dua gol yang masing-masing dicetak Elie Aiboy dan Kurniawan Dwi Yulianto, serta satu gol lain dicetak Ortizan Solossa.

Timnas Indonesia juga pernah menang 7-0 atas Kamboja dalam laga uji coba yang digelar pada 2008 dan 6-0 pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2002 zona Asia. Dalam kemenangan telak di laga kualifikasi menuju Piala Dunia di Korea dan Jepang itu, Uston Nawawi mencetak hattrick, selain gol yang dicetak Aples Tecuari, Kurniawan Dwi Yulianto, dan gol bunuh diri Soeur Chanveasna.

Selain itu, Timnas Indonesia juga pernah menang 6-0 atas Kamboja pada fase grup SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan 6-1 di SEA Games 2015 yang digelar di Singapura. Kemudian Tim Garuda juga pernah menang telak 4-0 atas Kamboja di Piala AFF U-16 2018.

Bicara di Piala AFF, selain kemenangan telak 8-0 di Piala AFF 2004, Timnas Indonesia juga menang 3-0 atas Kamboja pada edisi 1996, saat turnamen tersebut masih disebut Piala Tiger.

Namun, belakangan sepak bola Kamboja mulai lebih baik. Timnas Indonesia tak selalu bisa meraih kemenangan telak ketika menghadapi Angkor Warrior.

Sebagai contoh Timnas Indonesia menang tipis 4-3 atas Kamboja di laga grup Piala AFF U-19 2016, di mana saat itu Saddil Ramdani mencetak hattrick. Kemudian di SEA Games 2017 dan Piala AFF U-22 2019, di mana Tim Garuda hanya menang 2-0 atas Kamboja.

Satu hal yang menarik, dalam dua pertemuan terakhir Timnas Indonesia dan Kamboja, yaitu di SEA Games 2017 dan Piala AFF U-22 2019, ada kontroversi yang mewarnai kemenangan Tim Garuda atas Kamboja.

2 dari 3 halaman

Nyaris Baku Hantam dan Insiden Marinus Wanewar Pegang Kemaluan di SEA Games 2017

Para pemain timnas Indonesia terlibat pertikaian dengan pemain Kamboja di Stadion Shah Alam, Selangor, Kamis, (24/8/2017). Indonesia menang 2-0 atas Kamboja. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Timnas Indonesia U-22 pernah terlibat baku hantam dengan Kamboja pada akhir pertandingan di Grup B SEA Games 2017 yang digelar di Stadion Shah Alam, Selangor, Malaysia. Kala itu, Tim Garuda Muda menang 2-0 lewat gol Ezra Walian dan Febri Hariyadi.

Namun, pada masa injury time, kericuhan terjadi. Tampak kedua tim saling memprovokasi hingga nyaris terjadi baku hantam setelah laga berakhir.

Dalam pengamatan Bola.com yang juga hadir di Shah Alam, kericuhan diawali dengan pelanggaran keras terhadap Evan Dimas yang dilakukan pemain Kamboja.

Kemudian Evan Dimas sempat merebut bola dari kaki pemain Kamboja dan membuat pemain lainnya terpancing emosi. Akhirnya para pemain dari kedua tim terlibat saling menantang dan berusaha dilerai oleh wasit Nagvenkar Tejas dari India dan dua asistennya.

Para pemain timnas Indonesia terlibat pertikaian dengan pemain Kamboja di Stadion Shah Alam, Selangor, Kamis, (24/8/2017). Indonesia menang 2-0 atas Kamboja. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Kericuhan yang melibatkan hampir semua pemain di lapangan itu membuat ada pemain Kamboja yang terjatuh dan Marinus Wanewar yang ada di dekatnya didorong untuk menjauhi pemain tersebut. Marinus bahkan sempat dipukul.

Dalam kericuhan tersebut, Marinus sempat memperlihatkan gestur yang tidak terpuji ke arah bench Kamboja, yaitu seperti memegang kemaluannya yang bisa diartikan sebagai sebuah penghinaan. Insiden tersebut membuat pemain cadangan dan ofisial Kamboja pun ikut terpancing emosi dan kericuhan kembali terjadi.

Ketika wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir, para pemain Kamboja berusaha mengincar Marinus. Namun, asisten pelatih Timnas Indonesia U-22, Miguel Gandia, segera mengamankan Marinus. Para pemain Kamboja tampak emosi yang kemudian memancing emosi pemain Indonesia.

Striker timnas Indonesia, Marinus Wanewar, meninggalkan lapangan saat terlibat pertikaian dengan pemain Kamboja di Stadion Shah Alam, Selangor, Kamis, (24/8/2017). Indonesia menang 2-0 atas Kamboja. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Ketika pelatih Timnas Indonesia dan asistennya, Luis Milla dan Bima Sakti, berusaha melerai, ofisial Kamboja justru memprovokasi lagi dengan berlari dan menabrakkan badannya ke arah Bima Sakti.

Insiden tersebut berlanjut ke ruang konferensi pers. Pelatih Kamboja saat itu, Vanconcellos Andrade Vitorino, membawa semua pemainnya ke dalam ruang konferensi pers. Selain meminta maaf karena kegagalan Kamboja dalam laga tersebut, pelatih Kamboja juga mengungkapkan rasa kesalnya terhadap perilaku Marinus di lapangan.

"Sebenarnya saya hanya ingin membicarakan tim saya, tapi pemain Indonesia nomor 24 memegang kemaluan dan mengarahkannya kepada kami. Ini menjadi tugas pelatih Indonesia untuk mendidik pemainnya," tegas Vitorino kepada awak media termasuk Bola.com saat itu.

Sebagai respons terhadap protes pelatih Kamboja, Luis Milla meminta maaf atas perilaku memalukan anak asuhnya itu. Pelatih asal Spanyol itu mengaku sedih karena Tim Garuda Muda bisa lolos ke semifinal tapi harus diwarnai insiden yang tidak menyenangkan. Bahkan Luis Milla mengaku telah memberikan ultimatum kepada Marinus di ruang ganti.

 
 
3 dari 3 halaman

Insiden Selebrasi di Depan Bench dan Penolakan Jabat Tangan

Striker Timnas Indonesia U-22, Marinus Wanewar, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Kamboja U-22 pada laga Piala AFF U-22 di Stadion National Olympic, Phnom Penh, Jumat (22/2). Indonesia menang 2-0 atas Kamboja. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Seakan belum selesai kericuhan yang terjadi di SEA Games 2017, Timnas Indonesia dan Kamboja kembali terlibat ketegangan ketika bertemu di Piala AFF U-22 2019. Lagi-lagi, insiden yang terjadi melibatkan Marinus Wanewar.

Perbedaannya, dalam pertandingan tersebut Marinus sebenarnya menjadi pahlawan kemenangan Timnas Indonesia U-22. Marinus memborong dua gol Tim Garuda Muda ke gawang Kamboja.

Namun, seakan tidak belajar dari pengalamannya pada 2017, Marinus kembali memancing emosi pemain Kamboja dalam laga tersebut. Ia memulainya dengan berjoget-joget di depan bangku cadangan Kamboja setelah mencetak gol bagi Timnas Indonesia.

Para pemain Timnas Indonesia U-22 bersalaman dengan pemain Kamboja U-22 pada laga Piala AFF U-22 di Stadion National Olympic, Phnom Penh, Jumat (22/2). Indonesia menang 2-0 atas Kamboja. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Ketika pertandingan berakhir, Marinus Wanewar yang menjadi pahlawan kemenangan Indonesia seakan di atas angin. Sikap tidak terpujinya kembali berlanjut dengan memperlihatkan gestur jempol terbalik ke arah pemain Kamboja.

Semakin tidak menyenangkan ketika seorang pemain Kamboja menghampirinya untuk berjabat tangan. Marinus menolaknya dengan menarik tangannya setelah sempat seakan menerima ajakan tersebut. Aksi tersebut pun diprotes oleh para pemain Kamboja dan wasit saat itu memberinya peringatan.

Akhirnya ketika kedua tim berjabat tangan di tengah lapangan setelah laga berakhir, Marinus sempat memperlihatkan gestur meminta maaf, tapi para pemain Kamboja menolak untuk berjabat tangan dengan striker Timnas Indonesia U-22 itu, dimulai dari sang kapten dan diikuti oleh pemain lainnya.

Berita Terkait