4 Masalah yang Merecoki Manchester United di Era Ralf Rangnick: Terancam Gagal Tembus 4 Besar Nih

oleh Aryo Atmaja diperbarui 30 Des 2021, 07:15 WIB
Manajer Manchester United, Ralf Rangnick, mengaku kesal dengan penampilan timnya saat ditahan 1-1 Newcastle United pada laga pekan ke-19 Premier League di St. James' Park, Selasa (28/12/2021) dini hari WIB. (AFP/Paul Ellis)

Bola.com, Jakarta - Manchester United belum sepenuhnya tampil menjanjikan di bawah naungan pelatih baru, Ralf Rangnick. Dalam partai terakhir atau pekan ke-19 Liga Inggris, mereka hanya mampu bermain imbang 1-1 kontra Newcastle United, Selasa (28/12/2021) dini hari WIB.

Hasil minor pertama di Liga Inggris semenjak kepelatihan Ralf Rangnick menggantikan Ole Gunnar Solskjaer. Dalam laga tersebut, Newcastle United unggul terlebih dahulu lewat Allan Saint-Maximin pada menit ketujuh.

Advertisement

Namun, Setan Merah baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-71 lewat aksi Edinson Cavani. Hasil imbang membuat Man United tertahan di peringkat ketujuh klasemen Premier League dengan 28 poin dari 17 laga. Adapun Newcastle terpuruk di posisi ke-19 dengan 11 poin dari 19 laga.

Sang pelatih interim Manchester United kecewa setelah timnya hanya bisa imbang melawan Newcastle dalam lanjutan Premier League. Rangnick menilai timnya masih sering melakukan kesalahan.

Banyak faktor yang membuat Manchester United seperti masih bermain angin-anginan. Menjadi pekerjaan rumah bagi Ralf Rangnick untuk segera menemukan racikan tim spesial dan segera beranjak ke papan atas klasemen.

Bisa jadi Man United terlempar dari persaingan merebut jatah tiket Liga Champions musim depan, jika performa mereka masih seperti sekarang ini.

2 dari 6 halaman

Banyak Lakukan Kesalahan Elementer

Manchester United harus puas bermain imbang 1-1 kontra Newcastle United pada laga pekan ke-19 Premier League di St. James' Park, Selasa (28/12/2021) dini hari WIB. (AFP/Paul Ellis)

Rangnick tidak puas dengan performa yang ditunjukkan MU. Dia menilai timnya masih masih sering membuat kesalahan yang merugikan diri sendiri.

"Masalah terbesar kami adalah kesalahan yang kami buat, kehilangan bola, kesalahan sendiri ketika kami menguasai bola, kami sangat sering kehilangan bola," kata Rangnick di situs resmi klub belum lama ini.

"Bahkan di babak kedua, ketika kami mencetak gol penyeimbang dan dua atau tiga pemain mereka cedera, kami tidak benar-benar mengendalikan permainan dan mengambil keputusan yang salah di momen-momen penting dan itulah masalahnya," tuturnya.

3 dari 6 halaman

Miskin Gol

Pemain Manchester United Edinson Cavani (kiri) mencetak gol ke gawang Newcastle United pada pertandingan sepak bola Liga Inggris di St. James' Park, Newcastle, Inggris, Senin (27/12/2021). Pertandingan berakhir imbang 1-1. (AP Photo/Jon Super)

Lini Manchester United era Ralf Rangnick juga tak terlalu tajam. Dari empat pertandingan tersebut, Tim Setan Merah hanya mampu mencetak satu gol per laga.

MU menang 1-0 atas Crystal Palace dan Norwich City, serta bermain imbang 1-1 kontra Young Boys (Liga Champions) dan Newcastle United.

Situasi ini agak berbeda dengan era Michael Carrick. Manchester United mampu mencetak enam gol dari tiga laga yang dimainkan. Padahal, lawan yang dihadapi relatif sulit seperti Villarreal, Chelsea, dan Arsenal.

Tidak hanya itu, seluruh gol yang disarangkan Manchester United terjadi pada paruh kedua. Hal tersebut memperlihatkan pemain MU masih kesulitan memahami gaya bermain yang diinginkan Ralf Rangnick.

Manajer asal Jerman itu menampik jika pemain Manchester United sulit menerapkan taktik yang diinginkannya di lapangan. Ralf Rangnick menilai pemain MU kurang agresif dalam menembus pertahanan lawan.

"Itu bukan soal formasi, ini soal seberapa agresif kami. Itu adalah masalah energi dan, di area itu, kami harus menjadi lebih baik, termasuk apa yang kami lakukan saat menguasai bola," kata Rangnick.

"Bahkan ketika kami menguasai bola, kami memiliki terlalu sering memberi giveway, termasuk gol itu dan, jika Anda kebobolan pada menit ke-7 di St James' Park, maka segalanya menjadi lebih rumit," lanjutnya.

4 dari 6 halaman

Cristiano Ronaldo Sering Marah

Reaksi pemain Manchester United Cristiano Ronaldo saat melawan Newcastle United pada pertandingan sepak bola Liga Inggris di St. James' Park, Newcastle, Inggris, Senin (27/12/2021). Pertandingan berakhir imbang 1-1. (AP Photo/Jon Super)

Bintang utama Manchester United, Cristiano Ronaldo memang menjadi tumpuan di lini depan tim Setan Merah. Sejak didatangkan dari Juventus musim panas lalu, ia belum habis sebagai striker mematikan.

Kiprahnya bersama Manchester United musim ini, ia sudah mencetak tujuh gol dan dua assist dalam 14 pertandingan terakhir di Premier League. Sementara di Liga Champions, Ronaldo mencatat enam gol dari lima pertandingan di babak penyisihan grup.

Namun Ronaldo juga bisa menjadi beban bagi timnya. Hasrat dan ambisinya memang sangat tinggi untuk memenangkan sebuah pertandingan. Namun jika situasinya tidak sesuai harapan, ia berubah emosional dan kerap terlihat marah.

Satu di antaranya adalah saat Man United dibantai Liverpool 1-4 di Old Trafford, Cristiano Ronaldo sangat kecewa dan marah hingga melakukan pelanggaran keras kepada pemain lawan.

5 dari 6 halaman

Pemain Manja

Tiga pemain Manchester United, Bruno Fernandes, Alex Telles, dan Fred, setelah kemenangan atas Crystal Palace dalam laga pekan ke-15 Liga Inggris di Old Trafford, Minggu (5/12/2021). (AP Photo/Jon Super)

Hasil imbang kontra Newcastle kemarin membuat Man United tertahan di peringkat ketujuh klasemen Premier League dengan 28 poin dari 17 laga. Adapun Newcastle terpuruk di posisi ke-19 dengan 11 poin dari 19 laga.

Mantan bek kanan Manchester United, Gary Neville mengkritik habis-habiskan Bruno Fernandes usai laga versus Newcastle yang berakhir imbang tersebut. Pemain asal Portugal itu bahkan disebut oleh Gary Neville sebagai pemain yang manja.

Ketika berbicara di Sky Sports, Neville sempat mengkritik tingkah Cristiano Ronaldo usai laga berakhir. Kini, ia juga mengecam sikap Fernandes di lapangan.

Gary Neville mengakui bahwa Bruno Fernandes dan juga Cristiano Ronaldo menunjukkan sikap yang tidak patut dicontoh oleh pemain lain.

"Ada juga Fernandes yang merengek. Mereka adalah dua pemain senior. Ini menghancurkan bagi pemain muda ketika dua pemain terbaik melihat setiap pemain lain seolah-olah mereka tidak cukup baik," ujar Neville.

"Cavani tak melakukannya. Saya tidak berpikir Cavani layu di hadapan Ronaldo atau Fernandes, saya pikir dia membela mereka dan membantu pemain muda lainnya di lapangan. Dia dibutuhkan di lapangan," tegasnya.

6 dari 6 halaman

Yuk Intip Posisi Manchester United di Premier League

Berita Terkait