Bola.com, Jakarta - Sebagian besar pecinta sepak bola di kawasan Asia Tenggara sudah menerka siapa tim terlemah di Grup B Piala AFF 2020. Jika menilik tradisi dan kekuatan, Timnas Kamboja layak mendapatkan sematan itu.
Fakta sudah terlihat ketika mereka menelan kekalahan perdana di panggung Piala AFF 2020. Timnas Malaysia menjadi tim pertama yang sanggup menceploskan tiga gol ke gawang Kamboja.
Artinya, warna permainan dan lini pertahanan Timnas Kamboja menjadi titik lemah. Namun, perjumpaan dengan Timnas Indonesia pada malam hari ini, bisa menjadi ajang kalau Kamboja punya senjata rahasia.
Hal itu bisa terlihat dari statistik pertandingan ketika Kamboja ditekuk Malaysia. Tiga gol boleh bersarang di gawang Kamboja, tapi penguasaan bola justru menjadi milik mereka. Situs Lapangbola merilis, aliran bola di lapangan justru dikuasai Kamboja dengan 54 persen, berbanding 46 persen milik Malaysia.
Selain itu, lini penggempur Kamboja juga sempat membuat perlawanan ke area Malaysia. Tercatat, mereka sanggup mengirim 7 tembakan tepat sasaran, meski tak semuanya berstatus membahayakan gawang Timnas Malaysia.
Penguasaan Bola
Penguasaan bola yang lebih tinggi dibanding Timnas Malaysia bisa terbukti dengan apa yang dilakukan para pemain Kamboja. Mereka bisa mengutak-atik alias mengalirkan bola dengan total 393 kali umpan, 318 di antaranya tepat sasaran.
Kondisi itu lebih baik dibanding Malaysia, yang punya statistik 324 umpan dengan 261 di antaranya tepat. Jika berkaca dari statistik sederhana tersebut, Timnas Indonesia harus lebih agresif, terutama ketika kehilangan bola.
Hal itu berlatar kebiasaan para pemain Timnas Kamboja memainkan bola di daerah sendiri, sebelum akhirnya menyerbu dengan umpan jauh alias 'direct pass'. Pada pertandingan kontra Malaysia, sangat jelas para pemain Kamboja tak ingin terus menerus tertekan, caranya dengan bermain bola-bola 'aman' di daerah sendiri alias jarang melewati garis tengah lapangan.
Fakta lain yang bisa terungkap dari pertandingan pertama Timnas Kamboja adalah dominasi lini belakang mereka dalam mengolah bola. Setidaknya, satu gelandang bertahan dan dua bek menjadi sentral.
Statistik menunjukkan, duet bek tengah Kamboja, Soeuy Visal dan Tes Sambath sanggup menguasai bola total 89 kali. Kekuatan mereka ditopang sang gelandang bertahan, Orn Chanpolin yang tergolong aktif menerjang serta menghalau bola. Tercatatm ia sanggup 43 kali merebut bola dari kaki para pemain Timnas Malaysia.
PR Berat
Artinya, kali ini pekerjaan rumah berat sudah menanti para penggawa lini depan dan area tengah Timnas Indonesia. Setidaknya, mereka harus lebih deras dalam memainkan bola, plus pergerakan tanpa bola guna memecah perhatian trio area pertahanan Timnas Kamboja tersebut.
Satu lagi kekuatan area belakang Timnas Kamboja yang tak boleh diremehkan, yakni kiper. Sang penjaga gawang, Keo Saksela sanggup melakukan enam penyelamatan penting sepanjang pertandingan kontra Malaysia.
Jadi, ragam statistik area belakang Timnas Kamboja tersebut layak menjadi perhatian Ezra Walian, Kushedya Hari Yudo, Dedik Setiawan, Hanis Saghara, Evan Dimas, atau siapapun yang bertanggung di area penggempuran. Apalagi, Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong optimistis bakal menuai tiga poin pertama.
"Kami melakukan persiapan dengan baik. Saya juga sudah menonton dua pertandingan Piala AFF secara langsung. Saya merasakan Timnas Indonesia bisa menang jika melakukan permainan yang saya inginkan," sebut Shin Tae-yong.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda