Satgas COVID-19 Pastikan Varian Omicron Belum Terdeteksi di Indonesia

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 10 Des 2021, 14:50 WIB
Petugas kesehatan saat melakukan swab test PCR pada warga di Laboratoriun GSI Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (18/8/2021). Tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR untuk Jawa dan Bali kini menjadi Rp 495.000, sedangkan wilayah lainnya Rp 525.000. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Bola.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menegaskan hingga saat ini belum ada temuan varian omicron di Indonesia. Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kasus akibat varian tersebut di Tanah Air.

Sejumlah negara di dunia mulai melaporkan adanya temuan kasus positif COVID-19 akibat varian omicron. Sampai saat ini Jumat (10/12/2021), sudah ada laporan 1.780 kasus di 57 negara akibat varian Omicron.

Advertisement

Meskipun demikian, Indonesia tak ingin lengah dan kecolongan akan masuknya varian COVID-19 Omicron. Wiku Adisasmito menyebut pemerintah terus memantau distribusi varian COVID-19 itu agar tidak masuk Indonesia.

"Saat ini pemerintah terus memonitor distribusi varian COVID-19 melalui sequencing spesimen pelaku perjalanan di tiap pintu masuk yang tersebar di Indonesia. Sampai sekarang belum ditemukan kasus bervarian Omicron," ucap Wiku Adisasmito.

Laboratorium di Indonesia juga disebut sudah bisa mendeteksi karakteristik genetik sekitar 500-600 sampel per hari. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan jumlah sequensing spesimen dari COVID-19.

"Khususnya spesimen pelaku perjalanan dari negara-negara yang terdeteksi mengalami transmisi komunitas akibat varian Omicron," tegas Wiku Adisasmito.

Masyarakat Indonesia diminta tak lengah dengan belum masuknya COVID-19 varian Omicron. Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, menjaga jarak dalam aktivitas harian, rajin mencuci tangan, dan tidak berkerumun.

2 dari 3 halaman

Pembatasan Wisman

Seorang Warga Negara Asing (WNA) bersama anaknya saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (29/12/2020). Pemerintah Indonesia melarang masuk WNA dari semua negara mulai 1 hingga 14 Januari 2021 menyusul adanya varian baru COVID-19 yang ditemukan di Inggris. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Wiku Adisasmito juga menyebut, pembatasan wisatawan mancanegara ke Indonesia menjadi satu di antara cara efektif mencegah masuknya COVID-19 varian Omicron. Pembatasan terhadap wisatawan internasional yang tinggal atau memiliki riwayat singgah di negara-negara Afrika bagian selatan.

Selain itu, Indonesia juga memberlakukan kebijakan karantina internasional 10 hari. Wiku optimistis kebijakan itu bisa memiminalisir kehadiran varian baru COVID-19 tersebut di Indonesia.

"Penting untuk diingat bahwa pembatasan sementara masuknya wisatawan internasional tidak sama dengan melarang masuknya warga negara dengan kewarganegaraan resmi," tegas Wiku.

3 dari 3 halaman

Angka COVID-19 di Indonesia

Tenaga kesehatan bersiap mengambil sampel lendir untuk tes usap PCR drive thru di halaman Rumah Sakit Pertamina Jakarta (RSPJ), Rabu (6/1/2021). Kegiatan tes usap drive thru di RSPJ digelar setiap hari mulai pukul 08.00 WIB- 16.00 WIB dengan tarif Rp900 ribu per orang. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Satgas COVID-19 mencatat adanya penambahan 220 kasus positif di seluruh Indonesia per Kamis (9/12/2021). Jumlah tersebut membuat angka penyebaran COVID-19 di Indonesia terkonfirmasi mencapai 4.258.560 kasus.

Sementara itu, terjadi penambahan 296 orang yang sembuh dari COVID-19. Dengan demikian, jumlah masyarakat yang sembuh akibat COVID-19 di Indonesia mencapai 4.109.364 orang.

Terjadi penambahan jumlah pula pada kasus meninggal dunia akibat COVID-19. Terdapat penambahan sembilan kasus kematian yang membuat sudah 143.918 masyarakat Indonesia yang meninggal akibat COVID-19.