Bola.com, Jakarta - Keputusan itu datang tiba-tiba. Setelah tak lagi bisa berkembang sebagai pemain, Alexandre Pölking berpikir menyelesaikan kariernya sebagai pesepak bola profesional di Siprus.
Kala itu, ia sudah berusia 31 tahun. Meski masih bisa, tapi berlaga di liga-liga dengan kasta rendah, membuatnya berpikir untuk segera melepas status pemain profesional. Sebuah perjudian yang akhirnya membawa berkah, meski sempat beberapa kali terjatuh.
Nama Alexandre Polking kini melambung tinggi, terutam di kalangan penggila sepak bola Timnas Thailand. Tak terlalu lama memersiapkan pasukan, ia sanggup memberi gelar Piala AFF bagi masyarakat negeri Gajah Putih.
Artinya, sejak kali pertama berstatus resmi pelatih Timnas Thailand, Alexandre Pölking hanya butuh waktu 3 bulan dan 4 hari mengembalikan status terbaik di Asia Tenggara. Maklum, pada edisi Piala AFF 2018, Thailan harus kehilangan gelar karena direbut Vietnam.
Kehadiran Alexandre Pölking memang tak asing lagi bagi publik sepak bola Thailand. Kali pertama datang, ia langsung bersinggungan dengan Timnas Thailand. Yup, ia adalah asisten Winfried Schafer, yang menangani War Elephants sejak Juni 2011.
Berkah Khusus
Setelah itu, karier kepelatihan Alexandre Polking tak pernah lepas dari kawasan domestik Thailand. Sempat menangani tim Ho Chi Minh City, ia menerima tawaran menjadi pelatih Timnas Thailand, menggantikan peran Akira Nishino.
Nama terakhir harus angkat kaki dari negeri Gajah Putih setelah Timnas Thailand gagal di panggung Kualifikasi Piala Dunia 2022. Artinya, tugas pertama Alexandre Pölking adalah di panggung Piala AFF 2020, dan semua itu dibayar lunas pelatih berusia 45 tahun itu dengan trofi.
Pada babak final Piala AFF 2020, pasukan Alexandre Pölking berhasil menghempaskan mimpi Timnas Indonesia. Pada pertemuan pertama, Thailand unggul 4-0, dan seri 2-2 pada laga malam ini.