Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akan menantang Malaysia pada laga pamungkas Grup B Piala AFF 2020 di National Stadium, Minggu (18/12/2021) malam WIB. Duel ini menjadi partai krusial buat kedua tim.
Timnas Indonesia yang saat ini ada di puncak Grup B dengan raihan tujuh poin sejatinya hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke semifinal.
Adapun Malaysia yang saat ini di posisi ketiga dengan raihan enam poin, wajib meraih kemenangan untuk bisa melaju ke babak selanjutnya.
"Sebagai pelatih kepala memang saya bertanggung jawab untuk memimpin tim ini. Saya juga punya tugas menghadapi lawan dengan menganalisis kelemahan dan kelebihan seperti apa," kata Shin Tae-yong dalam konferensi pers jelang laga, Sabtu (18/12/2021).
Pelatih Shin Tae-yong mengaku akan menerapkan pendekatan permainan sesuai dengan situasi yang terjadi di lapangan. Timnas Indonesia tak boleh bermain aman untuk bisa benar-benar lolos ke semifinal.
"Kami memang hanya dengan meraih imbang bisa lolos ke semifinal, akan tetapi Malaysia juga punya kelebihan dan kelemahan. Jadi, kami akan menganalisa strategi taktik dan lawan seperti apa. Saya akan mempersiapkannya dan membawanya sesuai dengan lawan seperti apa," tegas pelatih 51 tahun itu.
Sebelum deg-degan nonton duel Timnas Indonesia vs Malaysia malam ini, yuk mengenang lagi lima laga panas kedua tim dalam satu dekade.
Tragedi Piala AFF 2010
Timnas Indonesia kalah telak 0-3 dari Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada leg pertama final Piala AFF 2010. Kekalahan ini terasa menyakitkan mengingat Skuad Garuda sangat dominan sepanjang turnamen.
Padahal, Timnas Indonesia sempat menghancurkan Malaysia 5-1 pada babak penyisihan grup. Namun, Tim Garuda tidak mampu berbuat apa-apa ketika memasuki partai puncak.
Kekalahan memalukan Timnas Indonesia dari Malaysia itu juga dibumbui dugaan isu match fixing. Sejumlah pemain Skuad Garuda terang-terangan dituduh untuk mengalah.
Mulai dari Maman Abdurrahman hingga Markus Horison disebut-sebut sebagai dalang pengaturan skor yang membuat Timnas Indonesia menelan pil pahit di Bukit Jalil.
SEA Games 2011
Malaysia bukan lawan enteng bagi Tim Garuda. Mereka kerap jadi momok menakutkan. Tengok saja kekalahan menyakitkan Timnas Indonesia U-23 pada final SEA Games 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.
Di hadapan publik sendiri, timnas yang kala itu dibesut Rahmad Darmawan digasak Tim Negeri Jiran lewat drama adu penalti dengan skor 4-3, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal dan perpanjangan waktu.
Aroma kekalahan Timnas Indonesia sebenarnya sudah terbaca pada fase penyisihan. Andik Vermansah dkk. harus puas jadi runner-up Grup A setelah takluk 0-1 dari Malaysia pada partai penutup penyisihan.
"Saya kalau ingin pertandingan tersebut masih sering nyesek. Atmosfer suporter di SUGBK amat luar biasa, kami bermain sangat bagus. Apesnya keberuntungan berpihak ke Timnas Malaysia," ungkap Andik Vermansah.
"Maafkan saya masyarakat Indonesia karena tidak bisa maksimal saat adu penalti," imbuh Kurnia Meiga, yang jadi penjaga gawang Tim Garuda Muda saat itu.
Kekalahan ini terasa menyesakkan karena setahun sebelumnya Timnas Indonesia level senior digagalkan menjadi jawara Piala AFF 2010 oleh Harimau Malaya.
SEA Games 2013
Timnas Indonesia U-23 mendapatkan kesempatan untuk revans terhadap Malaysia pada SEA Games 2013. Kedua tim bertemu pada babak semifinal. Secara dramatis, Skuad Garuda mengalahkan tim lawan dengan adu penalti 4-3 setelah bermain imbang 1-1 dalam waktu normal.
Kurnia Meiga menjadi pahlawan Timnas Indonesia U-23 di Stadion Zayarthiri, Naypyidaw, Myanmar tersebut. Mantan kiper Arema FC itu menggagalkan dua eksekutor terakhir Malaysia, A. Thamil Arasu serta Shahrul Mohd Saad.
"Kami sempat tertatih-tatih di penyisihan namun akhirnya sukses bisa melaju ke final. Benar-benar luar biasa perjuangan anak-anak," ujar pelatih Timnas Indonesia U-23 saat itu, Rahmad Darmawan.
Leg Pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022
Setelah absen bersua di pentas internasional selama beberapa tahun, Timnas Indonesia kembali bentrok dengan Malaysia. Kali ini, terjadi pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia putaran kedua.
Kedua negara tergabung di Grup G. Selain Timnas Indonesia, tim lain yang berada di grup ini ialah Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Timnas Indonesia membuka Grup G dengan melawan Malaysia di SUGBK, 5 September 2019. Diunggulkan untuk meraih kemenangan, Skuad Garuda malah menanggung malu setelah takluk 2-3.
Pertandingan ini berjalan panas karena sepanjang pertandingan, suporter Timnas Indonesia terus mengganggu pendukung Malaysia, Ultras Malaya. Bahkan, sejumlah penggemar tuan rumah melakukan penyerangan terhadap penyokong tim lawan.
Leg Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022
Timnas Indonesia gantian menyambangi Stadion Bukit Jalil untuk menantang Malaysia pada putaran kedua Grup G, 19 November 2019. Tekad untuk balas dendam dibawa Greg Nwokolo dan kawan-kawan.
Jika bermain di kandang saja sudah tidak berdaya, apalagi beraksi di markas lawan. Timnas Indonesia kembali dipencundangi Malaysia, kali ini dengan skor 0-2.
Kerusuhan mewarnai pertandingan ini. Pendukung Timnas Indonesia gantian diserang balik oleh suporter Malaysia. Bahkan sebelum pertandingan, pendukung Timnas Indonesia sempat dikeroyok oleh sejumlah orang yang diduga pendukung Malaysia.
Tiga suporter Timnas Indonesia bahkan diamankan oleh kepolisian Malaysia sebelum pertandingan dimulai. Ketiganya dituduh melanggar Undang-Undang Prevention of Crime Act (POCA).
"Ada kasus tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditangkap oleh otoritas Malaysia di area Bukit Jalil. Yang bersangkutan ditangkap karena UU POCA," ujar Kepala Fungsi Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Yusron Ambary, pada 22 November 2019.
Yusron menerangkan, satu dari ketiga suporter Timnas Indonesia itu diciduk saat akan masuk Stadion Bukit Jalil. Dari pengakuan satu orang tersebut, merembet ke dua orang lainnya.
"Mereka ditangkap sebelum laga Timnas Indonesia kontra Malaysia. Ada satu orang di gerbang stadion, lalu mengarah kedua orang lainnya," tutur Yusron.
Baca Juga