Bola.com, Jakarta - AC Milan harus puas untuk sementara berada di urutan kedua klasemen Serie A 2021/2022. Rossoneri baru saja menang 4-2 atas Empoli, Kamis (23/12/2021) dini hari untuk pekan ke-19 sekaligus menutup paruh musim.
Dalam laga tersebut, AC Milan meraih kemenangan berkat gol-gol Frank Kessie (12', 42'), Alessandro Florenzi (63'), dan Theo Hernandez (69'). Sementara, dua gol Empoli dilesakkan Nedim Bajrami (18'), dan Andrea Pinamonti (84').
Hasil itu memutus periode buruk Milan yang membuatnya dikudeta Inter di posisi pertama. Tambahan tiga poin membuat Milan bertengger di peringkat kedua klasemen Serie A dengan 42 poin. Mereka terpaut empat poin dari Inter Milan yang memimpin klasemen.
Namun ada pekerjaan rumah lain, yaitu lini depan AC Milan terlihat kesulitan mencetak gol belakangan ini. Legenda Rossoneri Roberto Donadoni menilai hal tersebut disebabkan karena mereka sangat kehilangan Rafael Leao dan Ante Rebic.
Roberto Donadoni mengakui bahwa banyaknya striker yang absen akibat cedera, menjadi sumber masalah Milan dalam mencetak gol. Praktis AC Milan sebelumnya hanya mengandalkan sosok Zlatan Ibrahimovic atau Junior Messias.
Krisis Gol
Absennya Leao dan Rebic yang mengalami cedera berdampak besar pada penampilan Milan. Donadoni menyebut Milan kesulitan mecetak gol di beberapa laga terakhir karena kedua pemain tersebut tidak bermain.
“Milan merasakan absennya Rafael Leao dan Ante Rebic, yang sama-sama punya insting gol,” kata Donadoni kepada La Gazzetta dello Sport.
Kontribusi Brahim Diaz Kurang
Brahim Diaz dicoret dan digantikan oleh Franck Kessie dalam peran yang lebih maju dalam laga kontra Empoli. Terbukti, gelandang asal Pantai Gading itu mencetak dua gol.
Donadoni menilai Brahim tidak bisa diandalkan untuk menjebol gawang lawan. Pasalnya, pemain asal Spanyol tersebut tidak punya insting mencetak gol.
“Brahim Diaz adalah seseorang yang dapat menciptakan peluang, tetapi dia tidak memiliki insting gol dalam DNA-nya," tutur Donadoni.
"Stefano Pioli bisa bekerja dengan mereka, dan membuat pemain sayap lebih sering menyerang gawang, tetapi banyak hal bergantung pada karakteristik para pemain,” jelasnya.
Disadur dari: Bola.net (Aga Deta, published 24/12/2021)