Wajib Taati Prokes agar Lonjakan COVID-19 Tak Terulang Seusai Libur Nataru

oleh Alfi Yuda diperbarui 15 Des 2021, 15:20 WIB
Ilustrasi prokes memakai masker. (Photo by cottonbro on Pexels)

Bola.com, Jakarta - Pasca libur Lebaran lalu, di Indonesia terjadi kenaikan kasus COVID-19. Diharapkan kondisi tersebut tak terjadi di libur Natal 2021 dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

Ketua Sub Bidang Komunikasi Publik Satgas COVID-19, Troy Pantouw, mengatakan penerapan protokol kesehatan (prokes) penting, mengingat belajar dari beberapa pengalaman yang lalu, biasanya ada kenaikan jumlah penularan pasca periode liburan akibat masyarakat lalai terhadap prokes.

Advertisement

Itulah mengapa, masyarakat dan pelaku usaha sektor pariwisata diimbau untuk terus menerapkan prokes COVID-19 di masa liburan Nataru.

"Pemerintah memahami bahwa sektor pariwisata yang sempat stagnan akibat pandemi harus dibangkitkan kembali, tapi perlu diingat, kita masih dalam kondisi pandemi sehingga diperlukan strategi untuk menyeimbangkan antara pergerakan ekonomi dan pencegahan kasus COVID-19, satu di antara strategi adalah dengan menerapkan pemberlakuan protokol cleanliness, health, safety, and environment sustainability (CSHE) di tempat penyelenggaraan wisata,” ujar Troy saat memberikan kata sambutan dalam acara "Penerapan Prokes COVID-19 Jelang Kebangkitan Sektor Pariwisata", di Bandung (9/12/2022).

2 dari 3 halaman

Tetap Menyadari Pandemi Belum Berakhir

Menurut Troy, di masa new normal ini, kegiatan ekonomi harus tetap berjalan, termasuk industri pariwisata. Di sisi lain, masyarakat juga harus mematuhi prokes COVID-19 dan mengikuti anjuran pemerintah untuk mencegah terjadinya lonjakan penularan virus corona SARS-CoV-2.

"Di tengah kondisi yang tidak menentu saat ini dan muculnya berbagai varian baru, masyarakat harus tetap menyadari bahwa pandemi ini belum berakhir. Masyarakat harus tetap mengikuti prokes, khususnya dalam menghadapi libur Nataru," tutur Troy.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufi, mengatakan Kota Kembang Bandung memang memiliki daya tarik wisata yang luar biasa bagi para wisatawan, terutama di musim liburan, tak terkecuali di libur Natal 2021 dan Tahun Baru (Nataru) 2022, yang diperkirakan akan terjadi lonjakan jumlah wisatawan di ibu kota provinsi Jawa Barat tersebut.

Sebagai informasi, Jawa Barat memiliki penyebaran virus corona SARS-CoV-2 tertinggi seusai libur Lebaran lalu.

3 dari 3 halaman

Selain Gencar Sosialisasi, Pemerintah juga akan Lakukan 3T

Dedi menambahkan, pihak Dinas Pariwisata Jawab Barat telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penularan di sektor pariwisata, satu di antaranya adalah dengan menjalankan Program Wisata Vaksin.

Program ini dilakukan dengan strategi jemput bola ke para pelaku usaha wisata dan wisatawan.

"Di tempat wisata kami lakukan kolaborasi dengan kabupaten kota dan dengan penyedia jasa daya tarik wisata. Kami lakukan vaksin di tempat, baik itu dosis 1 maupun dosis 2. Ini upaya kami mengejar herd immunity karena Jawa Barat posisi Desember ini baru mencapai 66 persen untuk vaksin dosis 1. Kemudian dosis 2 baru mencapai sekitar 44 persen. Kami harus mengejar semuanya itu karena penduduk Jabar demografinya mencapai hampir 50 juta dan jangkauannya cukup lumayan. Dengan 66 persen, ini sudah cukup bagus," tutur Dedi.

Terkait antisipasi terjadinya penularan saat libur Natal 2021 dan Tahun 2021, karena akan menjadi lonjakan wisatawan yang cukup signifikan yang mendatangi objek wisata di Jabar, selain gencar menyampaikan sosialisasi, pihaknya juga akan melakukan 3T (Testing, Tracing, Treatment) serta memastikan setiap satgas di masing-masing tempat wisata bisa berfungsi dengan baik.

"Itu satu di antara cara, bagaimana kami menerima kunjungan wisatawan di Jawa Barat. Yang pasti, kami harus memastikan nyaman dan aman. Jangan sampai ada yang terpapar di tempat wisata. Untuk itu, kami lakukan early warning dengan melakukan 3T," jelas Dedi.