Bola.com, Jakarta - Dua pertandingan awal Timnas Indonesia pada babak penyisihan Grup B Piala AFF 2020 memperlihatkan sebaran gol yang dihasilkan. Ternyata, mayoritas gol berasal dari pemain di posisi bertahan dan gelandang.
Sembilan gol sudah diciptakan para pemain Timnas Indonesia di babak penyisihan Grup B Piala AFF 2020. Masing-masing menang 4-2 atas Kamboja, dan Laos 5-1.
Dari sembilan gol itu, hanya satu yang disumbangkan pemain di posisi striker, yaitu Ezra Walian. Bomber naturalisai asal Belanda ini membobol gawang Laos pada babak kedua ketika masuk sebagai pemain pengganti menggantikan Dedik Setiawan.
Selebihnya, delapan gol Timnas Indonesia dijaringkan pemain di posisi belakang dan tengah. Bahkan, gelandang bertahan, Rachmat Irianto yang juga bisa bermain sebagai bek tengah sudah mencetak dua gol.
Dua gol Rachmat Irianto itu semuanya dicetak ke gawang Kamboja yang dijaga oleh Hul Kimhuy. Golnya semacam copy paste dari sundulan menyambut sepak pojok.
Secara kolektivitas, ini jadi pertanda bagus buat Timnas Indonesia. Akan tetapi, di sisi lain, ini jadi alarm buat lini depan
Pemain Belakang
Asnawi Mangkualam mencetak gol pembuka Timnas Indonesia ke gawang Laos yang dijaga oleh Keo-Oudone Souvannasangso. Ia menghasilkan gol pada menit ke-23 melalui penalti.
Dalam line-up yang disusun Shin Tae-yong, Asnawi Mangkualam bermain sebagai bek sayap kanan. Ia juga menjabat sebagai wakil kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2020.
Pada pertandingan melawan Kamboja dan Laos, pemain Ansan Greeners ini selalu dapat kepercayaan sebagai pemain inti. Ia tampak mengerti apa yang diinginkan oleh Shin Tae-yong.
Sejauh ini, baru Asnawi Mangkualam, pemain belakang yang menyumbang gol buat Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Meski golnya dari titik putih, namun tetap memiliki nilai kolektivitas yang tinggi karena bek mampu mengambil tanggung jawab.
Pemain Tengah
Tujuh gol berasal dari pemain di lapangan tengah. Fakta ini sudah jelas memperlihatkan seperti apa tingkat kolektivitas bermain para pemain di sentral permainan.
Rachmat Irianto sebagai gelandang bertahan mencetak dua gol. Lalu Evan Dimas dalam laga melawan Kamboja dan Laos rutin mencetak gol, masing-masing satu gol. Kemudian pemain sayap Irfan Jaya, Witan Sulaeman, dan Ramai Rumakiek sama-sama menyumbang satu gol.
Sistem permainan yang dikembangkan Shin Tae-yong buat Timnas Indonesia, tampaknya mulai memperlihatkan jati diri positif buat tim. Jati diri itu adalah permainan kolektif saat semua pemain bisa berkontribusi mencetak gol.
Pemain Depan
Dalam pertandingan melawan Kamboja, Shin Tae-yong memakai formasi 4-1-4-1. Lalu ketika menghadapi Laos, pelatih asal Korea Selatan itu menerapkan skema 4-3-3.
Dari dua pakem itu, tetap striker murni yang diturunkan hanya satu. Ia menjadi pemantul bola bagi dua penyerang sayap.
Oleh sebab itu, tidak heran bila jumlah gol yang dihasilkan masih minim karena sumber gol bertumpu kepada dua gelandang serang, pemain sayap, atau gelandang bertahan. Selain juga dari skema bola mati.
Dalam dua pertandingan awal Timnas Indonesia di babak penyisihan Grup B Piala AFF 2020, striker murni yang dipasang adalah Ezra Walian dan Dedik Setiawan. Ada juga Kushedya Hari Yudo, yang bisa bermain sebagai striker murni dan penyerang sayap.
Baca Juga