Timnas Indonesia Imbang Kontra Thailand di Leg II Final Piala AFF 2020: Stamina Habis di Babak Kedua

oleh Aryo Atmaja diperbarui 02 Jan 2022, 00:15 WIB
Gelandang Timnas Indonesia, Ricky Kambuaya ketika mencetak gol ke gawang Timnas Thailand di final Piala AFF 2020. (AFP/Roslan RAHMAN).

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia harus puas kembali menjadi runner-up ajang Piala AFF untuk edisi 2020, setelah hanya mampu bermain imbang 2-2 pada leg kedua final kontra Thailand di National Stadium, Singapura, Sabtu (1/1/2022) malam WIB.

Timnas Indonesia dengan demikian kalah secara agregat 2-6 dari Thailand dalam dua kali laga final. Sebelumnya skuad Merah-putih kalah telak 0-4 pada leg pertama, Rabu (29/12/2021).

Advertisement

Dalam laga kedua final, Timnas Indonesia sebenarnya berhasil unggul terlebih dahulu pada babak pertama melalui gol Ricky Kambuaya. Namun Thailand berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 lewat gol Adisak Kraisorn dan Sarach Yooyen.

Egy Maulana Vikri berhasil menyamakan skor menjelang laga berakhir, lewat sepakan kaki kirinya. Namun gol Egy Maulana tak dapat menolong Indonesia mengejar defisit dari Thailand.

Hingga peluit panjang dibunyikan wasit, kedudukan 2-2 bertahan dan Thailand merayakan gelar juaranya yang keenam sepanjang sejarah Piala AFF.  Sementara Timnas Indonesia mempertegas predikat raja runner-up Piala AFF dengan koleksi yang keenam.

 

 

2 dari 3 halaman

Pertandingan Sulit

Timnas Thailand ketika mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia di final Piala AFF 2020. (AFP/Roslan RAHMAN).

Eks pemain Timnas Indonesia, Agung Setyabudi memiliki pengamatan terkait penampilan anak asuh Shin Tae-yong pada leg kedua final. Ia menilai stamina para pemain Indonesia habis di babak kedua, dan hal itu menjadi penyebab kegagalan mengatasi Thailand.

“Berat melawan Thailand, tim kuat, tidak cukup dengan modal semangat juang, dan ini yang didapat. Harus diapresiasi perjuangan Timnas Indonesia. Hasil imbang ini sudah bagus,” terangnya kepada Bola.com, Sabtu malam.

“Babak pertama mainnya bagus, lebih berani menyerang dan tidak takut passing. Babak kedua habis stamina, seperti tidak bisa memainkan tempo. Kapan mempercepat atau memperlambat tempo sudah hilang semua,” lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Problem Penyelesaian Akhir

Usai tertinggal, Ricky Kambuaya dan kawan-kawan mencoba mengembangkan permainan. Namun, mereka selalu gagal akibat kedisipinan para pemain Thailand hingga seringkali balik menekan pertahanan Indonesia. (AFP/Roslan Rahman)

Pria yang merupakan kapten Timnas Indonesia di Piala Assia 2004 ini menambahkan ada sedikit kekurangan dalam hal penyelesaian akhir yang dimiliki Witan Sulaiman dkk. Mengingat sebenarnya banyak peluang yang tercipta.

"Penyelesaian akhir kurang. Timnas Indonesia bermain dengan strategi false nine, dan enggak punya striker tajam. Lebih mengandalkan lini tengah, dan banyak gol yang diciptakan para gelandang," lanjut Agung.

“Secara umum selama turnamen ini adalah hasil yang bagus dan pantas diapresiasi untuk modal Timnas Indonesia berlaga di ajang-ajang berikutnya. Tetap jaga semangatnya!” tegas pria berdomisili di Kawasan Banyuanyar, Solo.

Berita Terkait