Bola.com, Jakarta - Wallace Costa masuk dalam daftar bek tengah papan atas di BRI Liga 1. Pria kelahiran 13 Agustus 1986 di Rio de Janeiro, Brasil itu kini berkostum PSIS Semarang.
Sosoknya pertama kali mencuat pada Liga 1 2018 ketika membela Persela Lamongan yang merupakan tim pertamanya di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Menilik dari usianya yang sudah 35 tahun, Wallace Costa terbilang lambat berkiprah di Indonesia. Sebelumnya, ia tercatat delapan tahun menghabiskan waktunya dengan beraksi di Liga Kuwait bersama Al Arabi dan Al Yarmouk.
"Saya diajak oleh Nathan de Oliveira, teman yang kini jadi agen saya. Saya langsung menerima tawarannya dan bermain untuk Persela di Liga 1 2018," ungkap Wallace Costa dalam channel yuotube Tiento Indonesia.
Bagi Wallace Costa, Liga Indonesia kemungkinan dari persinggahan terakhir karier profesionalnya yang ia awali ketika bergabung di CFZ do Rio, klub milik legenda sepak bola Brasil, Zico. Ketika itu, usianya baru 13 tahun.
"CFZ tidak berkiprah di kompetisi Brasil, tapi memiliki fasilitas latihan yang bagus. Banyak klub di Brasil yang memakai jasa pemain yang menimba ilmu di CFZ," terang Wallace Costa.
Timur Tengah
Selama di CFZ, Wallace Costa sempat dipinjamkan ke sejumlah klub. Diantaranya, Macae, Friburguense dan Gremio. Menurut Wallace Costa, ia tak sempat bermain di klub ternama di Brasil karena tak memiliki agen.
Sampai pada satu momen itu, mantan pelatihnya di Brasil menawarinya bergabung di Al Arabi pada 2010. Ketika itu, usianya sudah 23 tahun.
Bersama Al Arabi, Wallace Costa tampil pada 16 laga dengan koleksi 2 gol. Ia hanya semusim di klub itu setelah manajemen Al Yarmouk menawarinya kontrak untuk bergabung jelang musim 2011.
Sambutan Baik Di Indonesia
Ketika berkiprah di Liga Kuwait, Wallace Costa mengaku tak mendapatkan banyak kesan manis terkait atmosfer kompetisi. Di sana, hanya satu atau dua klub yang memiliki suporter yang banyak.
"Saya sangat kaget melihat situasi dan kondisi kompetisi di Indonesia. Di sini, suporternya sangat fanatik dan selalu memadati stadion untuk mendukung tim kesayangannya," ungkap Wallace Costa.
Meski baru pertama kali ke Indonesia, Wallace Costa langsung jatuh cinta berkat sambutan baik yang diterimanya. Ia pun tak bermasalah dengan adaptasi cuaca dan makanan di Indonesia.
"Indonesia sama saja dengan Brasil. Saya dan keluarga bisa mendapatkan hal yang sama ketika berada di Brasil seperti pantai, taman dan mal," papar Wallace Costa yang mengaku menyukai nasi goreng dan soto ayam ini.
Itulah mengapa, Wallace Costa berencana mengakhiri karier sepak bolanya di Indonesia.
"Saya masih terikat kontrak satu musim lagi di PSIS. Saya berharap bisa bertahan di PSIS. Tapi, kalau mereka tak memperpanjang kontrak saya, maka saya akan mencari klub lain. Intinya, saya akan tetap bermain selagi merasa fisik dan stamina saya masih baik," pungkas Wallace Costa.