Bola.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian virus COVID-19 baru, Omicron lebih menular daripada strain Delta dan mengurangi kemanjuran vaksin, tetapi menyebabkan gejala yang tidak terlalu parah.
Mengutip Channel News Asia, Rabu (15/12/2020), varian Delta, kali pertama diidentifikasi di India awal tahun ini, bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi virus corona di dunia.
Tetapi, penemuan Omicron di Afrika Selatan yang memiliki sejumlah besar mutasi pada bulan lalu, mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk memberlakukan larangan perjalanan di negara-negara Afrika selatan dan memperkenalkan kembali pembatasan domestik untuk memperlambat penyebarannya.
WHO mengatakan Omicron telah menyebar ke 63 negara pada 9 Desember 2021. Penularan lebih cepat tercatat di Afrika Selatan, di mana varian Delta kurang lazim, dan di Inggris, di mana Delta adalah strain yang dominan.
Tetapi, WHO juga menekankan kurangnya data berarti tidak dapat mengatakan apakah tingkat penularan Omicron adalah karena kurang rentan terhadap respons imun, transmisibilitas yang lebih tinggi atau kombinasi keduanya.
Bukti Awal Varian Omicron
Bukti awal menunjukkan Omicron menyebabkan, "pengurangan kemanjuran vaksin terhadap infeksi dan penularan", demikian kata WHO dalam penjelasan teknis.
WHO menambahkan, mengingat data yang tersedia saat ini, kemungkinan Omicron akan melampaui varian Delta di mana transmisi komunitas terjadi.
Infeksi Omicron sejauh ini menyebabkan penyakit "ringan" atau kasus tanpa gejala, tetapi WHO mengatakan data tersebut tidak cukup untuk menetapkan tingkat keparahan klinis varian tersebut.
Afrika Selatan melaporkan Omicron ke WHO pada 24 November. Produsen vaksin Pfizer-BioNTech pekan lalu mengatakan tiga dosis suntikan mereka masih efektif melawan Omicron.
Negara-negara dengan persediaan vaksin yang cukup seperti Inggris dan Prancis telah mendorong populasi mereka untuk menerima vaksin booster atau dosis ketiga untuk melawan Omicron.