Bola.com, Jakarta - Petualangan di Piala AFF 2020 akan dimulai oleh Timnas Indonesia dengan menantang Kamboja sekaligus menjadi laga perdana grup B. Pertandingan akan dihelat di Bishan Stadium, Singapura, Kamis (9/12/2021) malam WIB.
Timnas Indonesia diyakini tidak akan menemukan kesulitan untuk mengatasi Kamboja yang di atas kertas cukup lemah bagi Indonesia. Meski demikian, pasukan Merah-putih tidak boleh jemawa atau meremehkan Kamboja.
Diketahui Kamboja baru saja menelan kekalahan 1-3 dari Malaysia pada pertandingan pertama. Meski kalah, statistik mencatat bahwa Kamboja cukup memberikan tekanan ke pertahanan Malaysia.
Sebelum melihat duel di atas lapangan, tidak ada salah sedikit flashback ke belakang untuk menengok kiprah dua tim ini di ajang Piala AFF. Timnas Indonesia tentu jauh lebih berpengalaman dan memiliki rekor mentereng di turnamen ini ketimbang Kamboja.
Timnas Indonesia selalu menjadi kekuatan yang masuk slot ‘favorit’ di setiap edisinya. Tidak terlepas dari torehan lima kali posisi runner-up yang sudah dicatatkan skuada Garuda dalam sebelas pelaksanaan Piala AFF.
Sementara Kamboja yang akan menjadi calon lawan, tampaknya masih perlu perjuangan ekstra untuk menyamai prestasi Timnas Indonesia. Kamboja memang bukanlah tim tradisi sepak bola yang kuat di Asia Tenggara, namun bisa saja menjadi batu sandungan.
Sering Jadi Runner-up
Dalam sejarahnya di Piala AFF, Timnas Indonesia merupakan kekuatan yang patut diperhitungkan. Bahkan dalam lima edisi pertama, Tim Garuda selalu berhasil lolos dari fase grup dan tampil di semifinal atau bahkan melaju hingga final.
Tiga edisi berturut-turut pada 2000 hingga 2004, adalah momen di mana Timnas Indonesia selalu tampil luar biasa hingga melaju sampai ke pertandingan final. Sayang, pada dua edisi pertama, Tim Garuda harus mengakui keunggulan Thailand, sementara pada edisi 2024, Indonesia takluk dari Singapura.
Piala AFF 2010 menjadi momen yang lebih dramatis. Timnas Indonesia tampil luar biasa dengan pemain-pemain terbaik, plus hadirnya Cristian Gonzales sebagai pemain naturalisasi pertama di Tim Garuda. Namun sayangnya kandas di tangan Malaysia di partai puncak.
Hal serupa terjadi pada 2016. Setelah Tim Garuda gagal total di Piala AFF 2012 dan 2014, imbas dari dualisme PSSI dan kompetisi, Timnas Indonesia melangkah ke Piala AFF 2016 dengan persiapan mepet karena baru saja bebas dari sanksi FIFA. Lagi-lagi, trofi juara meleset krena jatuh ke tangan Thailand.
Kini Timnas Indonesia ditangani oleh Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang punya jam terbang tinggi. Bahkan Shin Tae-yong tak ragu menyingkirkan pemain-pemain tua meski masih dikenal tajam di level klub.
Dibantu Evan Dimas, pemain yang kenyang pengalaman menjadi jenderal lapanngan tengah sejak Timnas Indonesia U-19 hingga senior, Timnas Indonesia bermain sangat baik dengan mengandalkan pemain-pemain muda seperti Asnawi Mangkualam, Egy Maulana Vikri, dan Ricky Kambuaya serta Ramai Rumakiek.
Shin Tae-yong masih punya waktu kurang dari dua bulan untuk membuat Timnas Indonesia makin padu jelang Piala AFF 2020. Menarik untuk dinantikan, Shin Tae-yong membentuk sebuah tim dengan pemain berpengalaman dan darah muda yang segar untuk membawa Indonesia menjuarai Piala AFF 2020.
Jadi Ayam Sayur
Sejarah mencatat, Kamboja baru lima kali tampil di ajang Piala AFF. Mereka bahkan pernah dua kali merasakan tiga kegagalan tampil secara beruntun.
Prestasi terbaik Kamboja juga nahas, di mana mereka tak pernah sekalipun merasakan lolos dari fase grup. Total 26 pertandingan yang dijalani, hanya tiga kali mereka meraih kemenangan.
Perjalanan Kamboja di setiap edisi Piala AFF atau yang dulu bernama Piala Tiger sungguh memprihatinkan. Gawang Kamboja lebih sering menjadi lumbung gol bagi lawan ketimbang mencetak gol.
Lihat saja pada gelaran edisi pertama tahun 1996, gawang Kamboja jebol 12 kali selama empat laga. Edisi tahun 2000, gawang mereka bobol 10 kali dari empat pertandingan.
Piala AFF 2004 lebih mengenaskan karena gawang Kamboja jebol 22 kali dari empat pertandingan. Hingga edisi terakhir di tahun 2018, gawang mereka selalu bobol setidaknya lebih dari lima gol selama babak penyisihan grup.
Tim ayam sayur tampaknya lebih melekat untuk menggambarkan kekuatan Kamboja jika disandingkan dengan Timnas Indonesia yang sudah lima kali menjadi runner-up Piala AFF.
Untuk Kamboja, jangankan lolos ke fase gugur, menjadi kuda hitam saja masih kesulitan di level Asia Tenggara. Begitu juga di edisi 2020 ini, Kamboja mungkin menjadi peserta dengan kans lolos ke semifinal paling kecil.
Tapi dengan keberadaan Keisuke Honda dan Ryu Hirose, mereka berpeluang menjadi lawan alot, setidaknya dengan label kuda hitam. Aroma Jepang terasa betul di tubuh Timnas Kamboja pada Piala AFF 2020.
Tentunya dengan tangan dingin Keisuke Honda dan Ryu Hirose, Kamboja diharapkan sanggup berbicara banyak selama Piala AFF 2020.
Baca Juga
Bung Towel Sebut Evaluasi terhadap STY Bisa Jadi Kunci Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026: PSSI Jangan Lembek Dong
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Shin Tae-yong Utus Nova Arianto Nonton Persebaya Vs Persija, Mau Panggil Siapa Lagi untuk Timnas Indonesia?